I PENDAHULUAN
Dalam kehidupan anak ada 2 proses yang beroperasi secara kontinu, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Kedua proses ini berlangsung secara interpenden, saling bergantung satu sama lainnya. Kedua proses itu tidak bisa dipisahkan dalam bentuk yang murni bediri sendiri – sendiri, akan tetapi bisa dibedakan untuk mudah memahaminya
II RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pertumbuhan fisik dan perkembangan motorik pada anak ?
2. Apa factor – factor yang mempengaruhi perumbuhan fisik dan perkembangan motorik ?
3. Bagaimana mengoptimalkan pertumbuhan fisik dan perkembangan motorik ?
III PEMBAHASAN
A. Pertumbuhan Fisik
Pertumbuhan ialah merupakan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi – fungsi fisisk yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat, dalam passage ( peredaran waktu ) tertentu .
Pertumbuhan berarti pula sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik ( resam tubuh, keadaan jasmaniah ) yang herediter / turun menurun dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan.
Hasil Pertumbuhan dapat berwujud :
1) Badan bertambah besar;
2) Tubuh bertambah berat;
3) Tulang – tulang lebih besar, panjang, berat, dan kuat;
4) Perubahan system persyarafan;
5) Perubahan pada struktur jasmaniah lainnya.
Pada waktu dilahirkan, anak laki – laki umumnya lebih pajang dan lebih berat dari pada anak wanita. Selama tahun pertama, panjang badan bertambah 1/3 bagian dan berat badan menjadi 3 kali berat semula. Proporsi badan berubah dengan cepat terutama pada bagian kedua tahun pertama. Kaki tumbuh dengan sangat cepat mulai 8 minggu, lebih cepat dibanding dengan pertumbuhan kepala. Kepala tumbuh relative lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan badan sebagai keseluruhan.
Pertumbuhan jasmaniah berakar pada organisme yang selalu berproses untuk menjadi ( the process of coming into being ). Jelasnya,organisme merupakan system yang mekar secara kontinu, yang selalu beroperasi atau berfungsi, juga sifat dinamis, dan tidak pernah statis secara komplit ( kecuali kalau sudah mati ).
Pertumbuhan jasmaniah ini dapat diteliti dengan mengukur :
1) berat;
2) Panjang; dan
3) Ukuran lingkaran, misal : kepala, dada, pinggul, lengan, dan lain sebagainya.
Dalam pertumbuhannya, macam – macam bagian tubuh itu mempuyai perbedaan tempo kecepatan. Misal :
- Pertumbuhan alat – alat kelamin berlangsung paling lambat pada usia anak – anak, tetapi mengalami percepatan pada masa pubertas;
- Pertumbuhan susunan syaraf pusat berlangsung paling cepat pada masa kanak – kanak, kemudian menjadi lambat pada masa akhir anak – anak, dan relative berhenti pada masa spubertas.
Faktor – factor yang mempengaruhi pertumbuhan organis :
1) Faktor – factor sebelum lahir. Sseperti : perisiwa kekurangan nutrisia pada ibu dan janin, jani terkena virus, keracunan sewaktu bayi ada dalam kandungan;
2) Faktor ketika lahir. Seperti : intracranial haemorrahage atau pendarahan pada bagian kepala bayi, disebabkan oleh tekanan dari dinding rahim ibu sewaktu ia dilahirkan.
3) Factor sesuah lahir. Seperti : pengalaman traumatic ( luka – luka ) pada kepala, kepala bagian dalam luka karena bayi jatuh, kepala terpukul, atau mengalami serangan sinar matahari ( Zonnessteek );
Bayi – bayi yang dilahirkan oleh ibu – ibu dari golongan social ekonomis yang rendah pada umumnyatubuh lebih kecil dari pada bayi – bay yang dilahirkan oleh ibu – ibu dari klas menengah dan tinggi.
4) Faktor Psikologis. Seperti : bayi diringgalkan ibu, ayah atau kedua orag tuanya. Anak yang demikian akan mengalami innatsitie ( kehampaan psikis, kering dari perasaan, sehingga mengakibatkan retardasi / kelambatan pertumbuhan pada semua fungsi jasmaniah.
B. Perkembangan Motorik
Perkembangan ialah Perubahan – perubahan psiko – fisik sebagai hasil dari proses pematangan fungsi – fungsi psikis dan fisik pada anak, ditunjang oleh factor lingkungan dan proses belajar dalam passage waktu tertent, menuju kedewasaan .
Perkembangan anak tidak berlangsung secara mekanis – otomatis, sebab perkembangan tersebut sangat tergantung pada beberapa factor secara simultan, yaitu:
1) Faktor Herediter ( Warsisan sejak lahir, bawaan );
2) Faktor Lingkungan yang menguntungkan, atau yang merugikan;
3) Kematangan fungsi – fungsi organis danfugsi - fungsi spsikis, dan;
4) Akstivitas anak sebagai subyek bebas yang berkemauan, kemampuan seleksi, bisa menolak atau menyetujui, punya emosi, serta usaha membangun diri sendiri.
Di dalam membicarakan perkembangan perkembangan motorik anak, akan dibicarakan tentang ciri – ciri motorik, yang pada umumnya melalu 4 tahap . Yaitu :
1) Gerakan – gerakannya tidak disadari, tidak disengaja, dan tanpa arah. Gerakan anak pada masa ini semata – mata hanya oleh karena adanya dorongan dari dalam. Misal : anak mengerak – gerakan kaki dan tangannya, memasukkan tangan ke mulut,mengedipkan mata, dan gerak – gerak lain, yang tidak disebabkan oleh adanya dorongan rangsangan dari luar.
2) Gerakan – gerakan anak itu tidak khas. Artinya gerakan yang timbul, yang disebabkan oleh perangsang tidak sesuai dengan rangsangannya.
Misal : bila si anak diletakkan di tangannya sesuatu benda, maka benda itu dipegangnya tidak sesuai dengan kegunaan benda tersebut, sehingga bagi orang dewasatampak sebagai sesuatu gerakan yang bodoh;
3) Gerakan – gerakan anak itu dilakukan dengan masal. Artinya hampir seluruh tubuh ikut bererak untuk mereaksi perangsang yang datang dari luar.
Misal : Bila kepadanya diberikan sebuah bola, maka bola itu diterima dengan kedua tangan dan kedua kakinya sekaligus;
4) Gerakan – gerakan anak itu disertai gerakan – gerakan lain, yang sebenarnya tidak diprlukan.
Di dalam perkembangan selanjutnya gerakan – gerakan itu makin lama makin terdiferensiasi, artinya hanya bagian tubuh tertentu saja yang bergerak. Dan itu pun bila ada perangsang yang mengenalnya. Misal :
- bila pada bibirnya disentuhkan sesuatu, maka hanya bibir itu saja yang bererak.
- Bila kepadanya dipancarkan cahaya yang mengenai matanya, ia pun hanya berkedip – kedip karena silau, dan sebagainya.
Sesudah agak besar, maka tampak bahwa gerakan – gerakan anak itu tidak lagi hanya oleh karena dorongan dari dalam, melainkan gerakan – gerakan itu sudah dikuasai. Tentu saja hal ini adalah oleh karena grakan – gerakan itu telah dibantu oleh hasil perkembangan – perkembangan yang lain, misalnya dibantu oleh perkembangan alat indra, dibantu perkembangan keseimbangan, dan sebagainya.
Pada masa berikutnya anak sering pula melakukan gerakan – gerakan yang berlebihan. Hal ini dapat dilihat pada waktu mereka bermain – main. Mereka melakukan gerakan itu selalu berlebih dari secukupnya. Mereka tampak berlari – lari, berteriak – teriak, dan sebagainya yang sebenarnya tidak perlu. Hal inilah, yang menyebabkan mengapa pada kehidupan anak – anak yang sering terjadi ribut – ribut, yang bagi orang tua yang kurang mengerti, mereka sangat mngganggu dan merepotkan. Hal ini pulalah yang menyebabkan mengapa anak lebih senang kepada permainan yang menggunakan banyak gerakan – gerakan, dari pada permainan yang hanya dilakukan dengan duduk – duduk.
C. Faktor – factor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fisik dan Perkembangan Motorik
Beberapa hal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak :
a. Kesehatan, yang kurang baik dapat menghambat anak menikmati yag ia lakukan;
b. Lingkungan, yang tidak mendukung;
c. Bimbingan yang kurang tepat, baik dari guru, orang tua, terutama dalam bimbingan belajar dan berperilaku secara social;
d. Keputusan yang kurang tepat dan tidak terncana;
e. Tidak diberikan kebebasan pada anak untuk mengekspresikan dirinya;
f. Harapan – harapan yang realistis,
D. Optimalisasi Pertumbuhan Fisik dan Perkembangan Motorik
Penguasaan tugas – tugas perkembangan tidak lagi sepenuhnya menjadi tanggung jawab orang tua seperti seperti pada tahun – tahun prasekolah. Sekarang, penguasaan ini juga menjadi tanggung jawab guru – guru dan sebagian kecil juga menjadi tanggung jawab kelompok teman – teman. Misal : pengembangan berbagai ketrampilan dasar dasar seperti membaca, menulis, berhitung, dan pengembangan sikap – sikap terhadap kelompok social dan lembaga – lembaga
Upaya – upaya yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan perkembangan pada masa anak – anak :
1) Fakktor kesehatan dan gizi. Ini merupakan factor penting agar pertumbuhan fisik anak dapat berkembang secara ideal. Semakin baik kesehatan dan gizi, anak cenderung semakin besar dari usia ke usia dibandingkan dengan anak yang kesehatan dan gizinya buruk;
2) Kestabilan emosional. Ketegangan emosional juga dapat mempengaruhi pertumbuhan fisik. Anak yang tenang tumbuh lebih cepat dari pada anak yang mengalami gangguan emosional.
3) Menstimulasi kecerdasan anak;
4) Mengembangkan Kreativitas.
IV KESIMPULAN
1) Hasil Pertumbuhan dapat berwujud :
a. Badan bertambah besar;
b. Tubuh bertambah berat;
c. Tulang – tulang lebih besar, panjang, berat, dan kuat;
d. Perubahan system persyarafan;
e. Perubahan pada struktur jasmaniah lainnya.
2) Perkembangan anak tidak berlangsung secara mekanis – otomatis, sebab perkembangan tersebut sangat tergantung pada beberapa factor secara simultan, yaitu:
a. Faktor Herediter ( Warsisan sejak lahir, bawaan );
b. Faktor Lingkungan yang menguntungkan, atau yang merugikan;
c. Kematangan fungsi – fungsi organis danfugsi - fungsi spsikis, dan;
d. Akstivitas anak sebagai subyek bebas yang berkemauan,.
3) Beberapa hal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak :
a. Kesehatan, yang kurang baik dapat menghambat anak menikmati yag ia lakukan;
b. Lingkungan, yang tidak mendukung;
c. Bimbingan yang kurang tepat,
d. Keputusan yang kurang tepat dan tidak terncana;
e. Tidak diberikan kebebasan pada anak untuk mengekspresikan dirinya;
f. Harapan – harapan yang realistis,
V PENUTUP
Demikianlah makalah yang kami susun mengenai Karakterisik Pertumbuhan Fisik dan Perkembangan Motorik, untuk itu kita pelajari apakah pertumbuhan fisik dan perkembangan motorik pada anak sesuai dengan teori – teori tersbut. Dan pada akhirnya masukan – masukan ataupun kritikan – kritikan yang konstruktif sangatlah kami nantikan guna membenahi makalah kami yang akan datang.
Sabtu, 17 Oktober 2009
KEDUDUKAN HADITS Di Samping Al Qur'an
Ummat islam sepakat bahwa sumber ajaran islam yang pertama dan utama adalah Al Qur'an. Ia diturunkan melalui malaikat Jibril a.s. dan diteruskan kepada ummat manusia secara mutawatir dengan bentuknya yang sangat global ( mujmal ). Oleh karena keadaanya yang masih global sedangkan ia harus dipedomani sebagai petunjuk oleh manusia, maka ia perlu dijelaskan dan dijabarkan. Dengan demikian ummat yang hendak memedomaninya hendaklah mencari sumber ajaran kedua sebagai pendamping Al Qur'an, yakni Al hadits.
A. DALIL KEHUJJAHAN HADITS
Al Hadits dalam arti khusus adalah Sunnah atau sunnah Rosul sebagaimana yang tersebut dalam sabdanya :
لقد تركت فيكم أمرين لن تضلّوا إن تمسكتم بهما كتاب الله وسنة رسوله ( رواه المالك )
Artinya : " Telah aku tinggalkan pada diri kamu sekalian dua perkara hingga kalian tidak akan tersesat selama berpegang teguh dengannya. Yaitu Kitab Allah dan Sunnah Rosul-Nya " ( H.R.. Malik )
Agar hadits mempunyai kekuatan hukum sebagai sumber sekaligus pedoman ajaran islam, maka ia harus mempunyai dalil kehujjahan, dasar hukum yang jelas. Ada dua dalil kehujjahan sebagai sumber ajaran islam yang dapat dijadikan acuan, yaitu dalil tekstual ( dalil Naqli ) dan dalil rasional ( dalil 'Aqli ).
1. Dalil Tekstual ( Naqli )
Yakni bukti – bukti yang berupa teks – teks ( nash ), baik dari Al Qur'an maupun Al Hadits itu sendiri. Teks – teks yang dimaksud diharapkan memberi isyarat kepada kita bahwa Al Hadits berkedudukan sebagai sumber ajaran islam setelah Al Qur'an. Berikut dalil kehujjahannya secara tekstual dapat disimak bebrapa ayat dan hadits berikut :
a. dari ayat al Qur'an yang menjelaskan kedudukan Al Hadits, yaitu :
1) Surat An Nisa ayat, : 59
ياايهاالذين اموا اطيعوالله واطيعواالرسول واولى الامر منكم...( النساء : 59 )
Artinya : " Hai orang – orang yang beriman ta'atlah kamu semua kepada Allah dan ta'atilah rasul-Nya dan Ulil amri diantara kamu "
2) Surat An Nsa ayat, : 80
من يطع الرسول فقد أطاع الله......( النساء : 80 )
Artinya : " Barang siapa menaati rasul, niscaya ia menaati Allah ".
3) Surat An Nahl, ayat : 44
وانزلنا إليك الذكر لتبين للناس ما نزل إليهم ولعلهم يتفكرون ( النحل : 44 )
Artinya : " Dan Aku menurunkan Al Dikr kepadamu agar kamu menjelaskan kepada manusia apa yang diturunkan kepada mereka dan supaya mereka berfikir ".
4) Surat Al Maidah, ayat 92
واطيعوالله واطيعواالرسول واحذروا...( المائدة : 92 )
Artinya : " Dan taatlah kepada Allah dan taatilah rasul-Nya, dan berhati – hati…….)
5) Surat Al Hasyr, Ayat : 7
وما اتاكم الرسول فخذوه وما نهاكم عنه فانتهوا.......( الحشر : 7 )
Artinya : " Apa yang dibawa rasul-Nya maka ambillah, dan apa yang dilarangnya maka tinggalkanlah ".
b. dari hdits yang didapati sabda mengenai kedudukan hadits yang sangat populer, yaitu :
لقد تركت فيكم أمرين لن تضلّوا إن تمسكتم بهما كتاب الله وسنة رسوله ( رواه المالك )
Artinya : " Telah aku tinggalkan pada diri kamu sekalian dua perkara hingga kalian tidak akan tersesat selama berpegang teguh dengannya. Yaitu Kitab Allah dan Sunnah Rosul-Nya " ( H.R.. Malik )
2. Dalil Rasional ( 'Aqli )
Yang dimaksud dengan dalil ini adalah argumen yang disusun berdasarkan pendekatan akal untuk menjelaskan kedudukan hadits. Hampir dapat dibayangkan betapa seorang manusia tidak akan bisa menjalankan praktik ' ubudiyyah maupun praktik Mu'amalah dengan benar bila mengambil pijakan langsung dari a Qur'an tanpa mengetahui keterangan dan penjabaran dari hadits terhadap ayat – ayat mengenai hal – hal di atas.
Di antara kita tidak mungkin bisa mendirikan sholat tanpa memedomani al Hadits, karena dalam al Qur'an hanya ditemukan perintah sholat, perintah ruku', dan sujud secara mujmal tanpa disertai penjelasan teknis bagaimana cara melaksanakannya, berapa roka'at untuk pelaksanaan sholat dzuhur, apa yang dibaca di dalamnya, dan sebagainya. Begitu pula al Qur'an tidak menerangkan syarat dan rukun untuk sholat, puasa, dan praktik ibadah lainnya, kecuali perintah belaka.
Oleh karena itu para shahabat senantiasa kembali kepada Rasul Allah SAW.untuk mencari tahu mngenai hal – hal yang tercantum dalam al Qur'an tetapi sulit dipahami, apalagi ketika menjumpai beberapa peristiwa yang tidak didapati dalam teks ( nash ) dalam al Qur'an, kecuai hanya melalui ketetapan ( Taqrir ) dari nabi. Begitu pula para imam di masa – masa awal melakukan hal yang sama. Karena kegigihannya mencari keterangan dari hadits terhadap al Qur'an itulah maka mereka disebut sebagai imam mujtahid, yakni para tokoh yang serius menekuni bidangnya.
Hal ini tidak mengandung maksud untuk mengecilkan atau merendahkan posisi al Qur'an, tetapi justru menjadikannya sebagai wahyu yang berstatus sebagai sumber ajaran islam yang pertama dan utama.
B. FUNGSI HADITS TERHADAP AL QUR'AN
Al Qur'an yang suci diturunkan untuk kepentingan ummat manusia dan makhluk lainnya disegala waktu dan tempat. Oleh karenanya ia harus mampu menerobos dimensi kemanusiaan tanpa dibatasi oleh waktu dan temapat, dengan menawarkan konsep – konsep yang universal, bahkan tidak hanya tersentral pada obyek saja, yakni ummat islam, tetapi mampu berinteraksi dengan seluruh ummat manusia dan jin di dunia. Hal ini besar sekali peluangnya untuk menjadikan konsep al Qur'an bersifat radikal, ideal, dan melangit, sementara ia untuk makhluq yang hidup di pelataran bumi.
Nah, agar universalitas al Qur'an dapat diinterpretasikan dalam kehidupan ummatnya dan membumi, maka diperlukan pemahaman dan interpretasi. Salah satu referensinya adalah hadits nabi. Berkenaan denganhal tersebut Hadits terhadap al Qur'an befungsi sebagai berikut :
1) Sebagai Tabyin ( Penjelas )
Yang berarti menjelaskan nash al Qur'an yang dalam dan luas maknanya agar menjadi berarti, jelas, dan dapat dilaksanakan isinya ( practicable ), serta bisa diterima misinya ( accesable ), fungsi ini tersurat dalam ayat berikut :
وانزلنا اليك الذكر لتبين للناس ما نزل اليهم ولعلهم يتفكرون ( النحل : 44 )
Artinya : " Dan Aku menurunkan Al Dikr kepadamu agar kamu menjelaskan kepada manusia apa yang diturunkan kepada mereka dan supaya mereka berfikir ".
2) Sebagai Takhshish ( Pengkhushusan )
Dengan fungsi ini al Hadits memberikan spesifikasi terhadap ayat – ayat yang masih bersifat umum andungannya. Misalnya, ayat tentang pebagian waris berikut ini masih bersifat umum :
يوصيكم الله فى اولادكم للذكر مثل حظ الانثيين...( النساء : 11 )
Artinya : " Allah berwasiat kepada kalian dalam hal pembagian waris untuk anak – anak kalian bahwa bagi anak laki – laki ada hak sama dengan dua anak perempuan ".( Q.S. An Nisa : 11 )
Kata ( الذكر ) yang berarti anak laki – laki dalam ayat di atas masih bersifat umum, maka keumumannya tersebut perlu ditakhshish, dispesifikasi dengan hadits berikut ini hingga lebih jelas maksudnya :
.....إلا لقاتل الوارث........
Artinya : " ……Kecuali ( anak laki – laki ) yang membunuh ( orang tua ) yang mewarisi ……..)
Dengan hadits tersebut tidak semua anak laki – laki memperoleh bagian dua kali lebih tinggi dari bagian anak perempuan sabagaimana yang secara tekstual tertera dalam ayat di atas. Atau ayat di atas ditakhshish dengan hadits berikut : .....إلا فى غيرالدين
Artinya : " kecuali ( anak – anak lelaki yang memeluk ) agama lain ".
3) Sebagai Ta'kid ( Penguatan )
Maksudnya adalah hadits memberikan penekanan dan penguatan terhadap apa yang termaktub dalam al Qur'an. Misalnya tentang kewajiban shalat, puasa, dsb. Yang telah diungkap dalam al Qur'an akan ditekankan kembali dalam hadits, baik mengenai hukum pelaksanaannya maupun teknis pelaksanaannya.
4) Sebagai Taqyid ( Pembatasan )
Adalah berfungsi untuk membatasi absolusitas obyek hokum dalam al Qur'an. Misalnya ayat berikut :
فاقطعوا ايديهما.....
Artinya : " Maka Potonglsh kedua tangannya……..
Kata ايديهما di atas belum ada ada batasannya, masih bersifat umum, yang mana tangan mempunyai banyak bagian, dari bahu hingga jari jemari. Agar menjadi jelas maksud di atas maka ditaqyid ( dibatasi ) dengan hadits, hingga yang dimaksud dengan ايديهما adalah pergelangan tangan ( كوعيهما ), bukan keseluruhan tangan.
5) Sebagai keterangan terhadap materi agama yang belum dijelaskan dalam al Qur'an
Fungsi ini disebut istilah الإستقلال بتشريع بعض الاحكام . misalnya tentang larangan menikah dengan wanita dan bibinya sekaligus dalam waktu yang sama. Hal tersebut belum termaktub dalam al Qur'an, baik secara eksplisit maupun implicit, maka hadits berperan menerangkannya sebagai berikut :
عن ابى هريرة أنّ رسول الله صلّى الله عليه وسلّم قال : لا يجمع بين المرأة وعمتها ولا بين المرأة وخالتها ( رواه البخاؤى مسلم )
Artinya : " Diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda : seorang tidak boleh mengumpulkan seorang wanita besama bibinya ( sebagai istri ). ( H.R. Bukhori Muslim )
Fungsi hadits dalam al Qur'an yang demikian telah disinggung dalam al Qur'an. Misalnya melalui firman Allah :
..ويحل لكم الطيبات ويحرم عليهم الخبائث...( الاعراف : 157 )
Artinya : " ..dan Allah menghalalkan bagi mereka segala yang baik, dan mengharamkan bagi segala yang buruk…
Ayat di atas mengandung isyarat, bahwa al Qur'an telah memberikan batasan mana yang halal dan mana yang haram. Jika keduanya belum terkaver secara rinci di dalamnya, maka dijelaskan melalui hadits nabi. Bagaimana hokum binatang yang bertaring, burung yang berparuh tajam, adalah keterangan hanya ada dalam hadits. Apalagi ketentuan mengenai mu'amalah, utamanya yang bersinggungan dengan komunikasi multirateral dan multicultural, dalam al Qur'an hanya didapati garis besarnya saja, sedangakan tutunan secara rinci mengenai hal di atas bersumber pada nabi, baik berupa ucapan, perbuatan, maupun sikap dan sifatnya.
C. HADITS NABAWI DAN HADITS QUDSI
Pada dasarnya hadits nabawi dan hadits Qudsi mempunyai kedudukan dan fungsi yang sama terhadap al Qur'an. Tetapi secara filosofis keduanya berbeda atau paling tidak mempunyai perbedaan. Perhatikan uraian berikut ini :
1) Hadits Nabawi
Adalah hadits yang isi dan redaksinya semata – mata merupakan otoritas Nabi Muhammad SAW. Yang demikian itu tentunya jika merupakan hadits shahih, dan jika tidak maka tidak.
Ungkapan hadits nabawi mempunyai arti hadits yang bernisbat pada nabi, yakni berupa khabar tentang ucapan, perbuatan, keputusan / ketetapan, dan sifat yang datang dari nabi, baik isi maupun redaksinya. Hadits Nabawi inilah yang menjadi obyek kajian dalam tulisn ini. Ketentuan dan sifat – sifatnya sangat kompleks hingga menuntut para pengakajinya untuk bersungguh – sungguh.
2) Hadits Qudsi
Secara harfiyyah kata Qudsi berarti suci. Dengan demikian hadits qudsi adalah hadits yang dihubungkan dengan Dzat Yang Maha Suci yaitu Allah SWT. Adapun menurut para ahli dibidangnya, hadits Qudsi dijelaskan sebagai berikut :
ما نقل الينا عن النبي صلى الله عليه وسلم مع إسناده إياه أى ربّه عزّ وجلّ
Artinya : " Apa yang kita terima dari Nabi Muhammad SAW. Berdasarkan isnad yang sampai pada Allah Yang Maha Mulia dan Agung ".
Definisi tersebut perlu dipahami secara teliti bahwa hadits Qudsi adalah hadits yang merupakan ucapan nabi, tetapi isi dan redaksinya dari Allah. Meskipu demikian haidts qudsi bukan merupakan wahyu yang apabila dibaca akan mendatangkan nilai ibadah. Inilah yang membedakannya dengan al Qur'an. Secara definitive perbedaannya dengan al Qur'an dapat dirumuskan antara lain sebagai berikut :
NO AL QUR'AN HADITS QUDSI
1 Reaksi dan isi dari Allah Isi dari Allah, redaksi dari Nabi saw
2 Membacanya termasuk ibadah Tidak termasuk ibadah
3 Eksistensinya pasti mutawatir Adanya tidak harus mutawatir
4 Merupakan dalil Qath'ai Merupakan dalil Dhanni
Adapun perbedaanya dengan hadits nabawi adalah sebagai berikut :
NO HADITS NABAWI HADITS QUDSI
1 Redaksi dan isi dari Nabi saw Isi dari Allah, redaksi dari Nabi
2 Jumlahnya tidak terbatas Jumlahnya terbatas
3 Berawalan : قال النبي , كان النبي Berawalan : قال الله , يقول الله
Kembali lagi pada pengertian hadis Qudsi. Mahmud Yunus menerangkan bahwa hadits qudsi adalah hadits yang merupakan khabar yang diberikan Allah melalui ilham atau mimpi, yang kemudian isinya dikhabarkan oleh Nabi saw.dengan redaksinya sendiri. Keadaan tersebut jelas berbea dengan al Qur'an yang diterima dari Allah sebagai barang jadi, baik isi maupun redaksi melalui Malaikat Jibril a.s.
Sedangkan menurut al Kirmani hadits Qudsi disebut pula hadits Ilahi dan hadits Robbani. Hadits qudsi diketahui dengan ciri dimulai dengan قال الله atau يقول الله . ada dua bentuk periwayatan hadits qudsi yang lazim digunakan oleh perawi, yaitu :
a. Dengan pernyataan sebagai berikut :
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم فيما يرويه عن ربه عزّ وجلّ
Artinya : " Rasulullah saw besabda sesuai dengan apa diterima dari Tuhan-Nya yang Maha Mulia dan Agung ".
b. Dengan Ungkapan sebagai berikut :
قال الله تعالى فيما رواه عنه رسوله صلى الله عليه وسلم
Artinya : " Allah berfirman sesuai dengan apa yang telah diterima oleh rasul-Nya saw. "
Contoh hadits qudsi dengan bentuk periwayatan seperti di atas adalah empat hadits sebagai berikut :
عن ابى ذر رضي الله تعالى عنه عن النبي صلَى الله عليه وسلم فيما روى عن الله تبارك وتعالى انه قال ياعبادى إنى حرّمت الظلم على نفسي وجعلته بينكم محرما فلا تظالموا ...
Artinya : " Dari Abu Dzar r.a dari Nabi saw. sesuai apa yang diterima dari Allah bahwa Dia berfirman : Hai hamba-Ku, sungguh Aku telah mengharamkan kedhaliman terhadap diri-Ku sendiri an telah Aku menjadikannya sebagai larangan bagi kamu semua. Maka janganlah saling beraniaya….)
قال النبي قال الله عز وجل : أنا عند ظنّ عبدي بي وانا معه حيث يذكرني ( رواه البخارى عن ابي هريرة )
Artinya : " Nabi saw bersabda : Allah berfirman : Aku berada pada persangkaan hamba-Ku terhadap Aku, dan Aku bersamanya selama ia mengingat Aku ".
قال النبيّ قال الله تعالى : الصوم جنة والصوم لي وأنا أجزي به اذا كان يوم صوم احدكم فلا يرفث....
Artinya : " Nabi saw bersabda : Allah berfirman : puasa merupakan perisai, puasa itu milik-Ku, dan Aku akan membalasnya, jika hari puasa diantara kalian tiba, hendaklah ia tidak berbuat dosa "
قال النبي قال الله تعالى : ياعبادى كلكم ضالّ إلا من هديته فاستهدونى أهدكم.
Artinya : " Nabi bersabda : Allah berfirman : Hai hamba-Ku semua, kamu akan sesat kecuali orang yang Aku beri petunjuk. Maka mohonlah petunjuk kepada-Ku, niscaya Aku memberi petunjuk kepadamu ".
Dengan demikian jelaslah bahwa Hadits Nabawi bersumber pada Nabi, sedangkan Hadist Qudsi bersumber pada Allah, tetapi ia tidak sama dengan wahyu yang dikenal sebagai al Qur'an.
Secara Kwantitas jumlah Hadits Qudsi memang tidak sebanyak jumlah Hadits Nabawi, Namun demikian tidak sedikit dari 'Ulama yang berupaya membukukannya. Diantara mereka adalah ibnu Taimiyyah dengan judul Al Kalim At Thayyib li ibn Taimiyyah. Sedangakan dari golongan muta'akhirin disebut nama Mulla Ali Al Qari yang tidak kalah terkenalnya pada zamannya. Adapun buku yag secara khusus berisi hadits qudsi antara lain : al Ittihafat al Saniyyah bi al Ahadits al Qudsiyyah karya Abdur Rauf al Munawi. Buku ini memuat 272 Hadits.
SUMBER RUJUKAN
Sulaiman PL, Noor, Prof.,Dr., Antologi Ilmu Hadits, Jakarta : Gaung Persada Press Jakarta, 2008.
Suparma, Munzier, Drs., Ilmu Hadits, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2002, Cet. Ke-3.
A. DALIL KEHUJJAHAN HADITS
Al Hadits dalam arti khusus adalah Sunnah atau sunnah Rosul sebagaimana yang tersebut dalam sabdanya :
لقد تركت فيكم أمرين لن تضلّوا إن تمسكتم بهما كتاب الله وسنة رسوله ( رواه المالك )
Artinya : " Telah aku tinggalkan pada diri kamu sekalian dua perkara hingga kalian tidak akan tersesat selama berpegang teguh dengannya. Yaitu Kitab Allah dan Sunnah Rosul-Nya " ( H.R.. Malik )
Agar hadits mempunyai kekuatan hukum sebagai sumber sekaligus pedoman ajaran islam, maka ia harus mempunyai dalil kehujjahan, dasar hukum yang jelas. Ada dua dalil kehujjahan sebagai sumber ajaran islam yang dapat dijadikan acuan, yaitu dalil tekstual ( dalil Naqli ) dan dalil rasional ( dalil 'Aqli ).
1. Dalil Tekstual ( Naqli )
Yakni bukti – bukti yang berupa teks – teks ( nash ), baik dari Al Qur'an maupun Al Hadits itu sendiri. Teks – teks yang dimaksud diharapkan memberi isyarat kepada kita bahwa Al Hadits berkedudukan sebagai sumber ajaran islam setelah Al Qur'an. Berikut dalil kehujjahannya secara tekstual dapat disimak bebrapa ayat dan hadits berikut :
a. dari ayat al Qur'an yang menjelaskan kedudukan Al Hadits, yaitu :
1) Surat An Nisa ayat, : 59
ياايهاالذين اموا اطيعوالله واطيعواالرسول واولى الامر منكم...( النساء : 59 )
Artinya : " Hai orang – orang yang beriman ta'atlah kamu semua kepada Allah dan ta'atilah rasul-Nya dan Ulil amri diantara kamu "
2) Surat An Nsa ayat, : 80
من يطع الرسول فقد أطاع الله......( النساء : 80 )
Artinya : " Barang siapa menaati rasul, niscaya ia menaati Allah ".
3) Surat An Nahl, ayat : 44
وانزلنا إليك الذكر لتبين للناس ما نزل إليهم ولعلهم يتفكرون ( النحل : 44 )
Artinya : " Dan Aku menurunkan Al Dikr kepadamu agar kamu menjelaskan kepada manusia apa yang diturunkan kepada mereka dan supaya mereka berfikir ".
4) Surat Al Maidah, ayat 92
واطيعوالله واطيعواالرسول واحذروا...( المائدة : 92 )
Artinya : " Dan taatlah kepada Allah dan taatilah rasul-Nya, dan berhati – hati…….)
5) Surat Al Hasyr, Ayat : 7
وما اتاكم الرسول فخذوه وما نهاكم عنه فانتهوا.......( الحشر : 7 )
Artinya : " Apa yang dibawa rasul-Nya maka ambillah, dan apa yang dilarangnya maka tinggalkanlah ".
b. dari hdits yang didapati sabda mengenai kedudukan hadits yang sangat populer, yaitu :
لقد تركت فيكم أمرين لن تضلّوا إن تمسكتم بهما كتاب الله وسنة رسوله ( رواه المالك )
Artinya : " Telah aku tinggalkan pada diri kamu sekalian dua perkara hingga kalian tidak akan tersesat selama berpegang teguh dengannya. Yaitu Kitab Allah dan Sunnah Rosul-Nya " ( H.R.. Malik )
2. Dalil Rasional ( 'Aqli )
Yang dimaksud dengan dalil ini adalah argumen yang disusun berdasarkan pendekatan akal untuk menjelaskan kedudukan hadits. Hampir dapat dibayangkan betapa seorang manusia tidak akan bisa menjalankan praktik ' ubudiyyah maupun praktik Mu'amalah dengan benar bila mengambil pijakan langsung dari a Qur'an tanpa mengetahui keterangan dan penjabaran dari hadits terhadap ayat – ayat mengenai hal – hal di atas.
Di antara kita tidak mungkin bisa mendirikan sholat tanpa memedomani al Hadits, karena dalam al Qur'an hanya ditemukan perintah sholat, perintah ruku', dan sujud secara mujmal tanpa disertai penjelasan teknis bagaimana cara melaksanakannya, berapa roka'at untuk pelaksanaan sholat dzuhur, apa yang dibaca di dalamnya, dan sebagainya. Begitu pula al Qur'an tidak menerangkan syarat dan rukun untuk sholat, puasa, dan praktik ibadah lainnya, kecuali perintah belaka.
Oleh karena itu para shahabat senantiasa kembali kepada Rasul Allah SAW.untuk mencari tahu mngenai hal – hal yang tercantum dalam al Qur'an tetapi sulit dipahami, apalagi ketika menjumpai beberapa peristiwa yang tidak didapati dalam teks ( nash ) dalam al Qur'an, kecuai hanya melalui ketetapan ( Taqrir ) dari nabi. Begitu pula para imam di masa – masa awal melakukan hal yang sama. Karena kegigihannya mencari keterangan dari hadits terhadap al Qur'an itulah maka mereka disebut sebagai imam mujtahid, yakni para tokoh yang serius menekuni bidangnya.
Hal ini tidak mengandung maksud untuk mengecilkan atau merendahkan posisi al Qur'an, tetapi justru menjadikannya sebagai wahyu yang berstatus sebagai sumber ajaran islam yang pertama dan utama.
B. FUNGSI HADITS TERHADAP AL QUR'AN
Al Qur'an yang suci diturunkan untuk kepentingan ummat manusia dan makhluk lainnya disegala waktu dan tempat. Oleh karenanya ia harus mampu menerobos dimensi kemanusiaan tanpa dibatasi oleh waktu dan temapat, dengan menawarkan konsep – konsep yang universal, bahkan tidak hanya tersentral pada obyek saja, yakni ummat islam, tetapi mampu berinteraksi dengan seluruh ummat manusia dan jin di dunia. Hal ini besar sekali peluangnya untuk menjadikan konsep al Qur'an bersifat radikal, ideal, dan melangit, sementara ia untuk makhluq yang hidup di pelataran bumi.
Nah, agar universalitas al Qur'an dapat diinterpretasikan dalam kehidupan ummatnya dan membumi, maka diperlukan pemahaman dan interpretasi. Salah satu referensinya adalah hadits nabi. Berkenaan denganhal tersebut Hadits terhadap al Qur'an befungsi sebagai berikut :
1) Sebagai Tabyin ( Penjelas )
Yang berarti menjelaskan nash al Qur'an yang dalam dan luas maknanya agar menjadi berarti, jelas, dan dapat dilaksanakan isinya ( practicable ), serta bisa diterima misinya ( accesable ), fungsi ini tersurat dalam ayat berikut :
وانزلنا اليك الذكر لتبين للناس ما نزل اليهم ولعلهم يتفكرون ( النحل : 44 )
Artinya : " Dan Aku menurunkan Al Dikr kepadamu agar kamu menjelaskan kepada manusia apa yang diturunkan kepada mereka dan supaya mereka berfikir ".
2) Sebagai Takhshish ( Pengkhushusan )
Dengan fungsi ini al Hadits memberikan spesifikasi terhadap ayat – ayat yang masih bersifat umum andungannya. Misalnya, ayat tentang pebagian waris berikut ini masih bersifat umum :
يوصيكم الله فى اولادكم للذكر مثل حظ الانثيين...( النساء : 11 )
Artinya : " Allah berwasiat kepada kalian dalam hal pembagian waris untuk anak – anak kalian bahwa bagi anak laki – laki ada hak sama dengan dua anak perempuan ".( Q.S. An Nisa : 11 )
Kata ( الذكر ) yang berarti anak laki – laki dalam ayat di atas masih bersifat umum, maka keumumannya tersebut perlu ditakhshish, dispesifikasi dengan hadits berikut ini hingga lebih jelas maksudnya :
.....إلا لقاتل الوارث........
Artinya : " ……Kecuali ( anak laki – laki ) yang membunuh ( orang tua ) yang mewarisi ……..)
Dengan hadits tersebut tidak semua anak laki – laki memperoleh bagian dua kali lebih tinggi dari bagian anak perempuan sabagaimana yang secara tekstual tertera dalam ayat di atas. Atau ayat di atas ditakhshish dengan hadits berikut : .....إلا فى غيرالدين
Artinya : " kecuali ( anak – anak lelaki yang memeluk ) agama lain ".
3) Sebagai Ta'kid ( Penguatan )
Maksudnya adalah hadits memberikan penekanan dan penguatan terhadap apa yang termaktub dalam al Qur'an. Misalnya tentang kewajiban shalat, puasa, dsb. Yang telah diungkap dalam al Qur'an akan ditekankan kembali dalam hadits, baik mengenai hukum pelaksanaannya maupun teknis pelaksanaannya.
4) Sebagai Taqyid ( Pembatasan )
Adalah berfungsi untuk membatasi absolusitas obyek hokum dalam al Qur'an. Misalnya ayat berikut :
فاقطعوا ايديهما.....
Artinya : " Maka Potonglsh kedua tangannya……..
Kata ايديهما di atas belum ada ada batasannya, masih bersifat umum, yang mana tangan mempunyai banyak bagian, dari bahu hingga jari jemari. Agar menjadi jelas maksud di atas maka ditaqyid ( dibatasi ) dengan hadits, hingga yang dimaksud dengan ايديهما adalah pergelangan tangan ( كوعيهما ), bukan keseluruhan tangan.
5) Sebagai keterangan terhadap materi agama yang belum dijelaskan dalam al Qur'an
Fungsi ini disebut istilah الإستقلال بتشريع بعض الاحكام . misalnya tentang larangan menikah dengan wanita dan bibinya sekaligus dalam waktu yang sama. Hal tersebut belum termaktub dalam al Qur'an, baik secara eksplisit maupun implicit, maka hadits berperan menerangkannya sebagai berikut :
عن ابى هريرة أنّ رسول الله صلّى الله عليه وسلّم قال : لا يجمع بين المرأة وعمتها ولا بين المرأة وخالتها ( رواه البخاؤى مسلم )
Artinya : " Diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda : seorang tidak boleh mengumpulkan seorang wanita besama bibinya ( sebagai istri ). ( H.R. Bukhori Muslim )
Fungsi hadits dalam al Qur'an yang demikian telah disinggung dalam al Qur'an. Misalnya melalui firman Allah :
..ويحل لكم الطيبات ويحرم عليهم الخبائث...( الاعراف : 157 )
Artinya : " ..dan Allah menghalalkan bagi mereka segala yang baik, dan mengharamkan bagi segala yang buruk…
Ayat di atas mengandung isyarat, bahwa al Qur'an telah memberikan batasan mana yang halal dan mana yang haram. Jika keduanya belum terkaver secara rinci di dalamnya, maka dijelaskan melalui hadits nabi. Bagaimana hokum binatang yang bertaring, burung yang berparuh tajam, adalah keterangan hanya ada dalam hadits. Apalagi ketentuan mengenai mu'amalah, utamanya yang bersinggungan dengan komunikasi multirateral dan multicultural, dalam al Qur'an hanya didapati garis besarnya saja, sedangakan tutunan secara rinci mengenai hal di atas bersumber pada nabi, baik berupa ucapan, perbuatan, maupun sikap dan sifatnya.
C. HADITS NABAWI DAN HADITS QUDSI
Pada dasarnya hadits nabawi dan hadits Qudsi mempunyai kedudukan dan fungsi yang sama terhadap al Qur'an. Tetapi secara filosofis keduanya berbeda atau paling tidak mempunyai perbedaan. Perhatikan uraian berikut ini :
1) Hadits Nabawi
Adalah hadits yang isi dan redaksinya semata – mata merupakan otoritas Nabi Muhammad SAW. Yang demikian itu tentunya jika merupakan hadits shahih, dan jika tidak maka tidak.
Ungkapan hadits nabawi mempunyai arti hadits yang bernisbat pada nabi, yakni berupa khabar tentang ucapan, perbuatan, keputusan / ketetapan, dan sifat yang datang dari nabi, baik isi maupun redaksinya. Hadits Nabawi inilah yang menjadi obyek kajian dalam tulisn ini. Ketentuan dan sifat – sifatnya sangat kompleks hingga menuntut para pengakajinya untuk bersungguh – sungguh.
2) Hadits Qudsi
Secara harfiyyah kata Qudsi berarti suci. Dengan demikian hadits qudsi adalah hadits yang dihubungkan dengan Dzat Yang Maha Suci yaitu Allah SWT. Adapun menurut para ahli dibidangnya, hadits Qudsi dijelaskan sebagai berikut :
ما نقل الينا عن النبي صلى الله عليه وسلم مع إسناده إياه أى ربّه عزّ وجلّ
Artinya : " Apa yang kita terima dari Nabi Muhammad SAW. Berdasarkan isnad yang sampai pada Allah Yang Maha Mulia dan Agung ".
Definisi tersebut perlu dipahami secara teliti bahwa hadits Qudsi adalah hadits yang merupakan ucapan nabi, tetapi isi dan redaksinya dari Allah. Meskipu demikian haidts qudsi bukan merupakan wahyu yang apabila dibaca akan mendatangkan nilai ibadah. Inilah yang membedakannya dengan al Qur'an. Secara definitive perbedaannya dengan al Qur'an dapat dirumuskan antara lain sebagai berikut :
NO AL QUR'AN HADITS QUDSI
1 Reaksi dan isi dari Allah Isi dari Allah, redaksi dari Nabi saw
2 Membacanya termasuk ibadah Tidak termasuk ibadah
3 Eksistensinya pasti mutawatir Adanya tidak harus mutawatir
4 Merupakan dalil Qath'ai Merupakan dalil Dhanni
Adapun perbedaanya dengan hadits nabawi adalah sebagai berikut :
NO HADITS NABAWI HADITS QUDSI
1 Redaksi dan isi dari Nabi saw Isi dari Allah, redaksi dari Nabi
2 Jumlahnya tidak terbatas Jumlahnya terbatas
3 Berawalan : قال النبي , كان النبي Berawalan : قال الله , يقول الله
Kembali lagi pada pengertian hadis Qudsi. Mahmud Yunus menerangkan bahwa hadits qudsi adalah hadits yang merupakan khabar yang diberikan Allah melalui ilham atau mimpi, yang kemudian isinya dikhabarkan oleh Nabi saw.dengan redaksinya sendiri. Keadaan tersebut jelas berbea dengan al Qur'an yang diterima dari Allah sebagai barang jadi, baik isi maupun redaksi melalui Malaikat Jibril a.s.
Sedangkan menurut al Kirmani hadits Qudsi disebut pula hadits Ilahi dan hadits Robbani. Hadits qudsi diketahui dengan ciri dimulai dengan قال الله atau يقول الله . ada dua bentuk periwayatan hadits qudsi yang lazim digunakan oleh perawi, yaitu :
a. Dengan pernyataan sebagai berikut :
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم فيما يرويه عن ربه عزّ وجلّ
Artinya : " Rasulullah saw besabda sesuai dengan apa diterima dari Tuhan-Nya yang Maha Mulia dan Agung ".
b. Dengan Ungkapan sebagai berikut :
قال الله تعالى فيما رواه عنه رسوله صلى الله عليه وسلم
Artinya : " Allah berfirman sesuai dengan apa yang telah diterima oleh rasul-Nya saw. "
Contoh hadits qudsi dengan bentuk periwayatan seperti di atas adalah empat hadits sebagai berikut :
عن ابى ذر رضي الله تعالى عنه عن النبي صلَى الله عليه وسلم فيما روى عن الله تبارك وتعالى انه قال ياعبادى إنى حرّمت الظلم على نفسي وجعلته بينكم محرما فلا تظالموا ...
Artinya : " Dari Abu Dzar r.a dari Nabi saw. sesuai apa yang diterima dari Allah bahwa Dia berfirman : Hai hamba-Ku, sungguh Aku telah mengharamkan kedhaliman terhadap diri-Ku sendiri an telah Aku menjadikannya sebagai larangan bagi kamu semua. Maka janganlah saling beraniaya….)
قال النبي قال الله عز وجل : أنا عند ظنّ عبدي بي وانا معه حيث يذكرني ( رواه البخارى عن ابي هريرة )
Artinya : " Nabi saw bersabda : Allah berfirman : Aku berada pada persangkaan hamba-Ku terhadap Aku, dan Aku bersamanya selama ia mengingat Aku ".
قال النبيّ قال الله تعالى : الصوم جنة والصوم لي وأنا أجزي به اذا كان يوم صوم احدكم فلا يرفث....
Artinya : " Nabi saw bersabda : Allah berfirman : puasa merupakan perisai, puasa itu milik-Ku, dan Aku akan membalasnya, jika hari puasa diantara kalian tiba, hendaklah ia tidak berbuat dosa "
قال النبي قال الله تعالى : ياعبادى كلكم ضالّ إلا من هديته فاستهدونى أهدكم.
Artinya : " Nabi bersabda : Allah berfirman : Hai hamba-Ku semua, kamu akan sesat kecuali orang yang Aku beri petunjuk. Maka mohonlah petunjuk kepada-Ku, niscaya Aku memberi petunjuk kepadamu ".
Dengan demikian jelaslah bahwa Hadits Nabawi bersumber pada Nabi, sedangkan Hadist Qudsi bersumber pada Allah, tetapi ia tidak sama dengan wahyu yang dikenal sebagai al Qur'an.
Secara Kwantitas jumlah Hadits Qudsi memang tidak sebanyak jumlah Hadits Nabawi, Namun demikian tidak sedikit dari 'Ulama yang berupaya membukukannya. Diantara mereka adalah ibnu Taimiyyah dengan judul Al Kalim At Thayyib li ibn Taimiyyah. Sedangakan dari golongan muta'akhirin disebut nama Mulla Ali Al Qari yang tidak kalah terkenalnya pada zamannya. Adapun buku yag secara khusus berisi hadits qudsi antara lain : al Ittihafat al Saniyyah bi al Ahadits al Qudsiyyah karya Abdur Rauf al Munawi. Buku ini memuat 272 Hadits.
SUMBER RUJUKAN
Sulaiman PL, Noor, Prof.,Dr., Antologi Ilmu Hadits, Jakarta : Gaung Persada Press Jakarta, 2008.
Suparma, Munzier, Drs., Ilmu Hadits, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2002, Cet. Ke-3.
Rabu, 14 Oktober 2009
GEJALA – GEJALA DALAM PSIKOLOGI
I. GEJALA PENGENALAN ( KOGNISI )
1. PENGINDERAAN DAN PENGAMATAN
A. Pengindraan
Penginderaan atau pendirian adalah penyaksian indera kita atas rangsang yang merupakan suatu kompleks (suatu kesatuan yang kabur,tidak jelas). Bagian-bagian atau unsur-unsur dari rangsang belum terurai, masih menjadi satu bahkan diri kita seakan-akan termasuk didalamnya. Jadi jiwa kita pasif. Seperi panas terik matahari yang kita rasakan waktu kita asyik bermain sepakbola.
B. Penagamatan
Pengamatan ( pencerapan, percption ) adalah hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya perangsang. dalam pengamatan dengan sadar orang dapat memisahkan unsur-unsur dari obyek. Seperti becak yang melampui kita,mula-mula nampak dalam kebulatannya,tetapi kemudian makin jelas catnya, belnya, pengendarnya, dll.
Pada umumnya penginderaan selalu disusul dengan pengamatan, terutama rangsang-rangsang yang menarik perhatian. Dalam pengamatan jiwa kita aktif. Hal ini terbukti dengan beberapa contoh yang lazim disebut osilasi yaitu perhatian yang beralih-alih / meloncat-loncat. Lain dengan halusinasi ( gambaran khayal ) yang timbul apabila kita menyangka atau melihat, mendengar sesuatu pada hal obyeknya tidak ada. Misalnya merasa melihat orang, tetapi nyatanya tidak ada orang. Juga lain dengan ilusi yaitu: salah menafsirkan rangsang. Jadi pengamatan tidak sesuai dengan kenyataan atau salah pandang.
2. TANGGAPAN
Tanggapan dapat diartikan sebagai gambaran ingatan dari pengamatan, dimana obyek yang telah diamati tidak lagi berada dalam ruang dan pengamatan. Misalnya kesan pemandangan alam yang baru kita lihat.
Tanggapan disebut laten apabila tanggapan tersebut ada dibawah sadar atau tidak kita sadari.dan disebut actual apabila tanggapan tersebut kita sadari.
Apabila tanggapan-tanggapan yang kita sadari itu langsung berpengaruh pada kehidupan kejiwaan ( berpikir, perasaan dan pengenalan) maka, fungsi tanggapan tadi disebut sebagai fungsi primer. apabila tanggapan-tanggapan yang sudah kita sadari dan ada dibawah sadar masih terus berpengaruh terhadap kehidupan kejiwaan kita, maka fungsi tanggapan itu disebut sebagai fungsi sekunder.
Individu yang memiliki fungsi sekunder lemah atau memiliki fungsi primer dominan, maka mempunyai ciri-ciri khas, banyak gerakannya, lincah , menarik, ramah mudah mengerti, namun dangkal pengetahuaanya, berani, banyak humor, empunyai kecenderunagan berlebih-lebihan, bermulut besar,gembira,akan tetapi juga mudah berkecil hati. Orang yang mempunyai fungsi sekunder dominan memiliki sifat-sifat; suasana hatinya tenang, tekun, hemat, teliti, wataknya tertutup, berbicara dan tertawanya sedikit, sering kelihatan kaku, tidak menarik dan membosankan.
Perbedaan antara tanggapan dan pengamatan :
1. Pengamatan terikat pada tempat dan waktu,sedang tanggapan tidak terikat pada tempat dan waktu.
2. Obyek pengamatan sempurna dan mendetail,sedangkan obyak tanggapan tidak mendetail dan kabur.
3. pengamatan memerlukan perangsang,sedang pada tanggapan tidak perlu ada perangasang.
4. Pengamatan bersifat sensoris, sedang tanggapan bersifat immaginer.
3. REPRODUKSI DAN ASSOSIASI
Reproduksi adalah pemunculan tanggapan-tanggapan dari keadaan dibawah sadar ( tidak disadari ) ke dalam keadaan disadari. Misalnya mengingat kembali sesuatu yang telah kita amati dan kita alalmi.
Reproduksi dapat juga terjadi karena adanya perangsang atau pengaruh dari luar, misalnya karena melihat gedung fakultas , teringatlah akan dosen-dosennya, teringat akan cinta pertama dikampus.
Assosiasi tanggapan adalah sangkut paut antara tanggapan satu dengan yang lain didalam jiwa. Tanggapan yang berassosiasi cenderung untuk mereproduksi, artinya apabila yang satu disadari, maka yang lain ikut pula disadari.
Bagi psikolog modern hanya mengenal satu hukum assosiasi yaitu hukum kontinuitas, yaitu tanggapan-tanggapan akan terasosiasi satu sama lain, apabila mereka kontinu, berdampingan atau berbatasan satu sama lain, karena timbul bersamaan ( koeksisten ) secara suksesif didalam kesadaran.
4. INGATAN ( MEMORY )
Ingatan ialah kekuatan jiwa untuk menerima, menyimpan dan mereproduksikan kesan-kesan. Jadi ada 3 unsur dalam perbuatan ingatan, yaitu menerima kesan-kesan, menyimpan dan mereproduksikan.
Dengan adanya kemampuan untuk mengingat pada manusia ini berarti ada suatu indikasi bahwa manusia mampu untuk menyimpan dan menimbulkan kembali dari sesuatu yang pernah dialami. Prestasi ingatan berhubungan erat dengan kondisi jasmani, misalnya kelelahan, sakit.Ingatan paling tajam pada diri manusia ialah kurang lebih pada masa kanak-kanak (10-14 tahun), dan ini baik sekali untuk daya ingatan mekanis yakni daya ingatan yang hanya untuk kesan-kesan penginderaan. Sesudah umur ini, kemampuan mencamkan dalam ingatan juga dapat dipertinggi, tetapi hanya untuk kesan-kesan yang mengandung pengertian ( daya ingatan logis ), berlangsung antara umur 15-50 tahun.
Cara penyelidikan ingatan:
1. Metode mempelajari ( the learnining methode ): metode ini untuk menyelidiki kemampuan ingatan dengan cara melihat sampai sejauh mana yang diperlukan atau usaha yang dijalankan oleh subyek, untuk dapat menguasai materi yang dipelajari denagan baik.
2. Metode mempelajari kembali (the relearning methode ): metodo ini merupakan metode yang berbentuk dimana subyek disuruh mempelajari materi kembali yang pernah dipelajari sampai pada suatu kriteria tertentu seperti mempelajari materi tersebut pada saat pertama kali.
3. Metode rekonstruksi : metode ini berbentuk dimana subyek disuruh mengkonstruksi kembali suatu materi yang diberikan kepadanya.
4. Metode mengenal kembali : metode ini digunakan dengan mengambil bentuk dengan cara pengenalan kembali.
5. Metode mengingat kembali : metode ini ialah mengambil bentuk subyek disuruh mengingat kembali apa yang telah dipelajarinya.
6. Metode assosiasi berpasangan : metode ini mengambil bentuk subyek disuruh mempelajari materi secara berpasang-pasangan.
5. FANTASI
Fantasi adalah kemampuan jiwa untuk membentuk tangapan-tanggapan atau bayangan - bayangan baru. Dapat terjadi secara disadari dan secara tidak disadari ( bila individu tidak secar sadar telah dituntut oleh fantasinya ).
Bedanya dengan berpikir :
1. Dengan berpikir kita berusaha untuk menemukan sesuatu yang sudah ada tetapi belum diketahui,dengan berfantasi kita menciptakan sesutu yang belum ada.sesuatu yang baru.
2. Berpikir terikat pada realitas, berfantasi melepaskan kita dari realitas.
Fantasi ada yang berupa fantasi pencipta ( fantasi yang mampu menciptakan hal-hal baru) dan fantasi terpimpin ( fantasi yang dituntun oleh pihak lain ).
Dilihat dari caranya, fantasi dibedakan atas :
1. Fantasi mengabstraksi yaitu cara orang berfantasi dengan mengabstrasikan beberapa bagian, sehingga ada bagian-bagian yang dihilangkan.
2. Fantasi yang mendeterminasi yaitu cara orang berfantasi dengan mendeterminasi terlebih dahulu.
3. Fantasi mengkombinasi yaitu cara orang berfantasi dimana orang menkombinasikan pengertian-pengertianatau bayangan - bayangan yang ada pada individu bersangkutan
6. BERPIKIR
Berpikir adalah merupakan aktivitas psikis yang intensional dan terjadi apabila seseorang menjumpai problema (masalah) yang harus dipecahkan.
Fungsi berpikir :
1. Membentuk pengertian, yaitu suatu perbuatan dalam proses berpikir ( dengan memanfaatkan isi ingatan ) bersifat riil,abstrak dan umum serta mengandung sifat hakekat sesutu.
2. Membentuk pendapat,yaitu hasil pekerjaan pikir dalam meletakkan hubungan antara tanggapan yang satu dengan lainnya,antara pengertian satu dengan lainnya dan dinyatakan dalam suatu kalimat.
3. Membentuk kesimpulan, yaitu membentuk pendapat baru yang berdasar atas pendapat-pendapat lain yang sudah ada.
Macam – macam cara menarik kesimpulan :
1. Kesimpulan yang ditarik atas dasar analogi, yaitu apabila seseorang berusaha mencari hubungan dari peristiwa - peristiwa, atas dasar adanya persamaan-persamaan atau kemiripan - kemiripannya.
2. Kesimpulan yang ditarik atas dasar induksi sintetis, yaitu metode berpikir, bertolak dari pengertian yang lebih rendah melompat kepada pengertian yang lebih tinggi, atau dengan kata lain berangkat dari pengertian yang khusus dan fakta yang unik sampai kepada pengertian yang lebih umum dengan ciri-ciri yang umum.
3. Kesimpulan yang ditarik atas dasar deduksi analitis, yaitu metode berpikir yang bertolak dari pengertian lebih tinggi / umum melompat kepada pengertian lebih rendah, dimana seseorang berangkat dari anggapan / proposisi umum menuju pada anggapan yang lebih khusus.
7. INTUISI
Intuisi adalah pandangan batiniah yang serta merta tembus mengenai satu peristiwa atau kebenaran, tanpa perurutan pikiran, mirip dengan ilham.
Intuisi bersifat kreatif dan menjadi bagian dari kehidupan psikis yang tidak disadari.Maka intuisi dapat dianggap sebagai bentuk berpikir tembus langsung dengan menggunakan wawasan insight menanggapi satu situasi.
Intuisi dalam pengertian keyakinan terhadap kebenaran perangsang sendiri tetapi belum ada buktinya itu, sering berlangsung dalam kehidupan kita sehari-hari. Namun tidak bisa dipungkiri, bahwa pada intuisi ini tidak jarang muncul bahaya, yaitu seseorang bertindak spontan atau bertingkah impulsif, hingga dia membuat kesalahan - kesalahan besar yang tidak terampuni.
Pada umumnya kaum wanita lebih intuitif dari pada kaum laki-laki, artinya sering mendapat intuisi. Hal ini mungkin disebabkan bahwa kaum wanita pada umumnya lebih lama merenungkan sesuatu dan lebih banyak hidup dalam alam perasaan.
II. GEJALA PERASAAN ( EMOSI )
A. Pengertihan perasaan
Perasaan termasuk gejala yang dimiliki oleh orang, hanya corak dan tingkatanya yang berbeda. Perasaan tidak termasuk gejala mengenal, walaupun demikian sering juga perasaan berhubungan dengan gejala mengenal.
Apakah perasaan itu ?
Perasaan adalah suatu keadaan kerohanian / peristiwa kejiwaan yag kita alami dengan senang / tidak senang dalam hubungan dengan peristiwa mengenal dan bersifat sobyektif.
Gejala perasaan kita tergantung pada :
1) Keadaan jasmani, misal : badan kita dalam keadaan sakit
2) Pembawaan, misal : orang mempunyai pembawaan perasaan halus, dan sebaliknya.
3) Perasaan seseorang berkembang sejak ia mengalami sesuatu.
B. Tiga dimensi perasaan menurut Wundt
Telah kita ketahui bahwa perasaan itu dialami oleh individu sebagai perasaan senang / tidak senang. Namun demikian ada yang memandang bahwa soal senang atau tidak, bukanya satu – satunya dimensi dari perasaan. Menurut W.Wundt : perasaan dialami oleh individu sebagai perasaan senang / tidak senang, tetapi masih dapat dilihat dari diensi lain. Dengan demikian dapat diketahui bagaimana pendapat dari Wundt mengenai perasaan. sehubungan dengan soal waktu dan perasaan Stern juga membedakan perasaan dalam 3 golongan :
1) Perasaan presens : yang bersangkutan dengan keadaan sekarang yang dihadapi.
2) Perasaan yang menjangkau maju yatu kejadian yang akan datang;
3) Perasaan yang berhubungan dengan waktu – waktu yang telah lalu.
C. Perasaan dan gejala – gejala kejasmanian
Dimuka telah dikatakan bahwa gejala perasaan tidak berdiri sendiri, melainkan bersangkut paut dengan gejala – gejala jiwa yang lain. Bahkan perasaan dengan tubuh ini memang tidak dapat dipisahkan. Misal : orang bercakap – cakap biasanya disertai gerakan tangan.
D. Macam – macam Perasaan
Dalam kehidupan sehari – hari sering didengar adanya perasaan yang tinggi dan rendah, keadaan ini menunjukan adanya klarifikasi dalam perasaan.
Menurut Max seheler tingkatan perasaan dibagi 4 macam :
1) Perasaan tingkat sensoris : perasaan yang berdasarkan atas kesadaran yang berhubungan dengan stimulus pada kejasmanian. Misal : sakit, panas, dll
2) Perasaan ini bergantung pada keadaan jasmani seluruhnya. Misal : rasa segar, lelah,dll
3) Perasaan kejiwaan : perasaan seperti rasa gembira, susah, takut, dll
4) Perasaan kepribadian : perasaan yang berhubungan dengan keseluruhan pribadi. Misal : perasaan harga diri, putus asa, dll
E. Afek dan Stemming ( suasana hati )
Afek adalah peristiwa psikis sebagai rasa ketegangan hebat kuat, yang timbul dengan tiba – tiba dalam waktu singkat, tidak disadari dan disertai dengan gejala – gejala jasmaniah yang hebat pula.
Menurut Wilhem Wundt dalam sebuah analisis introspeksinya telah menemukan affek dalam 3 komponen :
1) Affek yang diserati perasaan senang dan tidak senang;
2) Affek yang menimbulkan kegiatan jiwa atau melemahkan;
3) Affek yang berisi penuh ketegangan dan penuh relaks ( mengendorkan )
Sedang Stemming adalah suasana hati yang berlangsung agak lama, lebih tenang, berkesinambungan dan ditandai dengan ciri – ciri perasaan senang atau tidak senang. Sebab – sebab suasana hati ini pada umumnya ada dalam bawah sadar, namun ada kalanya disebabkan oleh faktor jasaniah. Jika suasana ini konstan sifatnya, maka peristiwa ini disebut humeur.
F. Simpati dan empati
Simpati adalah perasaan terhadap orang lain, yaitu kecendrungan untuk ikut serta merasakan segala sesuatu yang sedang dirasakan oleh orang lain ( Feeling with another person ).
Empati adalah suatu kecendrungan untuk merasakan sesuatu yang dilakukan orang lain, andaikata dia dalam situasi orang lain tersebut ( Feeling into a person or thing ).
III. GEJALA KEMAUAN ( KONASI )
A. Pengertihan Kemauan
Kemauan merupakan aktifitas psikis yang mengandung usaha aktif dan berhubungan dengan pelaksanaan suatu tujuan. Misal : Seseorang yang mempunyai tujuan untuk menjadi sarjana, dengan dasar kemauan, ia belajar dengan tekun, walaupun mungkin juga sambil bekerja.
Proses kemauan untuk dapat sampai pada tindakan melalui beberapa tingkat :
1) Motif ( alasan, dasar, pendorong )
2) Perjuangan motif ( berlangsung pemilihan )
3) Keputusan
4) Perbuatan kemauan
B. Hasrat Yang Berpusat Pada Kejasmanian
Gejala hasrat ini berhubungan dengan gerak dan perbuatan yang berpusat pada kejasmanian atau kewiyasaan. Diantara gejala hasrat ini ada yang terdapat pada tumbuh – tumbuhan, hewan, dan juga manusia.
1) Tropisme
Adalah peristiwa yang menyebabkan timbulnya gerak ke suatu arah terentu. Gejala ini terdapat pada barang – barang tignkat vegetatif ( tumbuh – tumbuhan ) dan animal ( hewan ).
Misal : Bunga menghadap mengarah matahari, laron terbang menyongsong sinar.
Tropisme dibedakan menjadi 2 :
a) Foto – tropisme ( Fotos = cahaya )
Yaitu tropisme yang timbul sebab adanya rangsangan cahaya Menurut arah geraknya foto – tropisme dibedakan menjadi 2 :
- Foto – tropisme positif : mengarah cahaya. Seperti Laron
- Foto – tropisme negatif : menjahui cahaya. Seperti ikan laut.
b) Helio – tropisme ( helios = matahari )
Yaitu tropisme yang timbuls sebab rangsangan matahari.
Menurut arah geraknya helio – tropisme dapat dibedakan :
- Helio – tropisme positif : bergerak mengarah matahari. Seperti : bunga matahri
- Helio – tropisme neagtif : bergerak menghindari matahari. Seperti : Kelelawar.
2) Refleks
Adalah gerak reaksi yang tidak disadari terhadap perangsang.
a ) Ciri – ciri gerak refleks :
- terdapat hubungan erat antara perangsang dan reaksi
- berlangsung di luar sadar ( tidak disadari )
- bersifat mekanis ( bergerak dengan sendirinya )
- Sangat terikat oleh perangsang tertentu
- Tidak berhubungan erat dengan pusat susunan urat syaraf
- Cara bertindak tertentu yang dibawa sejak lahir.
b) Proses terjadinya gerak refleks
Perangsang pancaindra sel – sel syaraf ensoris urat syaraf motoris reaksi.
c) Macam – macam refleks :
- Refleks bawaan : refleks yang dibawa sejak lahir ( refleks asli / sewajarnya ). Misal : menutup mata karena menentang sinar yang sangat terang, gemetar karena lapar.
- Refleks latihan : refleks yang diperoleh dari pengalaman. Misal : Kecakapan mengendarai sepeda.
- Refleks bersyarat ( conditioned – reflex ) : refleks yang tidak tergantung pada perangsang alam yang asli, tapi timbul karena rangsang lain yang berasosiasi dengan rangsang alam tersebut. Supaya timbul asosiasi dengan perangsang alam perlu adanya suatu perantara, yang disebut syarat. Misal : orang yang sedang haus, melihat buah asam air liurnya keluar.
3) Insting
Kemampuan berbuat tertentu yang dibawa sejak lahir yang tertuju pada pemuasan dorongan – dorongan nafsu dan dorongan – dorongan lain.
a) Ciri – ciri insting
- Insting lebih majemuk dari refleks.
- Bergerak ke suatu arah tujuan tanpa memerlukan latihan
- Mwrupakan bawaan, kemampuan alami.
- Berjalan secara mekanis ( dengan sendirinya )
- Sedikit banyak dapat dilatih atau diubah
- Berakar pada dorongan nafsu dan dorongan lain
- Gerak pada hewan sejak lahir tidak berubah, sedang pada manusia berubah
b) Macam – macam Instink
Pada garis besarnya instink dapa dibagi menjadi 3 :
- Dorongan instink mempertahankan diri. Seperti makan, bernafas,bermain, melindungi diri,dll
- Dorongan instink mempertahankan jenis. Seperti : Seksual, membela diri, minta tolong, sosial,dll.
- Dorongan instink mengembangkan diri. Seperti : belajar, menyelidiki, ingin tahu, dll.
c ) Perbedaan instink pada hewan dan manusia
- instink pada hewan
yaitu hewan hanya hidup dan bergerak dalam keadaan tertentu dan sukar menyesuaikan diri dengan keadaan yang serba berubah.
- instink pada manusia
yaitu manusia dapat berubah dan dapat menyesuaikan diri.
5) Automatise
Adalah gejala – gejala yang menimbulkan gerak – gerak terselenggara dengan sendirinya. Gerak ini ada 2 macam :
a) Automatisme asli : gerak automatis yang tidak digerakan oleh gejala hasrat. Seperti : gerak jantung, gerak paru – paru,dll
b) Automatisme latihan : gerak automastis yang terjadi karena sering diulang – ulang. Seperti : berjalan, bersepeda, dll.
6) Kebiasaan
Adalah gerak perbuatan yang berjalan dengan lancar dan seolah – olah berjalan dengan sendirinya.
Perbedaan perbuatan kebiasaan dan automatisme :
a) Perbuatan kebiasaan : mulanya dipengaruhi oleh kerja pikir, didahului oeh pertimbangan dan perencanaan.
b) Automatisme : sebelumnya tidak dipengaruhi oleh pekerjaan pikir atau karena banyak diulang / dilatih.
7) Nafsu
Adalah dorongan yang terdapat pada tiap – tiap manusia dan memberi kekuatan bertindak untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan hidup tertentu. Seperti makan, bertindak, merusak.dll
8) Keinginan
Adalah nafsu yang telah mempunyai arah tertentu dan tujuan tertentu. Misal : nafsu makan menimbulkan keinginan untuk makan.
9) Kecendrungan( tendency )
Keinginan - keinginan yang sering muncul atau timbul.misal : gemar makan, tamak, berbuat amal, taat pada tuhan, jujur.dll
10) Hawa nafsu
Adalah kecendrungan atau keinginan yang sangat kuat dan mendesak yang sedikit banyak mempengaruhi jiwa seseorang. Misal : nonton, judi, birahi, minuman keras, judi, dll.
C. Hasrat yang berpusat pada psikologi atau perbuatan kemauan
Kemauan adalah dorongan kehendak yang terarah pada tujuan – tujuan hidup tertentu, dan dikendalikan oleh pertimbangan akal budi.
Ciri – ciri kemauan :
1. Gejala kemauan adalah dorongan dari dalam yang khusus dimiliki oleh manusia.
2. Berhubungan erat dengan satu tujuan.
3. Pendorong timbulnya perbuatan kemauan yang didasarkan atas berbagai pertimbangan.
4. Dalam kemauan seluruh pribadi memberikan pertimbangan kemauan.
Proses munculnya kemauan :
1. Momen rangsang – rangsang : atau saat penerimaan : misal : mengerutkan kening, meleletkan lidah;
2. Momen obyektif : saat individu menyadari akan peristiwa dalam psikisnya, kesadaran mana menimbulkan gambaran akan arah yang akan dituju;
3. Momen aktual : saat individu menyadari benar bahwa dirinya sedang mengarhkan pikiranya terhadap perbuatan yang akan dilakukan;
4. Momen sobyetif : saat individu menyadari benar tentang arah tujuannya, sehingga terbentuk kamauan yang sesungguhnya. Inilah saat pengambilan keputusan.
Hal – hal yang mempengaruh kemauan :
1. Keadaan fisik : pengaruh yang berhubungan dengan dengan kindisi jasani, yakni sanggup tidaknya, mampu tidaknya,dll
2. Kadaan materi : bahan – bahn yang digunakan untuk melaksanakan keputusan kemauan;
3. Keadaan milieu ( lingkungan ) : apakah lingkungan dapat membantu atau tidak;
4. Kata hati ( consciensia )
D. Motif, Perkembangan, dan macamnya
1. Motif
Adalah dorongan yang datang dari dalam dirinya untuk berbuat. Misal : orang berlari disebabkan ada dorongan dari dalm dirinya.
Perbuatan organisme dibedakan menjadi 2 macam :
a) Perbuatan yang refleksif : perbuatan yang etrjadi tanpa disadari oleh individu yang bersangkutan. Perbuatan ini adalah reaksi dari stimulus yang diterima tidak sampai pada otak; gambaran rekasi refleksif:
Stimulus resptor efekto respon
b) Perbuatan yang disadari : perbuatan organisme atas dasar adanya motif dari individu yang bersngkutan. Prosesnya adalh sebagai berikut :
Stimulus reseptor pusat efektor respons
2. Perkembangan motif
Manuusia adalah makluk hidup yang mengalami perkembangan. Perkembangan ini berhubungan dengan masalah kemasakan ( maturation ), latihan dan proses belajar.ini juga mempengaruhi keadaan motif yang ada pada individu. Sejak manusia lahir sudah membawa motif – motif tertentu, terutama motif yang berhubungan dengan kelangsungan hidup individu sebgai organisme, motif ini bersifat alami.tetapi kemudian motif – motif itu sebagai akibat dari perkembangan individu akan mengalami perkembangan juga.
3. Macam – macam motif
Menurut Woodworth dan maquis motif dapat dibedakan menjadi 3 macam :
a) Motif yang berhubungan dengan kejasmanian ( organic needs ) : motif yang berhubungan dengan kelangsungan hidup. Seperti : minum, seks, istirahat, dll.
b) Motif darurat ( emergency motives ) : motif untuk tindakan yang sifatnya segera karena keadaan sekitar menuntutnya. Seperti : motif melepaskan diri dari bahya.
c) Motif obyektif ( obyektive motives ) : Motif untu mengadakan hubungan dengan keadaan sekitarnya, baik terhadap orang – orang atau benda – benda. Seperti : motif minat, motif manipulasi, motif eksplorasi.
IV. GEJALA CAMPURAN
1. PERHATIAN
A. Perhatian dan Kesadaran
Perhatian berhubungan erat dengan kesadaran jiwa terhadap sesuatu obyek yang direaksi pada sesuatu waktu.
Perhatian adalah keaktifan jiwa yang diarahkan kepada sesuatu obyek, baik di dalam maupun di luar dirinya.
B. Syarat – syarat agar perhatian mendapat manfaat sebanyak – banyaknya
1) Inhibisi : pelarangan atau penyingkiran isi kesadaran yang tidak diperlukan, atau menghalang – halngi masuk ke dalam lingkungan kesadaran. Misal : ketika kita akn emnghadapi ujian, maka hendaknya ada inhibisi, yaitu membuang segala apa yang membuat pikiran kita terganggu;
2) Appersepsi : pengerahan denga sengaja semua isi kesadaran, termasuk tanggapan, pengertihan, dan sebagainya yang telah dimiliki dan bersesuaian dengan obyek pengertihan. Misal : kita mempelajari Agama hindu di Indonesia, supaya terjadi peristiwa appersepsi yang sebaik –baiknya, maka kita perlu mempunyai barang – barang peninggalan yang ada hubunganya dengan itu, missal : candi –candi, arca – arca, dll.
3) Adaptasi ( penyesuaian diri ) : penyesuaian diri antara subyek dan obyek.
C. Macam – macam Perhatian
1) Perhatian spontan dan disengaja
Adalah perhatian yang timbul dengan sendirinya oleh karena tertarik pada sesuatu yang tidak didorong oleh kemauan, perhatian, disengaja, yakni kemauan karena adanya tujuan tertentu. Misal : seseorang diberi tugas oleh guru, karena adanya tugas maka seorang siswa tersebut menjadi rajin belajar.
2) Perhatian statsis dan dinamis
Perhatian statis adalah : pehatian yang tetap terhadap sesuatu. Ada seseorang yang dapat mencurajkan kepada sesuatu solah – olah tidak berkurang kekuatanya. Misal : seseorang yang sudah senang sekali dengan musik, maka orang tersebut akan sulit untuk berpindah terhadap obyek lain.
Perhatian dinamis : perhatian yang mudah berubah – rubah, mudah bergerak, mudah berpindah dari obyek satu ke obyek yang lain. Supaya perhatian kita terhadap sesuatu tetap kuat, maka tiap – tiap kali perlu diberi perangsang baru.
3) Perhatian konsentratif dan distributif
Perhatian konsertratif ( perhatian memusat ) : perhatian yang hanya ditunjukkan kepada satu obyek ( masalah ) tertentu. Misal : seseorang sedang memecahkan soal aljabar yang sangat sulit.
Perhatian distributif ( perhatian yang terbagi – bagi ) : dengan sifat ini orang dapat membagi – bagi perhatiannya kepada beberapa arah dengan sekali jalan / dalam waktu yang bersamaan. Misal : guru sedang mengajar, sopir sedang mengemudi mobil.
4) Perhatian sempit dan luas
Perhatian sempit : orang yang mempunyai perhatian sempit dengan mudah dapat memusatkan perhatiannya kepada suatu obyek yang terbatas.
Perhatian luas : orang yang mempunyai perhatian luas mudah sekali tertarik oleh kejadian – kejadian sekelilingnya, perhatiannya tidak mengarah kepada hal –hal tertentu.
5) Perhatian fiktif dan fluktuatif
Perhatian fiktif ( perhatian melekat ) : perhatian yang mudah dipusatkan pada suatu hal yang boleh dikatakan bahwa perhatiannya dapat melekat lama pada obyeknya. Orang demikian biasanya teliti, selektif, dsb.
Perhatian fluktuatif ( bergelombang ) : memperhatikan bermacam – macam hal sekaligus, tetapi kebanyakan tidak seksama.
D. Jenis – jenis perhatian
Perhatian dapat dibeakan menurut bentuk dan sifatnya.
1) Perhatian menurut bentuknya :
a) Perhatian sengaja : perhatian yang terjadi apabila individu ingin menyaring secara kuat dan ingin menangkap kesan penginderaan secara lebih jelas. Misal : seoarnag mahasiswa yang sedang memperhatikan penjelasan seorang Dosen.
b) Perhatian tidak sengaja : perhatian dalam mana tidak ada usaha sadar dari individu, untuk memusatkan perhatiannya pada suatu penginderaan tertentu, tetapi inderanya secara tak sengaja terpusakan pada bagian indera tertentu. Misal : adanya rasa sakit, lapar, haus, dll.
c) Perhatian habitual : kecendrungan individu untuk memusatkan perhatiannya pada hal –hal tertentu dalam setiap keadaan lngkungan dengan meninggalkan perangsang – perangsang lainnya. Misal : ada dua orang berjalan, yang satu ahli biologi dan satunya seorang seniman, maka yang diperhatikan adalah beda.
2) Perhatian menurut sifatnya :
a) perhatian spontan langsung atau direct dan perhatian paksaan : perhatian yang tidak dengan sengaja, individu merasa senang terhadap obyek yang diamati.
b) Perhatian konsentratif dan perhatian distributif yaitu mengacu pada obyek yang diamati.
c) Perhatian sempit dan perhatian perseveratif : manakala terjadi fiksasi dan perhatian kepada satu obyek yang terbatas.
d) Perhatian sembarangan ( random attention ) : perhatian yang tidak tetap, mudah berubah – ubah, berpindah – pindah dari obyek satu ke obyek yang lain, dn tidak tahan lama.
2. KELELAHAN
A. Gejala kelelahan pada manusia
Adalah gejala berurangnya manusia untuk melakukan sesuatu.
B. Sebab – sebab kelelahan
1) Kelelahan disebabkan oleh pekerjaan jasamani. Misal : menyangkul, berolahraga, berjalan jauh, dll.
2) Kelelahan disebabkan oleh pekerjaan jiwa. Misal : memikirkan masalah – masalah yang pelik, mengerjakan soal – soal hitungan, dll.
C. Macam – macam kelelahan
1) kelelahan jasmani : kalau kekuatan jasmani berkurang, maka tidak dapat melakukan sesuatu dengan semestiny.
2) Kelelahan rohani : klau kekuatan jiwa berkurang, maka tidak dapat melakukan pekerjaan psikis dengan semestinya.
D. Hubungan kelelahan jasmani dan rohani
Manusia adalah suatu psiko – somatis, selamanya tidak dapat diadakan pemisahan antara jiwa dan raganya, oleh karena itu kelelahan jasmani tidak dapat dipisahkan dengan kelelahan rohani, dan sebaliknya. Hal – hal yang mungkin terjadi :
1) baik kelesuan jasmani maupun rohani dirasakan oleh seluruh tubuh
2) pekerjaan jasmani dapat menimbulkan kelelahan jasmani pun dapat menimbulkan kelelahan rohani;
3) pekerjaan rohani dapat enimbulkan kelelahan jasmani;
4) kelelahan jasmani dapat mengurangkan kegiatan jiwadan jasmani.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa antara jasmani dan rohani mempunyai hubungan timbal bali dan saling mempengaruhi.
E. Usaha –usaha untuk menghilangkan kelesuan
Cara menghilangkan lesu pada umumnya orang beristrahat, atau menghentikan apa yang dikerjakan. Tentang menghentikan aktifitas sudah barang tentu harus disesuaikan dengan jenis aktifitasnya.
1) menghentikan pekerjaaan jasmani untuk menghilangkan kelesuan jasmani;
2) Menghilangkan pekerjaan rohani untuk menghilangkan kelesuan rohani;
3. SUGESTI
A. Pengertihan Sugesti
Adalah pengaruh atas jiwa atau perbuatan seseorang, sehingga pikiran, perasaan, dan kemauannya terpengaruh, dan dengan begitu orang mengakui atau meyakini apa yang dikehendaki dari padanya.
B. Cara – cara untuk menyugesti
1) Dengan membujuk.;
2) Dengan memuji;
3) Denagn menakut – nakuti;
4) Dengan menunjukan kekurangan atau kelebihan.
C. Alat – alat sugesti
Sehubungan dengan cara – cara menyugesti, kita ,engenal alat – alat utuk menamakan pengaruh sugesti kepada pihak lain, antara lain :
1) Mata ( pandangan tajam, lemah lembut, dll )
2) Roan muka ( manis, kasih sayang, dll )
3) Teladan ( tingkah laku yang baik, sopan santun, kejujuran, dll )
4) Gambar ( gambar majalah – majalah, mingguan, buku – buku, dll )
5) Suara ( merdu, sinis, perintah, dll )
6) Warna ( dala reklame, sandiwara )
7) Slogan atau semboyan ( dalam rapat – rapat, pembangunan, dll )
I. GEJALA PENGENALAN ( KOGNISI )
1. PENGINDERAAN DAN PENGAMATAN
A. Pengindraan
Penginderaan atau pendirian adalah penyaksian indera kita atas rangsang yang merupakan suatu kompleks (suatu kesatuan yang kabur,tidak jelas). Bagian-bagian atau unsur-unsur dari rangsang belum terurai, masih menjadi satu bahkan diri kita seakan-akan termasuk didalamnya. Jadi jiwa kita pasif. Seperi panas terik matahari yang kita rasakan waktu kita asyik bermain sepakbola.
B. Penagamatan
Pengamatan ( pencerapan, percption ) adalah hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya perangsang. dalam pengamatan dengan sadar orang dapat memisahkan unsur-unsur dari obyek. Seperti becak yang melampui kita,mula-mula nampak dalam kebulatannya,tetapi kemudian makin jelas catnya, belnya, pengendarnya, dll.
Pada umumnya penginderaan selalu disusul dengan pengamatan, terutama rangsang-rangsang yang menarik perhatian. Dalam pengamatan jiwa kita aktif. Hal ini terbukti dengan beberapa contoh yang lazim disebut osilasi yaitu perhatian yang beralih-alih / meloncat-loncat. Lain dengan halusinasi ( gambaran khayal ) yang timbul apabila kita menyangka atau melihat, mendengar sesuatu pada hal obyeknya tidak ada. Misalnya merasa melihat orang, tetapi nyatanya tidak ada orang. Juga lain dengan ilusi yaitu: salah menafsirkan rangsang. Jadi pengamatan tidak sesuai dengan kenyataan atau salah pandang.
2. TANGGAPAN
Tanggapan dapat diartikan sebagai gambaran ingatan dari pengamatan, dimana obyek yang telah diamati tidak lagi berada dalam ruang dan pengamatan. Misalnya kesan pemandangan alam yang baru kita lihat.
Tanggapan disebut laten apabila tanggapan tersebut ada dibawah sadar atau tidak kita sadari.dan disebut actual apabila tanggapan tersebut kita sadari.
Apabila tanggapan-tanggapan yang kita sadari itu langsung berpengaruh pada kehidupan kejiwaan ( berpikir, perasaan dan pengenalan) maka, fungsi tanggapan tadi disebut sebagai fungsi primer. apabila tanggapan-tanggapan yang sudah kita sadari dan ada dibawah sadar masih terus berpengaruh terhadap kehidupan kejiwaan kita, maka fungsi tanggapan itu disebut sebagai fungsi sekunder.
Individu yang memiliki fungsi sekunder lemah atau memiliki fungsi primer dominan, maka mempunyai ciri-ciri khas, banyak gerakannya, lincah , menarik, ramah mudah mengerti, namun dangkal pengetahuaanya, berani, banyak humor, empunyai kecenderunagan berlebih-lebihan, bermulut besar,gembira,akan tetapi juga mudah berkecil hati. Orang yang mempunyai fungsi sekunder dominan memiliki sifat-sifat; suasana hatinya tenang, tekun, hemat, teliti, wataknya tertutup, berbicara dan tertawanya sedikit, sering kelihatan kaku, tidak menarik dan membosankan.
Perbedaan antara tanggapan dan pengamatan :
1. Pengamatan terikat pada tempat dan waktu,sedang tanggapan tidak terikat pada tempat dan waktu.
2. Obyek pengamatan sempurna dan mendetail,sedangkan obyak tanggapan tidak mendetail dan kabur.
3. pengamatan memerlukan perangsang,sedang pada tanggapan tidak perlu ada perangasang.
4. Pengamatan bersifat sensoris, sedang tanggapan bersifat immaginer.
3. REPRODUKSI DAN ASSOSIASI
Reproduksi adalah pemunculan tanggapan-tanggapan dari keadaan dibawah sadar ( tidak disadari ) ke dalam keadaan disadari. Misalnya mengingat kembali sesuatu yang telah kita amati dan kita alalmi.
Reproduksi dapat juga terjadi karena adanya perangsang atau pengaruh dari luar, misalnya karena melihat gedung fakultas , teringatlah akan dosen-dosennya, teringat akan cinta pertama dikampus.
Assosiasi tanggapan adalah sangkut paut antara tanggapan satu dengan yang lain didalam jiwa. Tanggapan yang berassosiasi cenderung untuk mereproduksi, artinya apabila yang satu disadari, maka yang lain ikut pula disadari.
Bagi psikolog modern hanya mengenal satu hukum assosiasi yaitu hukum kontinuitas, yaitu tanggapan-tanggapan akan terasosiasi satu sama lain, apabila mereka kontinu, berdampingan atau berbatasan satu sama lain, karena timbul bersamaan ( koeksisten ) secara suksesif didalam kesadaran.
4. INGATAN ( MEMORY )
Ingatan ialah kekuatan jiwa untuk menerima, menyimpan dan mereproduksikan kesan-kesan. Jadi ada 3 unsur dalam perbuatan ingatan, yaitu menerima kesan-kesan, menyimpan dan mereproduksikan.
Dengan adanya kemampuan untuk mengingat pada manusia ini berarti ada suatu indikasi bahwa manusia mampu untuk menyimpan dan menimbulkan kembali dari sesuatu yang pernah dialami. Prestasi ingatan berhubungan erat dengan kondisi jasmani, misalnya kelelahan, sakit.Ingatan paling tajam pada diri manusia ialah kurang lebih pada masa kanak-kanak (10-14 tahun), dan ini baik sekali untuk daya ingatan mekanis yakni daya ingatan yang hanya untuk kesan-kesan penginderaan. Sesudah umur ini, kemampuan mencamkan dalam ingatan juga dapat dipertinggi, tetapi hanya untuk kesan-kesan yang mengandung pengertian ( daya ingatan logis ), berlangsung antara umur 15-50 tahun.
Cara penyelidikan ingatan:
1. Metode mempelajari ( the learnining methode ): metode ini untuk menyelidiki kemampuan ingatan dengan cara melihat sampai sejauh mana yang diperlukan atau usaha yang dijalankan oleh subyek, untuk dapat menguasai materi yang dipelajari denagan baik.
2. Metode mempelajari kembali (the relearning methode ): metodo ini merupakan metode yang berbentuk dimana subyek disuruh mempelajari materi kembali yang pernah dipelajari sampai pada suatu kriteria tertentu seperti mempelajari materi tersebut pada saat pertama kali.
3. Metode rekonstruksi : metode ini berbentuk dimana subyek disuruh mengkonstruksi kembali suatu materi yang diberikan kepadanya.
4. Metode mengenal kembali : metode ini digunakan dengan mengambil bentuk dengan cara pengenalan kembali.
5. Metode mengingat kembali : metode ini ialah mengambil bentuk subyek disuruh mengingat kembali apa yang telah dipelajarinya.
6. Metode assosiasi berpasangan : metode ini mengambil bentuk subyek disuruh mempelajari materi secara berpasang-pasangan.
5. FANTASI
Fantasi adalah kemampuan jiwa untuk membentuk tangapan-tanggapan atau bayangan - bayangan baru. Dapat terjadi secara disadari dan secara tidak disadari ( bila individu tidak secar sadar telah dituntut oleh fantasinya ).
Bedanya dengan berpikir :
1. Dengan berpikir kita berusaha untuk menemukan sesuatu yang sudah ada tetapi belum diketahui,dengan berfantasi kita menciptakan sesutu yang belum ada.sesuatu yang baru.
2. Berpikir terikat pada realitas, berfantasi melepaskan kita dari realitas.
Fantasi ada yang berupa fantasi pencipta ( fantasi yang mampu menciptakan hal-hal baru) dan fantasi terpimpin ( fantasi yang dituntun oleh pihak lain ).
Dilihat dari caranya, fantasi dibedakan atas :
1. Fantasi mengabstraksi yaitu cara orang berfantasi dengan mengabstrasikan beberapa bagian, sehingga ada bagian-bagian yang dihilangkan.
2. Fantasi yang mendeterminasi yaitu cara orang berfantasi dengan mendeterminasi terlebih dahulu.
3. Fantasi mengkombinasi yaitu cara orang berfantasi dimana orang menkombinasikan pengertian-pengertianatau bayangan - bayangan yang ada pada individu bersangkutan
6. BERPIKIR
Berpikir adalah merupakan aktivitas psikis yang intensional dan terjadi apabila seseorang menjumpai problema (masalah) yang harus dipecahkan.
Fungsi berpikir :
1. Membentuk pengertian, yaitu suatu perbuatan dalam proses berpikir ( dengan memanfaatkan isi ingatan ) bersifat riil,abstrak dan umum serta mengandung sifat hakekat sesutu.
2. Membentuk pendapat,yaitu hasil pekerjaan pikir dalam meletakkan hubungan antara tanggapan yang satu dengan lainnya,antara pengertian satu dengan lainnya dan dinyatakan dalam suatu kalimat.
3. Membentuk kesimpulan, yaitu membentuk pendapat baru yang berdasar atas pendapat-pendapat lain yang sudah ada.
Macam – macam cara menarik kesimpulan :
1. Kesimpulan yang ditarik atas dasar analogi, yaitu apabila seseorang berusaha mencari hubungan dari peristiwa - peristiwa, atas dasar adanya persamaan-persamaan atau kemiripan - kemiripannya.
2. Kesimpulan yang ditarik atas dasar induksi sintetis, yaitu metode berpikir, bertolak dari pengertian yang lebih rendah melompat kepada pengertian yang lebih tinggi, atau dengan kata lain berangkat dari pengertian yang khusus dan fakta yang unik sampai kepada pengertian yang lebih umum dengan ciri-ciri yang umum.
3. Kesimpulan yang ditarik atas dasar deduksi analitis, yaitu metode berpikir yang bertolak dari pengertian lebih tinggi / umum melompat kepada pengertian lebih rendah, dimana seseorang berangkat dari anggapan / proposisi umum menuju pada anggapan yang lebih khusus.
7. INTUISI
Intuisi adalah pandangan batiniah yang serta merta tembus mengenai satu peristiwa atau kebenaran, tanpa perurutan pikiran, mirip dengan ilham.
Intuisi bersifat kreatif dan menjadi bagian dari kehidupan psikis yang tidak disadari.Maka intuisi dapat dianggap sebagai bentuk berpikir tembus langsung dengan menggunakan wawasan insight menanggapi satu situasi.
Intuisi dalam pengertian keyakinan terhadap kebenaran perangsang sendiri tetapi belum ada buktinya itu, sering berlangsung dalam kehidupan kita sehari-hari. Namun tidak bisa dipungkiri, bahwa pada intuisi ini tidak jarang muncul bahaya, yaitu seseorang bertindak spontan atau bertingkah impulsif, hingga dia membuat kesalahan - kesalahan besar yang tidak terampuni.
Pada umumnya kaum wanita lebih intuitif dari pada kaum laki-laki, artinya sering mendapat intuisi. Hal ini mungkin disebabkan bahwa kaum wanita pada umumnya lebih lama merenungkan sesuatu dan lebih banyak hidup dalam alam perasaan.
II. GEJALA PERASAAN ( EMOSI )
A. Pengertihan perasaan
Perasaan termasuk gejala yang dimiliki oleh orang, hanya corak dan tingkatanya yang berbeda. Perasaan tidak termasuk gejala mengenal, walaupun demikian sering juga perasaan berhubungan dengan gejala mengenal.
Apakah perasaan itu ?
Perasaan adalah suatu keadaan kerohanian / peristiwa kejiwaan yag kita alami dengan senang / tidak senang dalam hubungan dengan peristiwa mengenal dan bersifat sobyektif.
Gejala perasaan kita tergantung pada :
1) Keadaan jasmani, misal : badan kita dalam keadaan sakit
2) Pembawaan, misal : orang mempunyai pembawaan perasaan halus, dan sebaliknya.
3) Perasaan seseorang berkembang sejak ia mengalami sesuatu.
B. Tiga dimensi perasaan menurut Wundt
Telah kita ketahui bahwa perasaan itu dialami oleh individu sebagai perasaan senang / tidak senang. Namun demikian ada yang memandang bahwa soal senang atau tidak, bukanya satu – satunya dimensi dari perasaan. Menurut W.Wundt : perasaan dialami oleh individu sebagai perasaan senang / tidak senang, tetapi masih dapat dilihat dari diensi lain. Dengan demikian dapat diketahui bagaimana pendapat dari Wundt mengenai perasaan. sehubungan dengan soal waktu dan perasaan Stern juga membedakan perasaan dalam 3 golongan :
1) Perasaan presens : yang bersangkutan dengan keadaan sekarang yang dihadapi.
2) Perasaan yang menjangkau maju yatu kejadian yang akan datang;
3) Perasaan yang berhubungan dengan waktu – waktu yang telah lalu.
C. Perasaan dan gejala – gejala kejasmanian
Dimuka telah dikatakan bahwa gejala perasaan tidak berdiri sendiri, melainkan bersangkut paut dengan gejala – gejala jiwa yang lain. Bahkan perasaan dengan tubuh ini memang tidak dapat dipisahkan. Misal : orang bercakap – cakap biasanya disertai gerakan tangan.
D. Macam – macam Perasaan
Dalam kehidupan sehari – hari sering didengar adanya perasaan yang tinggi dan rendah, keadaan ini menunjukan adanya klarifikasi dalam perasaan.
Menurut Max seheler tingkatan perasaan dibagi 4 macam :
1) Perasaan tingkat sensoris : perasaan yang berdasarkan atas kesadaran yang berhubungan dengan stimulus pada kejasmanian. Misal : sakit, panas, dll
2) Perasaan ini bergantung pada keadaan jasmani seluruhnya. Misal : rasa segar, lelah,dll
3) Perasaan kejiwaan : perasaan seperti rasa gembira, susah, takut, dll
4) Perasaan kepribadian : perasaan yang berhubungan dengan keseluruhan pribadi. Misal : perasaan harga diri, putus asa, dll
E. Afek dan Stemming ( suasana hati )
Afek adalah peristiwa psikis sebagai rasa ketegangan hebat kuat, yang timbul dengan tiba – tiba dalam waktu singkat, tidak disadari dan disertai dengan gejala – gejala jasmaniah yang hebat pula.
Menurut Wilhem Wundt dalam sebuah analisis introspeksinya telah menemukan affek dalam 3 komponen :
1) Affek yang diserati perasaan senang dan tidak senang;
2) Affek yang menimbulkan kegiatan jiwa atau melemahkan;
3) Affek yang berisi penuh ketegangan dan penuh relaks ( mengendorkan )
Sedang Stemming adalah suasana hati yang berlangsung agak lama, lebih tenang, berkesinambungan dan ditandai dengan ciri – ciri perasaan senang atau tidak senang. Sebab – sebab suasana hati ini pada umumnya ada dalam bawah sadar, namun ada kalanya disebabkan oleh faktor jasaniah. Jika suasana ini konstan sifatnya, maka peristiwa ini disebut humeur.
F. Simpati dan empati
Simpati adalah perasaan terhadap orang lain, yaitu kecendrungan untuk ikut serta merasakan segala sesuatu yang sedang dirasakan oleh orang lain ( Feeling with another person ).
Empati adalah suatu kecendrungan untuk merasakan sesuatu yang dilakukan orang lain, andaikata dia dalam situasi orang lain tersebut ( Feeling into a person or thing ).
III. GEJALA KEMAUAN ( KONASI )
A. Pengertihan Kemauan
Kemauan merupakan aktifitas psikis yang mengandung usaha aktif dan berhubungan dengan pelaksanaan suatu tujuan. Misal : Seseorang yang mempunyai tujuan untuk menjadi sarjana, dengan dasar kemauan, ia belajar dengan tekun, walaupun mungkin juga sambil bekerja.
Proses kemauan untuk dapat sampai pada tindakan melalui beberapa tingkat :
1) Motif ( alasan, dasar, pendorong )
2) Perjuangan motif ( berlangsung pemilihan )
3) Keputusan
4) Perbuatan kemauan
B. Hasrat Yang Berpusat Pada Kejasmanian
Gejala hasrat ini berhubungan dengan gerak dan perbuatan yang berpusat pada kejasmanian atau kewiyasaan. Diantara gejala hasrat ini ada yang terdapat pada tumbuh – tumbuhan, hewan, dan juga manusia.
1) Tropisme
Adalah peristiwa yang menyebabkan timbulnya gerak ke suatu arah terentu. Gejala ini terdapat pada barang – barang tignkat vegetatif ( tumbuh – tumbuhan ) dan animal ( hewan ).
Misal : Bunga menghadap mengarah matahari, laron terbang menyongsong sinar.
Tropisme dibedakan menjadi 2 :
a) Foto – tropisme ( Fotos = cahaya )
Yaitu tropisme yang timbul sebab adanya rangsangan cahaya Menurut arah geraknya foto – tropisme dibedakan menjadi 2 :
- Foto – tropisme positif : mengarah cahaya. Seperti Laron
- Foto – tropisme negatif : menjahui cahaya. Seperti ikan laut.
b) Helio – tropisme ( helios = matahari )
Yaitu tropisme yang timbuls sebab rangsangan matahari.
Menurut arah geraknya helio – tropisme dapat dibedakan :
- Helio – tropisme positif : bergerak mengarah matahari. Seperti : bunga matahri
- Helio – tropisme neagtif : bergerak menghindari matahari. Seperti : Kelelawar.
2) Refleks
Adalah gerak reaksi yang tidak disadari terhadap perangsang.
a ) Ciri – ciri gerak refleks :
- terdapat hubungan erat antara perangsang dan reaksi
- berlangsung di luar sadar ( tidak disadari )
- bersifat mekanis ( bergerak dengan sendirinya )
- Sangat terikat oleh perangsang tertentu
- Tidak berhubungan erat dengan pusat susunan urat syaraf
- Cara bertindak tertentu yang dibawa sejak lahir.
b) Proses terjadinya gerak refleks
Perangsang pancaindra sel – sel syaraf ensoris urat syaraf motoris reaksi.
c) Macam – macam refleks :
- Refleks bawaan : refleks yang dibawa sejak lahir ( refleks asli / sewajarnya ). Misal : menutup mata karena menentang sinar yang sangat terang, gemetar karena lapar.
- Refleks latihan : refleks yang diperoleh dari pengalaman. Misal : Kecakapan mengendarai sepeda.
- Refleks bersyarat ( conditioned – reflex ) : refleks yang tidak tergantung pada perangsang alam yang asli, tapi timbul karena rangsang lain yang berasosiasi dengan rangsang alam tersebut. Supaya timbul asosiasi dengan perangsang alam perlu adanya suatu perantara, yang disebut syarat. Misal : orang yang sedang haus, melihat buah asam air liurnya keluar.
3) Insting
Kemampuan berbuat tertentu yang dibawa sejak lahir yang tertuju pada pemuasan dorongan – dorongan nafsu dan dorongan – dorongan lain.
a) Ciri – ciri insting
- Insting lebih majemuk dari refleks.
- Bergerak ke suatu arah tujuan tanpa memerlukan latihan
- Mwrupakan bawaan, kemampuan alami.
- Berjalan secara mekanis ( dengan sendirinya )
- Sedikit banyak dapat dilatih atau diubah
- Berakar pada dorongan nafsu dan dorongan lain
- Gerak pada hewan sejak lahir tidak berubah, sedang pada manusia berubah
b) Macam – macam Instink
Pada garis besarnya instink dapa dibagi menjadi 3 :
- Dorongan instink mempertahankan diri. Seperti makan, bernafas,bermain, melindungi diri,dll
- Dorongan instink mempertahankan jenis. Seperti : Seksual, membela diri, minta tolong, sosial,dll.
- Dorongan instink mengembangkan diri. Seperti : belajar, menyelidiki, ingin tahu, dll.
c ) Perbedaan instink pada hewan dan manusia
- instink pada hewan
yaitu hewan hanya hidup dan bergerak dalam keadaan tertentu dan sukar menyesuaikan diri dengan keadaan yang serba berubah.
- instink pada manusia
yaitu manusia dapat berubah dan dapat menyesuaikan diri.
5) Automatise
Adalah gejala – gejala yang menimbulkan gerak – gerak terselenggara dengan sendirinya. Gerak ini ada 2 macam :
a) Automatisme asli : gerak automatis yang tidak digerakan oleh gejala hasrat. Seperti : gerak jantung, gerak paru – paru,dll
b) Automatisme latihan : gerak automastis yang terjadi karena sering diulang – ulang. Seperti : berjalan, bersepeda, dll.
6) Kebiasaan
Adalah gerak perbuatan yang berjalan dengan lancar dan seolah – olah berjalan dengan sendirinya.
Perbedaan perbuatan kebiasaan dan automatisme :
a) Perbuatan kebiasaan : mulanya dipengaruhi oleh kerja pikir, didahului oeh pertimbangan dan perencanaan.
b) Automatisme : sebelumnya tidak dipengaruhi oleh pekerjaan pikir atau karena banyak diulang / dilatih.
7) Nafsu
Adalah dorongan yang terdapat pada tiap – tiap manusia dan memberi kekuatan bertindak untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan hidup tertentu. Seperti makan, bertindak, merusak.dll
8) Keinginan
Adalah nafsu yang telah mempunyai arah tertentu dan tujuan tertentu. Misal : nafsu makan menimbulkan keinginan untuk makan.
9) Kecendrungan( tendency )
Keinginan - keinginan yang sering muncul atau timbul.misal : gemar makan, tamak, berbuat amal, taat pada tuhan, jujur.dll
10) Hawa nafsu
Adalah kecendrungan atau keinginan yang sangat kuat dan mendesak yang sedikit banyak mempengaruhi jiwa seseorang. Misal : nonton, judi, birahi, minuman keras, judi, dll.
C. Hasrat yang berpusat pada psikologi atau perbuatan kemauan
Kemauan adalah dorongan kehendak yang terarah pada tujuan – tujuan hidup tertentu, dan dikendalikan oleh pertimbangan akal budi.
Ciri – ciri kemauan :
1. Gejala kemauan adalah dorongan dari dalam yang khusus dimiliki oleh manusia.
2. Berhubungan erat dengan satu tujuan.
3. Pendorong timbulnya perbuatan kemauan yang didasarkan atas berbagai pertimbangan.
4. Dalam kemauan seluruh pribadi memberikan pertimbangan kemauan.
Proses munculnya kemauan :
1. Momen rangsang – rangsang : atau saat penerimaan : misal : mengerutkan kening, meleletkan lidah;
2. Momen obyektif : saat individu menyadari akan peristiwa dalam psikisnya, kesadaran mana menimbulkan gambaran akan arah yang akan dituju;
3. Momen aktual : saat individu menyadari benar bahwa dirinya sedang mengarhkan pikiranya terhadap perbuatan yang akan dilakukan;
4. Momen sobyetif : saat individu menyadari benar tentang arah tujuannya, sehingga terbentuk kamauan yang sesungguhnya. Inilah saat pengambilan keputusan.
Hal – hal yang mempengaruh kemauan :
1. Keadaan fisik : pengaruh yang berhubungan dengan dengan kindisi jasani, yakni sanggup tidaknya, mampu tidaknya,dll
2. Kadaan materi : bahan – bahn yang digunakan untuk melaksanakan keputusan kemauan;
3. Keadaan milieu ( lingkungan ) : apakah lingkungan dapat membantu atau tidak;
4. Kata hati ( consciensia )
D. Motif, Perkembangan, dan macamnya
1. Motif
Adalah dorongan yang datang dari dalam dirinya untuk berbuat. Misal : orang berlari disebabkan ada dorongan dari dalm dirinya.
Perbuatan organisme dibedakan menjadi 2 macam :
a) Perbuatan yang refleksif : perbuatan yang etrjadi tanpa disadari oleh individu yang bersangkutan. Perbuatan ini adalah reaksi dari stimulus yang diterima tidak sampai pada otak; gambaran rekasi refleksif:
Stimulus resptor efekto respon
b) Perbuatan yang disadari : perbuatan organisme atas dasar adanya motif dari individu yang bersngkutan. Prosesnya adalh sebagai berikut :
Stimulus reseptor pusat efektor respons
2. Perkembangan motif
Manuusia adalah makluk hidup yang mengalami perkembangan. Perkembangan ini berhubungan dengan masalah kemasakan ( maturation ), latihan dan proses belajar.ini juga mempengaruhi keadaan motif yang ada pada individu. Sejak manusia lahir sudah membawa motif – motif tertentu, terutama motif yang berhubungan dengan kelangsungan hidup individu sebgai organisme, motif ini bersifat alami.tetapi kemudian motif – motif itu sebagai akibat dari perkembangan individu akan mengalami perkembangan juga.
3. Macam – macam motif
Menurut Woodworth dan maquis motif dapat dibedakan menjadi 3 macam :
a) Motif yang berhubungan dengan kejasmanian ( organic needs ) : motif yang berhubungan dengan kelangsungan hidup. Seperti : minum, seks, istirahat, dll.
b) Motif darurat ( emergency motives ) : motif untuk tindakan yang sifatnya segera karena keadaan sekitar menuntutnya. Seperti : motif melepaskan diri dari bahya.
c) Motif obyektif ( obyektive motives ) : Motif untu mengadakan hubungan dengan keadaan sekitarnya, baik terhadap orang – orang atau benda – benda. Seperti : motif minat, motif manipulasi, motif eksplorasi.
IV. GEJALA CAMPURAN
1. PERHATIAN
A. Perhatian dan Kesadaran
Perhatian berhubungan erat dengan kesadaran jiwa terhadap sesuatu obyek yang direaksi pada sesuatu waktu.
Perhatian adalah keaktifan jiwa yang diarahkan kepada sesuatu obyek, baik di dalam maupun di luar dirinya.
B. Syarat – syarat agar perhatian mendapat manfaat sebanyak – banyaknya
1) Inhibisi : pelarangan atau penyingkiran isi kesadaran yang tidak diperlukan, atau menghalang – halngi masuk ke dalam lingkungan kesadaran. Misal : ketika kita akn emnghadapi ujian, maka hendaknya ada inhibisi, yaitu membuang segala apa yang membuat pikiran kita terganggu;
2) Appersepsi : pengerahan denga sengaja semua isi kesadaran, termasuk tanggapan, pengertihan, dan sebagainya yang telah dimiliki dan bersesuaian dengan obyek pengertihan. Misal : kita mempelajari Agama hindu di Indonesia, supaya terjadi peristiwa appersepsi yang sebaik –baiknya, maka kita perlu mempunyai barang – barang peninggalan yang ada hubunganya dengan itu, missal : candi –candi, arca – arca, dll.
3) Adaptasi ( penyesuaian diri ) : penyesuaian diri antara subyek dan obyek.
C. Macam – macam Perhatian
1) Perhatian spontan dan disengaja
Adalah perhatian yang timbul dengan sendirinya oleh karena tertarik pada sesuatu yang tidak didorong oleh kemauan, perhatian, disengaja, yakni kemauan karena adanya tujuan tertentu. Misal : seseorang diberi tugas oleh guru, karena adanya tugas maka seorang siswa tersebut menjadi rajin belajar.
2) Perhatian statsis dan dinamis
Perhatian statis adalah : pehatian yang tetap terhadap sesuatu. Ada seseorang yang dapat mencurajkan kepada sesuatu solah – olah tidak berkurang kekuatanya. Misal : seseorang yang sudah senang sekali dengan musik, maka orang tersebut akan sulit untuk berpindah terhadap obyek lain.
Perhatian dinamis : perhatian yang mudah berubah – rubah, mudah bergerak, mudah berpindah dari obyek satu ke obyek yang lain. Supaya perhatian kita terhadap sesuatu tetap kuat, maka tiap – tiap kali perlu diberi perangsang baru.
3) Perhatian konsentratif dan distributif
Perhatian konsertratif ( perhatian memusat ) : perhatian yang hanya ditunjukkan kepada satu obyek ( masalah ) tertentu. Misal : seseorang sedang memecahkan soal aljabar yang sangat sulit.
Perhatian distributif ( perhatian yang terbagi – bagi ) : dengan sifat ini orang dapat membagi – bagi perhatiannya kepada beberapa arah dengan sekali jalan / dalam waktu yang bersamaan. Misal : guru sedang mengajar, sopir sedang mengemudi mobil.
4) Perhatian sempit dan luas
Perhatian sempit : orang yang mempunyai perhatian sempit dengan mudah dapat memusatkan perhatiannya kepada suatu obyek yang terbatas.
Perhatian luas : orang yang mempunyai perhatian luas mudah sekali tertarik oleh kejadian – kejadian sekelilingnya, perhatiannya tidak mengarah kepada hal –hal tertentu.
5) Perhatian fiktif dan fluktuatif
Perhatian fiktif ( perhatian melekat ) : perhatian yang mudah dipusatkan pada suatu hal yang boleh dikatakan bahwa perhatiannya dapat melekat lama pada obyeknya. Orang demikian biasanya teliti, selektif, dsb.
Perhatian fluktuatif ( bergelombang ) : memperhatikan bermacam – macam hal sekaligus, tetapi kebanyakan tidak seksama.
D. Jenis – jenis perhatian
Perhatian dapat dibeakan menurut bentuk dan sifatnya.
1) Perhatian menurut bentuknya :
a) Perhatian sengaja : perhatian yang terjadi apabila individu ingin menyaring secara kuat dan ingin menangkap kesan penginderaan secara lebih jelas. Misal : seoarnag mahasiswa yang sedang memperhatikan penjelasan seorang Dosen.
b) Perhatian tidak sengaja : perhatian dalam mana tidak ada usaha sadar dari individu, untuk memusatkan perhatiannya pada suatu penginderaan tertentu, tetapi inderanya secara tak sengaja terpusakan pada bagian indera tertentu. Misal : adanya rasa sakit, lapar, haus, dll.
c) Perhatian habitual : kecendrungan individu untuk memusatkan perhatiannya pada hal –hal tertentu dalam setiap keadaan lngkungan dengan meninggalkan perangsang – perangsang lainnya. Misal : ada dua orang berjalan, yang satu ahli biologi dan satunya seorang seniman, maka yang diperhatikan adalah beda.
2) Perhatian menurut sifatnya :
a) perhatian spontan langsung atau direct dan perhatian paksaan : perhatian yang tidak dengan sengaja, individu merasa senang terhadap obyek yang diamati.
b) Perhatian konsentratif dan perhatian distributif yaitu mengacu pada obyek yang diamati.
c) Perhatian sempit dan perhatian perseveratif : manakala terjadi fiksasi dan perhatian kepada satu obyek yang terbatas.
d) Perhatian sembarangan ( random attention ) : perhatian yang tidak tetap, mudah berubah – ubah, berpindah – pindah dari obyek satu ke obyek yang lain, dn tidak tahan lama.
2. KELELAHAN
A. Gejala kelelahan pada manusia
Adalah gejala berurangnya manusia untuk melakukan sesuatu.
B. Sebab – sebab kelelahan
1) Kelelahan disebabkan oleh pekerjaan jasamani. Misal : menyangkul, berolahraga, berjalan jauh, dll.
2) Kelelahan disebabkan oleh pekerjaan jiwa. Misal : memikirkan masalah – masalah yang pelik, mengerjakan soal – soal hitungan, dll.
C. Macam – macam kelelahan
1) kelelahan jasmani : kalau kekuatan jasmani berkurang, maka tidak dapat melakukan sesuatu dengan semestiny.
2) Kelelahan rohani : klau kekuatan jiwa berkurang, maka tidak dapat melakukan pekerjaan psikis dengan semestinya.
D. Hubungan kelelahan jasmani dan rohani
Manusia adalah suatu psiko – somatis, selamanya tidak dapat diadakan pemisahan antara jiwa dan raganya, oleh karena itu kelelahan jasmani tidak dapat dipisahkan dengan kelelahan rohani, dan sebaliknya. Hal – hal yang mungkin terjadi :
1) baik kelesuan jasmani maupun rohani dirasakan oleh seluruh tubuh
2) pekerjaan jasmani dapat menimbulkan kelelahan jasmani pun dapat menimbulkan kelelahan rohani;
3) pekerjaan rohani dapat enimbulkan kelelahan jasmani;
4) kelelahan jasmani dapat mengurangkan kegiatan jiwadan jasmani.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa antara jasmani dan rohani mempunyai hubungan timbal bali dan saling mempengaruhi.
E. Usaha –usaha untuk menghilangkan kelesuan
Cara menghilangkan lesu pada umumnya orang beristrahat, atau menghentikan apa yang dikerjakan. Tentang menghentikan aktifitas sudah barang tentu harus disesuaikan dengan jenis aktifitasnya.
1) menghentikan pekerjaaan jasmani untuk menghilangkan kelesuan jasmani;
2) Menghilangkan pekerjaan rohani untuk menghilangkan kelesuan rohani;
3. SUGESTI
A. Pengertihan Sugesti
Adalah pengaruh atas jiwa atau perbuatan seseorang, sehingga pikiran, perasaan, dan kemauannya terpengaruh, dan dengan begitu orang mengakui atau meyakini apa yang dikehendaki dari padanya.
B. Cara – cara untuk menyugesti
1) Dengan membujuk.;
2) Dengan memuji;
3) Denagn menakut – nakuti;
4) Dengan menunjukan kekurangan atau kelebihan.
C. Alat – alat sugesti
Sehubungan dengan cara – cara menyugesti, kita ,engenal alat – alat utuk menamakan pengaruh sugesti kepada pihak lain, antara lain :
1) Mata ( pandangan tajam, lemah lembut, dll )
2) Roan muka ( manis, kasih sayang, dll )
3) Teladan ( tingkah laku yang baik, sopan santun, kejujuran, dll )
4) Gambar ( gambar majalah – majalah, mingguan, buku – buku, dll )
5) Suara ( merdu, sinis, perintah, dll )
6) Warna ( dala reklame, sandiwara )
7) Slogan atau semboyan ( dalam rapat – rapat, pembangunan, dll )
1. PENGINDERAAN DAN PENGAMATAN
A. Pengindraan
Penginderaan atau pendirian adalah penyaksian indera kita atas rangsang yang merupakan suatu kompleks (suatu kesatuan yang kabur,tidak jelas). Bagian-bagian atau unsur-unsur dari rangsang belum terurai, masih menjadi satu bahkan diri kita seakan-akan termasuk didalamnya. Jadi jiwa kita pasif. Seperi panas terik matahari yang kita rasakan waktu kita asyik bermain sepakbola.
B. Penagamatan
Pengamatan ( pencerapan, percption ) adalah hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya perangsang. dalam pengamatan dengan sadar orang dapat memisahkan unsur-unsur dari obyek. Seperti becak yang melampui kita,mula-mula nampak dalam kebulatannya,tetapi kemudian makin jelas catnya, belnya, pengendarnya, dll.
Pada umumnya penginderaan selalu disusul dengan pengamatan, terutama rangsang-rangsang yang menarik perhatian. Dalam pengamatan jiwa kita aktif. Hal ini terbukti dengan beberapa contoh yang lazim disebut osilasi yaitu perhatian yang beralih-alih / meloncat-loncat. Lain dengan halusinasi ( gambaran khayal ) yang timbul apabila kita menyangka atau melihat, mendengar sesuatu pada hal obyeknya tidak ada. Misalnya merasa melihat orang, tetapi nyatanya tidak ada orang. Juga lain dengan ilusi yaitu: salah menafsirkan rangsang. Jadi pengamatan tidak sesuai dengan kenyataan atau salah pandang.
2. TANGGAPAN
Tanggapan dapat diartikan sebagai gambaran ingatan dari pengamatan, dimana obyek yang telah diamati tidak lagi berada dalam ruang dan pengamatan. Misalnya kesan pemandangan alam yang baru kita lihat.
Tanggapan disebut laten apabila tanggapan tersebut ada dibawah sadar atau tidak kita sadari.dan disebut actual apabila tanggapan tersebut kita sadari.
Apabila tanggapan-tanggapan yang kita sadari itu langsung berpengaruh pada kehidupan kejiwaan ( berpikir, perasaan dan pengenalan) maka, fungsi tanggapan tadi disebut sebagai fungsi primer. apabila tanggapan-tanggapan yang sudah kita sadari dan ada dibawah sadar masih terus berpengaruh terhadap kehidupan kejiwaan kita, maka fungsi tanggapan itu disebut sebagai fungsi sekunder.
Individu yang memiliki fungsi sekunder lemah atau memiliki fungsi primer dominan, maka mempunyai ciri-ciri khas, banyak gerakannya, lincah , menarik, ramah mudah mengerti, namun dangkal pengetahuaanya, berani, banyak humor, empunyai kecenderunagan berlebih-lebihan, bermulut besar,gembira,akan tetapi juga mudah berkecil hati. Orang yang mempunyai fungsi sekunder dominan memiliki sifat-sifat; suasana hatinya tenang, tekun, hemat, teliti, wataknya tertutup, berbicara dan tertawanya sedikit, sering kelihatan kaku, tidak menarik dan membosankan.
Perbedaan antara tanggapan dan pengamatan :
1. Pengamatan terikat pada tempat dan waktu,sedang tanggapan tidak terikat pada tempat dan waktu.
2. Obyek pengamatan sempurna dan mendetail,sedangkan obyak tanggapan tidak mendetail dan kabur.
3. pengamatan memerlukan perangsang,sedang pada tanggapan tidak perlu ada perangasang.
4. Pengamatan bersifat sensoris, sedang tanggapan bersifat immaginer.
3. REPRODUKSI DAN ASSOSIASI
Reproduksi adalah pemunculan tanggapan-tanggapan dari keadaan dibawah sadar ( tidak disadari ) ke dalam keadaan disadari. Misalnya mengingat kembali sesuatu yang telah kita amati dan kita alalmi.
Reproduksi dapat juga terjadi karena adanya perangsang atau pengaruh dari luar, misalnya karena melihat gedung fakultas , teringatlah akan dosen-dosennya, teringat akan cinta pertama dikampus.
Assosiasi tanggapan adalah sangkut paut antara tanggapan satu dengan yang lain didalam jiwa. Tanggapan yang berassosiasi cenderung untuk mereproduksi, artinya apabila yang satu disadari, maka yang lain ikut pula disadari.
Bagi psikolog modern hanya mengenal satu hukum assosiasi yaitu hukum kontinuitas, yaitu tanggapan-tanggapan akan terasosiasi satu sama lain, apabila mereka kontinu, berdampingan atau berbatasan satu sama lain, karena timbul bersamaan ( koeksisten ) secara suksesif didalam kesadaran.
4. INGATAN ( MEMORY )
Ingatan ialah kekuatan jiwa untuk menerima, menyimpan dan mereproduksikan kesan-kesan. Jadi ada 3 unsur dalam perbuatan ingatan, yaitu menerima kesan-kesan, menyimpan dan mereproduksikan.
Dengan adanya kemampuan untuk mengingat pada manusia ini berarti ada suatu indikasi bahwa manusia mampu untuk menyimpan dan menimbulkan kembali dari sesuatu yang pernah dialami. Prestasi ingatan berhubungan erat dengan kondisi jasmani, misalnya kelelahan, sakit.Ingatan paling tajam pada diri manusia ialah kurang lebih pada masa kanak-kanak (10-14 tahun), dan ini baik sekali untuk daya ingatan mekanis yakni daya ingatan yang hanya untuk kesan-kesan penginderaan. Sesudah umur ini, kemampuan mencamkan dalam ingatan juga dapat dipertinggi, tetapi hanya untuk kesan-kesan yang mengandung pengertian ( daya ingatan logis ), berlangsung antara umur 15-50 tahun.
Cara penyelidikan ingatan:
1. Metode mempelajari ( the learnining methode ): metode ini untuk menyelidiki kemampuan ingatan dengan cara melihat sampai sejauh mana yang diperlukan atau usaha yang dijalankan oleh subyek, untuk dapat menguasai materi yang dipelajari denagan baik.
2. Metode mempelajari kembali (the relearning methode ): metodo ini merupakan metode yang berbentuk dimana subyek disuruh mempelajari materi kembali yang pernah dipelajari sampai pada suatu kriteria tertentu seperti mempelajari materi tersebut pada saat pertama kali.
3. Metode rekonstruksi : metode ini berbentuk dimana subyek disuruh mengkonstruksi kembali suatu materi yang diberikan kepadanya.
4. Metode mengenal kembali : metode ini digunakan dengan mengambil bentuk dengan cara pengenalan kembali.
5. Metode mengingat kembali : metode ini ialah mengambil bentuk subyek disuruh mengingat kembali apa yang telah dipelajarinya.
6. Metode assosiasi berpasangan : metode ini mengambil bentuk subyek disuruh mempelajari materi secara berpasang-pasangan.
5. FANTASI
Fantasi adalah kemampuan jiwa untuk membentuk tangapan-tanggapan atau bayangan - bayangan baru. Dapat terjadi secara disadari dan secara tidak disadari ( bila individu tidak secar sadar telah dituntut oleh fantasinya ).
Bedanya dengan berpikir :
1. Dengan berpikir kita berusaha untuk menemukan sesuatu yang sudah ada tetapi belum diketahui,dengan berfantasi kita menciptakan sesutu yang belum ada.sesuatu yang baru.
2. Berpikir terikat pada realitas, berfantasi melepaskan kita dari realitas.
Fantasi ada yang berupa fantasi pencipta ( fantasi yang mampu menciptakan hal-hal baru) dan fantasi terpimpin ( fantasi yang dituntun oleh pihak lain ).
Dilihat dari caranya, fantasi dibedakan atas :
1. Fantasi mengabstraksi yaitu cara orang berfantasi dengan mengabstrasikan beberapa bagian, sehingga ada bagian-bagian yang dihilangkan.
2. Fantasi yang mendeterminasi yaitu cara orang berfantasi dengan mendeterminasi terlebih dahulu.
3. Fantasi mengkombinasi yaitu cara orang berfantasi dimana orang menkombinasikan pengertian-pengertianatau bayangan - bayangan yang ada pada individu bersangkutan
6. BERPIKIR
Berpikir adalah merupakan aktivitas psikis yang intensional dan terjadi apabila seseorang menjumpai problema (masalah) yang harus dipecahkan.
Fungsi berpikir :
1. Membentuk pengertian, yaitu suatu perbuatan dalam proses berpikir ( dengan memanfaatkan isi ingatan ) bersifat riil,abstrak dan umum serta mengandung sifat hakekat sesutu.
2. Membentuk pendapat,yaitu hasil pekerjaan pikir dalam meletakkan hubungan antara tanggapan yang satu dengan lainnya,antara pengertian satu dengan lainnya dan dinyatakan dalam suatu kalimat.
3. Membentuk kesimpulan, yaitu membentuk pendapat baru yang berdasar atas pendapat-pendapat lain yang sudah ada.
Macam – macam cara menarik kesimpulan :
1. Kesimpulan yang ditarik atas dasar analogi, yaitu apabila seseorang berusaha mencari hubungan dari peristiwa - peristiwa, atas dasar adanya persamaan-persamaan atau kemiripan - kemiripannya.
2. Kesimpulan yang ditarik atas dasar induksi sintetis, yaitu metode berpikir, bertolak dari pengertian yang lebih rendah melompat kepada pengertian yang lebih tinggi, atau dengan kata lain berangkat dari pengertian yang khusus dan fakta yang unik sampai kepada pengertian yang lebih umum dengan ciri-ciri yang umum.
3. Kesimpulan yang ditarik atas dasar deduksi analitis, yaitu metode berpikir yang bertolak dari pengertian lebih tinggi / umum melompat kepada pengertian lebih rendah, dimana seseorang berangkat dari anggapan / proposisi umum menuju pada anggapan yang lebih khusus.
7. INTUISI
Intuisi adalah pandangan batiniah yang serta merta tembus mengenai satu peristiwa atau kebenaran, tanpa perurutan pikiran, mirip dengan ilham.
Intuisi bersifat kreatif dan menjadi bagian dari kehidupan psikis yang tidak disadari.Maka intuisi dapat dianggap sebagai bentuk berpikir tembus langsung dengan menggunakan wawasan insight menanggapi satu situasi.
Intuisi dalam pengertian keyakinan terhadap kebenaran perangsang sendiri tetapi belum ada buktinya itu, sering berlangsung dalam kehidupan kita sehari-hari. Namun tidak bisa dipungkiri, bahwa pada intuisi ini tidak jarang muncul bahaya, yaitu seseorang bertindak spontan atau bertingkah impulsif, hingga dia membuat kesalahan - kesalahan besar yang tidak terampuni.
Pada umumnya kaum wanita lebih intuitif dari pada kaum laki-laki, artinya sering mendapat intuisi. Hal ini mungkin disebabkan bahwa kaum wanita pada umumnya lebih lama merenungkan sesuatu dan lebih banyak hidup dalam alam perasaan.
II. GEJALA PERASAAN ( EMOSI )
A. Pengertihan perasaan
Perasaan termasuk gejala yang dimiliki oleh orang, hanya corak dan tingkatanya yang berbeda. Perasaan tidak termasuk gejala mengenal, walaupun demikian sering juga perasaan berhubungan dengan gejala mengenal.
Apakah perasaan itu ?
Perasaan adalah suatu keadaan kerohanian / peristiwa kejiwaan yag kita alami dengan senang / tidak senang dalam hubungan dengan peristiwa mengenal dan bersifat sobyektif.
Gejala perasaan kita tergantung pada :
1) Keadaan jasmani, misal : badan kita dalam keadaan sakit
2) Pembawaan, misal : orang mempunyai pembawaan perasaan halus, dan sebaliknya.
3) Perasaan seseorang berkembang sejak ia mengalami sesuatu.
B. Tiga dimensi perasaan menurut Wundt
Telah kita ketahui bahwa perasaan itu dialami oleh individu sebagai perasaan senang / tidak senang. Namun demikian ada yang memandang bahwa soal senang atau tidak, bukanya satu – satunya dimensi dari perasaan. Menurut W.Wundt : perasaan dialami oleh individu sebagai perasaan senang / tidak senang, tetapi masih dapat dilihat dari diensi lain. Dengan demikian dapat diketahui bagaimana pendapat dari Wundt mengenai perasaan. sehubungan dengan soal waktu dan perasaan Stern juga membedakan perasaan dalam 3 golongan :
1) Perasaan presens : yang bersangkutan dengan keadaan sekarang yang dihadapi.
2) Perasaan yang menjangkau maju yatu kejadian yang akan datang;
3) Perasaan yang berhubungan dengan waktu – waktu yang telah lalu.
C. Perasaan dan gejala – gejala kejasmanian
Dimuka telah dikatakan bahwa gejala perasaan tidak berdiri sendiri, melainkan bersangkut paut dengan gejala – gejala jiwa yang lain. Bahkan perasaan dengan tubuh ini memang tidak dapat dipisahkan. Misal : orang bercakap – cakap biasanya disertai gerakan tangan.
D. Macam – macam Perasaan
Dalam kehidupan sehari – hari sering didengar adanya perasaan yang tinggi dan rendah, keadaan ini menunjukan adanya klarifikasi dalam perasaan.
Menurut Max seheler tingkatan perasaan dibagi 4 macam :
1) Perasaan tingkat sensoris : perasaan yang berdasarkan atas kesadaran yang berhubungan dengan stimulus pada kejasmanian. Misal : sakit, panas, dll
2) Perasaan ini bergantung pada keadaan jasmani seluruhnya. Misal : rasa segar, lelah,dll
3) Perasaan kejiwaan : perasaan seperti rasa gembira, susah, takut, dll
4) Perasaan kepribadian : perasaan yang berhubungan dengan keseluruhan pribadi. Misal : perasaan harga diri, putus asa, dll
E. Afek dan Stemming ( suasana hati )
Afek adalah peristiwa psikis sebagai rasa ketegangan hebat kuat, yang timbul dengan tiba – tiba dalam waktu singkat, tidak disadari dan disertai dengan gejala – gejala jasmaniah yang hebat pula.
Menurut Wilhem Wundt dalam sebuah analisis introspeksinya telah menemukan affek dalam 3 komponen :
1) Affek yang diserati perasaan senang dan tidak senang;
2) Affek yang menimbulkan kegiatan jiwa atau melemahkan;
3) Affek yang berisi penuh ketegangan dan penuh relaks ( mengendorkan )
Sedang Stemming adalah suasana hati yang berlangsung agak lama, lebih tenang, berkesinambungan dan ditandai dengan ciri – ciri perasaan senang atau tidak senang. Sebab – sebab suasana hati ini pada umumnya ada dalam bawah sadar, namun ada kalanya disebabkan oleh faktor jasaniah. Jika suasana ini konstan sifatnya, maka peristiwa ini disebut humeur.
F. Simpati dan empati
Simpati adalah perasaan terhadap orang lain, yaitu kecendrungan untuk ikut serta merasakan segala sesuatu yang sedang dirasakan oleh orang lain ( Feeling with another person ).
Empati adalah suatu kecendrungan untuk merasakan sesuatu yang dilakukan orang lain, andaikata dia dalam situasi orang lain tersebut ( Feeling into a person or thing ).
III. GEJALA KEMAUAN ( KONASI )
A. Pengertihan Kemauan
Kemauan merupakan aktifitas psikis yang mengandung usaha aktif dan berhubungan dengan pelaksanaan suatu tujuan. Misal : Seseorang yang mempunyai tujuan untuk menjadi sarjana, dengan dasar kemauan, ia belajar dengan tekun, walaupun mungkin juga sambil bekerja.
Proses kemauan untuk dapat sampai pada tindakan melalui beberapa tingkat :
1) Motif ( alasan, dasar, pendorong )
2) Perjuangan motif ( berlangsung pemilihan )
3) Keputusan
4) Perbuatan kemauan
B. Hasrat Yang Berpusat Pada Kejasmanian
Gejala hasrat ini berhubungan dengan gerak dan perbuatan yang berpusat pada kejasmanian atau kewiyasaan. Diantara gejala hasrat ini ada yang terdapat pada tumbuh – tumbuhan, hewan, dan juga manusia.
1) Tropisme
Adalah peristiwa yang menyebabkan timbulnya gerak ke suatu arah terentu. Gejala ini terdapat pada barang – barang tignkat vegetatif ( tumbuh – tumbuhan ) dan animal ( hewan ).
Misal : Bunga menghadap mengarah matahari, laron terbang menyongsong sinar.
Tropisme dibedakan menjadi 2 :
a) Foto – tropisme ( Fotos = cahaya )
Yaitu tropisme yang timbul sebab adanya rangsangan cahaya Menurut arah geraknya foto – tropisme dibedakan menjadi 2 :
- Foto – tropisme positif : mengarah cahaya. Seperti Laron
- Foto – tropisme negatif : menjahui cahaya. Seperti ikan laut.
b) Helio – tropisme ( helios = matahari )
Yaitu tropisme yang timbuls sebab rangsangan matahari.
Menurut arah geraknya helio – tropisme dapat dibedakan :
- Helio – tropisme positif : bergerak mengarah matahari. Seperti : bunga matahri
- Helio – tropisme neagtif : bergerak menghindari matahari. Seperti : Kelelawar.
2) Refleks
Adalah gerak reaksi yang tidak disadari terhadap perangsang.
a ) Ciri – ciri gerak refleks :
- terdapat hubungan erat antara perangsang dan reaksi
- berlangsung di luar sadar ( tidak disadari )
- bersifat mekanis ( bergerak dengan sendirinya )
- Sangat terikat oleh perangsang tertentu
- Tidak berhubungan erat dengan pusat susunan urat syaraf
- Cara bertindak tertentu yang dibawa sejak lahir.
b) Proses terjadinya gerak refleks
Perangsang pancaindra sel – sel syaraf ensoris urat syaraf motoris reaksi.
c) Macam – macam refleks :
- Refleks bawaan : refleks yang dibawa sejak lahir ( refleks asli / sewajarnya ). Misal : menutup mata karena menentang sinar yang sangat terang, gemetar karena lapar.
- Refleks latihan : refleks yang diperoleh dari pengalaman. Misal : Kecakapan mengendarai sepeda.
- Refleks bersyarat ( conditioned – reflex ) : refleks yang tidak tergantung pada perangsang alam yang asli, tapi timbul karena rangsang lain yang berasosiasi dengan rangsang alam tersebut. Supaya timbul asosiasi dengan perangsang alam perlu adanya suatu perantara, yang disebut syarat. Misal : orang yang sedang haus, melihat buah asam air liurnya keluar.
3) Insting
Kemampuan berbuat tertentu yang dibawa sejak lahir yang tertuju pada pemuasan dorongan – dorongan nafsu dan dorongan – dorongan lain.
a) Ciri – ciri insting
- Insting lebih majemuk dari refleks.
- Bergerak ke suatu arah tujuan tanpa memerlukan latihan
- Mwrupakan bawaan, kemampuan alami.
- Berjalan secara mekanis ( dengan sendirinya )
- Sedikit banyak dapat dilatih atau diubah
- Berakar pada dorongan nafsu dan dorongan lain
- Gerak pada hewan sejak lahir tidak berubah, sedang pada manusia berubah
b) Macam – macam Instink
Pada garis besarnya instink dapa dibagi menjadi 3 :
- Dorongan instink mempertahankan diri. Seperti makan, bernafas,bermain, melindungi diri,dll
- Dorongan instink mempertahankan jenis. Seperti : Seksual, membela diri, minta tolong, sosial,dll.
- Dorongan instink mengembangkan diri. Seperti : belajar, menyelidiki, ingin tahu, dll.
c ) Perbedaan instink pada hewan dan manusia
- instink pada hewan
yaitu hewan hanya hidup dan bergerak dalam keadaan tertentu dan sukar menyesuaikan diri dengan keadaan yang serba berubah.
- instink pada manusia
yaitu manusia dapat berubah dan dapat menyesuaikan diri.
5) Automatise
Adalah gejala – gejala yang menimbulkan gerak – gerak terselenggara dengan sendirinya. Gerak ini ada 2 macam :
a) Automatisme asli : gerak automatis yang tidak digerakan oleh gejala hasrat. Seperti : gerak jantung, gerak paru – paru,dll
b) Automatisme latihan : gerak automastis yang terjadi karena sering diulang – ulang. Seperti : berjalan, bersepeda, dll.
6) Kebiasaan
Adalah gerak perbuatan yang berjalan dengan lancar dan seolah – olah berjalan dengan sendirinya.
Perbedaan perbuatan kebiasaan dan automatisme :
a) Perbuatan kebiasaan : mulanya dipengaruhi oleh kerja pikir, didahului oeh pertimbangan dan perencanaan.
b) Automatisme : sebelumnya tidak dipengaruhi oleh pekerjaan pikir atau karena banyak diulang / dilatih.
7) Nafsu
Adalah dorongan yang terdapat pada tiap – tiap manusia dan memberi kekuatan bertindak untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan hidup tertentu. Seperti makan, bertindak, merusak.dll
8) Keinginan
Adalah nafsu yang telah mempunyai arah tertentu dan tujuan tertentu. Misal : nafsu makan menimbulkan keinginan untuk makan.
9) Kecendrungan( tendency )
Keinginan - keinginan yang sering muncul atau timbul.misal : gemar makan, tamak, berbuat amal, taat pada tuhan, jujur.dll
10) Hawa nafsu
Adalah kecendrungan atau keinginan yang sangat kuat dan mendesak yang sedikit banyak mempengaruhi jiwa seseorang. Misal : nonton, judi, birahi, minuman keras, judi, dll.
C. Hasrat yang berpusat pada psikologi atau perbuatan kemauan
Kemauan adalah dorongan kehendak yang terarah pada tujuan – tujuan hidup tertentu, dan dikendalikan oleh pertimbangan akal budi.
Ciri – ciri kemauan :
1. Gejala kemauan adalah dorongan dari dalam yang khusus dimiliki oleh manusia.
2. Berhubungan erat dengan satu tujuan.
3. Pendorong timbulnya perbuatan kemauan yang didasarkan atas berbagai pertimbangan.
4. Dalam kemauan seluruh pribadi memberikan pertimbangan kemauan.
Proses munculnya kemauan :
1. Momen rangsang – rangsang : atau saat penerimaan : misal : mengerutkan kening, meleletkan lidah;
2. Momen obyektif : saat individu menyadari akan peristiwa dalam psikisnya, kesadaran mana menimbulkan gambaran akan arah yang akan dituju;
3. Momen aktual : saat individu menyadari benar bahwa dirinya sedang mengarhkan pikiranya terhadap perbuatan yang akan dilakukan;
4. Momen sobyetif : saat individu menyadari benar tentang arah tujuannya, sehingga terbentuk kamauan yang sesungguhnya. Inilah saat pengambilan keputusan.
Hal – hal yang mempengaruh kemauan :
1. Keadaan fisik : pengaruh yang berhubungan dengan dengan kindisi jasani, yakni sanggup tidaknya, mampu tidaknya,dll
2. Kadaan materi : bahan – bahn yang digunakan untuk melaksanakan keputusan kemauan;
3. Keadaan milieu ( lingkungan ) : apakah lingkungan dapat membantu atau tidak;
4. Kata hati ( consciensia )
D. Motif, Perkembangan, dan macamnya
1. Motif
Adalah dorongan yang datang dari dalam dirinya untuk berbuat. Misal : orang berlari disebabkan ada dorongan dari dalm dirinya.
Perbuatan organisme dibedakan menjadi 2 macam :
a) Perbuatan yang refleksif : perbuatan yang etrjadi tanpa disadari oleh individu yang bersangkutan. Perbuatan ini adalah reaksi dari stimulus yang diterima tidak sampai pada otak; gambaran rekasi refleksif:
Stimulus resptor efekto respon
b) Perbuatan yang disadari : perbuatan organisme atas dasar adanya motif dari individu yang bersngkutan. Prosesnya adalh sebagai berikut :
Stimulus reseptor pusat efektor respons
2. Perkembangan motif
Manuusia adalah makluk hidup yang mengalami perkembangan. Perkembangan ini berhubungan dengan masalah kemasakan ( maturation ), latihan dan proses belajar.ini juga mempengaruhi keadaan motif yang ada pada individu. Sejak manusia lahir sudah membawa motif – motif tertentu, terutama motif yang berhubungan dengan kelangsungan hidup individu sebgai organisme, motif ini bersifat alami.tetapi kemudian motif – motif itu sebagai akibat dari perkembangan individu akan mengalami perkembangan juga.
3. Macam – macam motif
Menurut Woodworth dan maquis motif dapat dibedakan menjadi 3 macam :
a) Motif yang berhubungan dengan kejasmanian ( organic needs ) : motif yang berhubungan dengan kelangsungan hidup. Seperti : minum, seks, istirahat, dll.
b) Motif darurat ( emergency motives ) : motif untuk tindakan yang sifatnya segera karena keadaan sekitar menuntutnya. Seperti : motif melepaskan diri dari bahya.
c) Motif obyektif ( obyektive motives ) : Motif untu mengadakan hubungan dengan keadaan sekitarnya, baik terhadap orang – orang atau benda – benda. Seperti : motif minat, motif manipulasi, motif eksplorasi.
IV. GEJALA CAMPURAN
1. PERHATIAN
A. Perhatian dan Kesadaran
Perhatian berhubungan erat dengan kesadaran jiwa terhadap sesuatu obyek yang direaksi pada sesuatu waktu.
Perhatian adalah keaktifan jiwa yang diarahkan kepada sesuatu obyek, baik di dalam maupun di luar dirinya.
B. Syarat – syarat agar perhatian mendapat manfaat sebanyak – banyaknya
1) Inhibisi : pelarangan atau penyingkiran isi kesadaran yang tidak diperlukan, atau menghalang – halngi masuk ke dalam lingkungan kesadaran. Misal : ketika kita akn emnghadapi ujian, maka hendaknya ada inhibisi, yaitu membuang segala apa yang membuat pikiran kita terganggu;
2) Appersepsi : pengerahan denga sengaja semua isi kesadaran, termasuk tanggapan, pengertihan, dan sebagainya yang telah dimiliki dan bersesuaian dengan obyek pengertihan. Misal : kita mempelajari Agama hindu di Indonesia, supaya terjadi peristiwa appersepsi yang sebaik –baiknya, maka kita perlu mempunyai barang – barang peninggalan yang ada hubunganya dengan itu, missal : candi –candi, arca – arca, dll.
3) Adaptasi ( penyesuaian diri ) : penyesuaian diri antara subyek dan obyek.
C. Macam – macam Perhatian
1) Perhatian spontan dan disengaja
Adalah perhatian yang timbul dengan sendirinya oleh karena tertarik pada sesuatu yang tidak didorong oleh kemauan, perhatian, disengaja, yakni kemauan karena adanya tujuan tertentu. Misal : seseorang diberi tugas oleh guru, karena adanya tugas maka seorang siswa tersebut menjadi rajin belajar.
2) Perhatian statsis dan dinamis
Perhatian statis adalah : pehatian yang tetap terhadap sesuatu. Ada seseorang yang dapat mencurajkan kepada sesuatu solah – olah tidak berkurang kekuatanya. Misal : seseorang yang sudah senang sekali dengan musik, maka orang tersebut akan sulit untuk berpindah terhadap obyek lain.
Perhatian dinamis : perhatian yang mudah berubah – rubah, mudah bergerak, mudah berpindah dari obyek satu ke obyek yang lain. Supaya perhatian kita terhadap sesuatu tetap kuat, maka tiap – tiap kali perlu diberi perangsang baru.
3) Perhatian konsentratif dan distributif
Perhatian konsertratif ( perhatian memusat ) : perhatian yang hanya ditunjukkan kepada satu obyek ( masalah ) tertentu. Misal : seseorang sedang memecahkan soal aljabar yang sangat sulit.
Perhatian distributif ( perhatian yang terbagi – bagi ) : dengan sifat ini orang dapat membagi – bagi perhatiannya kepada beberapa arah dengan sekali jalan / dalam waktu yang bersamaan. Misal : guru sedang mengajar, sopir sedang mengemudi mobil.
4) Perhatian sempit dan luas
Perhatian sempit : orang yang mempunyai perhatian sempit dengan mudah dapat memusatkan perhatiannya kepada suatu obyek yang terbatas.
Perhatian luas : orang yang mempunyai perhatian luas mudah sekali tertarik oleh kejadian – kejadian sekelilingnya, perhatiannya tidak mengarah kepada hal –hal tertentu.
5) Perhatian fiktif dan fluktuatif
Perhatian fiktif ( perhatian melekat ) : perhatian yang mudah dipusatkan pada suatu hal yang boleh dikatakan bahwa perhatiannya dapat melekat lama pada obyeknya. Orang demikian biasanya teliti, selektif, dsb.
Perhatian fluktuatif ( bergelombang ) : memperhatikan bermacam – macam hal sekaligus, tetapi kebanyakan tidak seksama.
D. Jenis – jenis perhatian
Perhatian dapat dibeakan menurut bentuk dan sifatnya.
1) Perhatian menurut bentuknya :
a) Perhatian sengaja : perhatian yang terjadi apabila individu ingin menyaring secara kuat dan ingin menangkap kesan penginderaan secara lebih jelas. Misal : seoarnag mahasiswa yang sedang memperhatikan penjelasan seorang Dosen.
b) Perhatian tidak sengaja : perhatian dalam mana tidak ada usaha sadar dari individu, untuk memusatkan perhatiannya pada suatu penginderaan tertentu, tetapi inderanya secara tak sengaja terpusakan pada bagian indera tertentu. Misal : adanya rasa sakit, lapar, haus, dll.
c) Perhatian habitual : kecendrungan individu untuk memusatkan perhatiannya pada hal –hal tertentu dalam setiap keadaan lngkungan dengan meninggalkan perangsang – perangsang lainnya. Misal : ada dua orang berjalan, yang satu ahli biologi dan satunya seorang seniman, maka yang diperhatikan adalah beda.
2) Perhatian menurut sifatnya :
a) perhatian spontan langsung atau direct dan perhatian paksaan : perhatian yang tidak dengan sengaja, individu merasa senang terhadap obyek yang diamati.
b) Perhatian konsentratif dan perhatian distributif yaitu mengacu pada obyek yang diamati.
c) Perhatian sempit dan perhatian perseveratif : manakala terjadi fiksasi dan perhatian kepada satu obyek yang terbatas.
d) Perhatian sembarangan ( random attention ) : perhatian yang tidak tetap, mudah berubah – ubah, berpindah – pindah dari obyek satu ke obyek yang lain, dn tidak tahan lama.
2. KELELAHAN
A. Gejala kelelahan pada manusia
Adalah gejala berurangnya manusia untuk melakukan sesuatu.
B. Sebab – sebab kelelahan
1) Kelelahan disebabkan oleh pekerjaan jasamani. Misal : menyangkul, berolahraga, berjalan jauh, dll.
2) Kelelahan disebabkan oleh pekerjaan jiwa. Misal : memikirkan masalah – masalah yang pelik, mengerjakan soal – soal hitungan, dll.
C. Macam – macam kelelahan
1) kelelahan jasmani : kalau kekuatan jasmani berkurang, maka tidak dapat melakukan sesuatu dengan semestiny.
2) Kelelahan rohani : klau kekuatan jiwa berkurang, maka tidak dapat melakukan pekerjaan psikis dengan semestinya.
D. Hubungan kelelahan jasmani dan rohani
Manusia adalah suatu psiko – somatis, selamanya tidak dapat diadakan pemisahan antara jiwa dan raganya, oleh karena itu kelelahan jasmani tidak dapat dipisahkan dengan kelelahan rohani, dan sebaliknya. Hal – hal yang mungkin terjadi :
1) baik kelesuan jasmani maupun rohani dirasakan oleh seluruh tubuh
2) pekerjaan jasmani dapat menimbulkan kelelahan jasmani pun dapat menimbulkan kelelahan rohani;
3) pekerjaan rohani dapat enimbulkan kelelahan jasmani;
4) kelelahan jasmani dapat mengurangkan kegiatan jiwadan jasmani.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa antara jasmani dan rohani mempunyai hubungan timbal bali dan saling mempengaruhi.
E. Usaha –usaha untuk menghilangkan kelesuan
Cara menghilangkan lesu pada umumnya orang beristrahat, atau menghentikan apa yang dikerjakan. Tentang menghentikan aktifitas sudah barang tentu harus disesuaikan dengan jenis aktifitasnya.
1) menghentikan pekerjaaan jasmani untuk menghilangkan kelesuan jasmani;
2) Menghilangkan pekerjaan rohani untuk menghilangkan kelesuan rohani;
3. SUGESTI
A. Pengertihan Sugesti
Adalah pengaruh atas jiwa atau perbuatan seseorang, sehingga pikiran, perasaan, dan kemauannya terpengaruh, dan dengan begitu orang mengakui atau meyakini apa yang dikehendaki dari padanya.
B. Cara – cara untuk menyugesti
1) Dengan membujuk.;
2) Dengan memuji;
3) Denagn menakut – nakuti;
4) Dengan menunjukan kekurangan atau kelebihan.
C. Alat – alat sugesti
Sehubungan dengan cara – cara menyugesti, kita ,engenal alat – alat utuk menamakan pengaruh sugesti kepada pihak lain, antara lain :
1) Mata ( pandangan tajam, lemah lembut, dll )
2) Roan muka ( manis, kasih sayang, dll )
3) Teladan ( tingkah laku yang baik, sopan santun, kejujuran, dll )
4) Gambar ( gambar majalah – majalah, mingguan, buku – buku, dll )
5) Suara ( merdu, sinis, perintah, dll )
6) Warna ( dala reklame, sandiwara )
7) Slogan atau semboyan ( dalam rapat – rapat, pembangunan, dll )
I. GEJALA PENGENALAN ( KOGNISI )
1. PENGINDERAAN DAN PENGAMATAN
A. Pengindraan
Penginderaan atau pendirian adalah penyaksian indera kita atas rangsang yang merupakan suatu kompleks (suatu kesatuan yang kabur,tidak jelas). Bagian-bagian atau unsur-unsur dari rangsang belum terurai, masih menjadi satu bahkan diri kita seakan-akan termasuk didalamnya. Jadi jiwa kita pasif. Seperi panas terik matahari yang kita rasakan waktu kita asyik bermain sepakbola.
B. Penagamatan
Pengamatan ( pencerapan, percption ) adalah hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya perangsang. dalam pengamatan dengan sadar orang dapat memisahkan unsur-unsur dari obyek. Seperti becak yang melampui kita,mula-mula nampak dalam kebulatannya,tetapi kemudian makin jelas catnya, belnya, pengendarnya, dll.
Pada umumnya penginderaan selalu disusul dengan pengamatan, terutama rangsang-rangsang yang menarik perhatian. Dalam pengamatan jiwa kita aktif. Hal ini terbukti dengan beberapa contoh yang lazim disebut osilasi yaitu perhatian yang beralih-alih / meloncat-loncat. Lain dengan halusinasi ( gambaran khayal ) yang timbul apabila kita menyangka atau melihat, mendengar sesuatu pada hal obyeknya tidak ada. Misalnya merasa melihat orang, tetapi nyatanya tidak ada orang. Juga lain dengan ilusi yaitu: salah menafsirkan rangsang. Jadi pengamatan tidak sesuai dengan kenyataan atau salah pandang.
2. TANGGAPAN
Tanggapan dapat diartikan sebagai gambaran ingatan dari pengamatan, dimana obyek yang telah diamati tidak lagi berada dalam ruang dan pengamatan. Misalnya kesan pemandangan alam yang baru kita lihat.
Tanggapan disebut laten apabila tanggapan tersebut ada dibawah sadar atau tidak kita sadari.dan disebut actual apabila tanggapan tersebut kita sadari.
Apabila tanggapan-tanggapan yang kita sadari itu langsung berpengaruh pada kehidupan kejiwaan ( berpikir, perasaan dan pengenalan) maka, fungsi tanggapan tadi disebut sebagai fungsi primer. apabila tanggapan-tanggapan yang sudah kita sadari dan ada dibawah sadar masih terus berpengaruh terhadap kehidupan kejiwaan kita, maka fungsi tanggapan itu disebut sebagai fungsi sekunder.
Individu yang memiliki fungsi sekunder lemah atau memiliki fungsi primer dominan, maka mempunyai ciri-ciri khas, banyak gerakannya, lincah , menarik, ramah mudah mengerti, namun dangkal pengetahuaanya, berani, banyak humor, empunyai kecenderunagan berlebih-lebihan, bermulut besar,gembira,akan tetapi juga mudah berkecil hati. Orang yang mempunyai fungsi sekunder dominan memiliki sifat-sifat; suasana hatinya tenang, tekun, hemat, teliti, wataknya tertutup, berbicara dan tertawanya sedikit, sering kelihatan kaku, tidak menarik dan membosankan.
Perbedaan antara tanggapan dan pengamatan :
1. Pengamatan terikat pada tempat dan waktu,sedang tanggapan tidak terikat pada tempat dan waktu.
2. Obyek pengamatan sempurna dan mendetail,sedangkan obyak tanggapan tidak mendetail dan kabur.
3. pengamatan memerlukan perangsang,sedang pada tanggapan tidak perlu ada perangasang.
4. Pengamatan bersifat sensoris, sedang tanggapan bersifat immaginer.
3. REPRODUKSI DAN ASSOSIASI
Reproduksi adalah pemunculan tanggapan-tanggapan dari keadaan dibawah sadar ( tidak disadari ) ke dalam keadaan disadari. Misalnya mengingat kembali sesuatu yang telah kita amati dan kita alalmi.
Reproduksi dapat juga terjadi karena adanya perangsang atau pengaruh dari luar, misalnya karena melihat gedung fakultas , teringatlah akan dosen-dosennya, teringat akan cinta pertama dikampus.
Assosiasi tanggapan adalah sangkut paut antara tanggapan satu dengan yang lain didalam jiwa. Tanggapan yang berassosiasi cenderung untuk mereproduksi, artinya apabila yang satu disadari, maka yang lain ikut pula disadari.
Bagi psikolog modern hanya mengenal satu hukum assosiasi yaitu hukum kontinuitas, yaitu tanggapan-tanggapan akan terasosiasi satu sama lain, apabila mereka kontinu, berdampingan atau berbatasan satu sama lain, karena timbul bersamaan ( koeksisten ) secara suksesif didalam kesadaran.
4. INGATAN ( MEMORY )
Ingatan ialah kekuatan jiwa untuk menerima, menyimpan dan mereproduksikan kesan-kesan. Jadi ada 3 unsur dalam perbuatan ingatan, yaitu menerima kesan-kesan, menyimpan dan mereproduksikan.
Dengan adanya kemampuan untuk mengingat pada manusia ini berarti ada suatu indikasi bahwa manusia mampu untuk menyimpan dan menimbulkan kembali dari sesuatu yang pernah dialami. Prestasi ingatan berhubungan erat dengan kondisi jasmani, misalnya kelelahan, sakit.Ingatan paling tajam pada diri manusia ialah kurang lebih pada masa kanak-kanak (10-14 tahun), dan ini baik sekali untuk daya ingatan mekanis yakni daya ingatan yang hanya untuk kesan-kesan penginderaan. Sesudah umur ini, kemampuan mencamkan dalam ingatan juga dapat dipertinggi, tetapi hanya untuk kesan-kesan yang mengandung pengertian ( daya ingatan logis ), berlangsung antara umur 15-50 tahun.
Cara penyelidikan ingatan:
1. Metode mempelajari ( the learnining methode ): metode ini untuk menyelidiki kemampuan ingatan dengan cara melihat sampai sejauh mana yang diperlukan atau usaha yang dijalankan oleh subyek, untuk dapat menguasai materi yang dipelajari denagan baik.
2. Metode mempelajari kembali (the relearning methode ): metodo ini merupakan metode yang berbentuk dimana subyek disuruh mempelajari materi kembali yang pernah dipelajari sampai pada suatu kriteria tertentu seperti mempelajari materi tersebut pada saat pertama kali.
3. Metode rekonstruksi : metode ini berbentuk dimana subyek disuruh mengkonstruksi kembali suatu materi yang diberikan kepadanya.
4. Metode mengenal kembali : metode ini digunakan dengan mengambil bentuk dengan cara pengenalan kembali.
5. Metode mengingat kembali : metode ini ialah mengambil bentuk subyek disuruh mengingat kembali apa yang telah dipelajarinya.
6. Metode assosiasi berpasangan : metode ini mengambil bentuk subyek disuruh mempelajari materi secara berpasang-pasangan.
5. FANTASI
Fantasi adalah kemampuan jiwa untuk membentuk tangapan-tanggapan atau bayangan - bayangan baru. Dapat terjadi secara disadari dan secara tidak disadari ( bila individu tidak secar sadar telah dituntut oleh fantasinya ).
Bedanya dengan berpikir :
1. Dengan berpikir kita berusaha untuk menemukan sesuatu yang sudah ada tetapi belum diketahui,dengan berfantasi kita menciptakan sesutu yang belum ada.sesuatu yang baru.
2. Berpikir terikat pada realitas, berfantasi melepaskan kita dari realitas.
Fantasi ada yang berupa fantasi pencipta ( fantasi yang mampu menciptakan hal-hal baru) dan fantasi terpimpin ( fantasi yang dituntun oleh pihak lain ).
Dilihat dari caranya, fantasi dibedakan atas :
1. Fantasi mengabstraksi yaitu cara orang berfantasi dengan mengabstrasikan beberapa bagian, sehingga ada bagian-bagian yang dihilangkan.
2. Fantasi yang mendeterminasi yaitu cara orang berfantasi dengan mendeterminasi terlebih dahulu.
3. Fantasi mengkombinasi yaitu cara orang berfantasi dimana orang menkombinasikan pengertian-pengertianatau bayangan - bayangan yang ada pada individu bersangkutan
6. BERPIKIR
Berpikir adalah merupakan aktivitas psikis yang intensional dan terjadi apabila seseorang menjumpai problema (masalah) yang harus dipecahkan.
Fungsi berpikir :
1. Membentuk pengertian, yaitu suatu perbuatan dalam proses berpikir ( dengan memanfaatkan isi ingatan ) bersifat riil,abstrak dan umum serta mengandung sifat hakekat sesutu.
2. Membentuk pendapat,yaitu hasil pekerjaan pikir dalam meletakkan hubungan antara tanggapan yang satu dengan lainnya,antara pengertian satu dengan lainnya dan dinyatakan dalam suatu kalimat.
3. Membentuk kesimpulan, yaitu membentuk pendapat baru yang berdasar atas pendapat-pendapat lain yang sudah ada.
Macam – macam cara menarik kesimpulan :
1. Kesimpulan yang ditarik atas dasar analogi, yaitu apabila seseorang berusaha mencari hubungan dari peristiwa - peristiwa, atas dasar adanya persamaan-persamaan atau kemiripan - kemiripannya.
2. Kesimpulan yang ditarik atas dasar induksi sintetis, yaitu metode berpikir, bertolak dari pengertian yang lebih rendah melompat kepada pengertian yang lebih tinggi, atau dengan kata lain berangkat dari pengertian yang khusus dan fakta yang unik sampai kepada pengertian yang lebih umum dengan ciri-ciri yang umum.
3. Kesimpulan yang ditarik atas dasar deduksi analitis, yaitu metode berpikir yang bertolak dari pengertian lebih tinggi / umum melompat kepada pengertian lebih rendah, dimana seseorang berangkat dari anggapan / proposisi umum menuju pada anggapan yang lebih khusus.
7. INTUISI
Intuisi adalah pandangan batiniah yang serta merta tembus mengenai satu peristiwa atau kebenaran, tanpa perurutan pikiran, mirip dengan ilham.
Intuisi bersifat kreatif dan menjadi bagian dari kehidupan psikis yang tidak disadari.Maka intuisi dapat dianggap sebagai bentuk berpikir tembus langsung dengan menggunakan wawasan insight menanggapi satu situasi.
Intuisi dalam pengertian keyakinan terhadap kebenaran perangsang sendiri tetapi belum ada buktinya itu, sering berlangsung dalam kehidupan kita sehari-hari. Namun tidak bisa dipungkiri, bahwa pada intuisi ini tidak jarang muncul bahaya, yaitu seseorang bertindak spontan atau bertingkah impulsif, hingga dia membuat kesalahan - kesalahan besar yang tidak terampuni.
Pada umumnya kaum wanita lebih intuitif dari pada kaum laki-laki, artinya sering mendapat intuisi. Hal ini mungkin disebabkan bahwa kaum wanita pada umumnya lebih lama merenungkan sesuatu dan lebih banyak hidup dalam alam perasaan.
II. GEJALA PERASAAN ( EMOSI )
A. Pengertihan perasaan
Perasaan termasuk gejala yang dimiliki oleh orang, hanya corak dan tingkatanya yang berbeda. Perasaan tidak termasuk gejala mengenal, walaupun demikian sering juga perasaan berhubungan dengan gejala mengenal.
Apakah perasaan itu ?
Perasaan adalah suatu keadaan kerohanian / peristiwa kejiwaan yag kita alami dengan senang / tidak senang dalam hubungan dengan peristiwa mengenal dan bersifat sobyektif.
Gejala perasaan kita tergantung pada :
1) Keadaan jasmani, misal : badan kita dalam keadaan sakit
2) Pembawaan, misal : orang mempunyai pembawaan perasaan halus, dan sebaliknya.
3) Perasaan seseorang berkembang sejak ia mengalami sesuatu.
B. Tiga dimensi perasaan menurut Wundt
Telah kita ketahui bahwa perasaan itu dialami oleh individu sebagai perasaan senang / tidak senang. Namun demikian ada yang memandang bahwa soal senang atau tidak, bukanya satu – satunya dimensi dari perasaan. Menurut W.Wundt : perasaan dialami oleh individu sebagai perasaan senang / tidak senang, tetapi masih dapat dilihat dari diensi lain. Dengan demikian dapat diketahui bagaimana pendapat dari Wundt mengenai perasaan. sehubungan dengan soal waktu dan perasaan Stern juga membedakan perasaan dalam 3 golongan :
1) Perasaan presens : yang bersangkutan dengan keadaan sekarang yang dihadapi.
2) Perasaan yang menjangkau maju yatu kejadian yang akan datang;
3) Perasaan yang berhubungan dengan waktu – waktu yang telah lalu.
C. Perasaan dan gejala – gejala kejasmanian
Dimuka telah dikatakan bahwa gejala perasaan tidak berdiri sendiri, melainkan bersangkut paut dengan gejala – gejala jiwa yang lain. Bahkan perasaan dengan tubuh ini memang tidak dapat dipisahkan. Misal : orang bercakap – cakap biasanya disertai gerakan tangan.
D. Macam – macam Perasaan
Dalam kehidupan sehari – hari sering didengar adanya perasaan yang tinggi dan rendah, keadaan ini menunjukan adanya klarifikasi dalam perasaan.
Menurut Max seheler tingkatan perasaan dibagi 4 macam :
1) Perasaan tingkat sensoris : perasaan yang berdasarkan atas kesadaran yang berhubungan dengan stimulus pada kejasmanian. Misal : sakit, panas, dll
2) Perasaan ini bergantung pada keadaan jasmani seluruhnya. Misal : rasa segar, lelah,dll
3) Perasaan kejiwaan : perasaan seperti rasa gembira, susah, takut, dll
4) Perasaan kepribadian : perasaan yang berhubungan dengan keseluruhan pribadi. Misal : perasaan harga diri, putus asa, dll
E. Afek dan Stemming ( suasana hati )
Afek adalah peristiwa psikis sebagai rasa ketegangan hebat kuat, yang timbul dengan tiba – tiba dalam waktu singkat, tidak disadari dan disertai dengan gejala – gejala jasmaniah yang hebat pula.
Menurut Wilhem Wundt dalam sebuah analisis introspeksinya telah menemukan affek dalam 3 komponen :
1) Affek yang diserati perasaan senang dan tidak senang;
2) Affek yang menimbulkan kegiatan jiwa atau melemahkan;
3) Affek yang berisi penuh ketegangan dan penuh relaks ( mengendorkan )
Sedang Stemming adalah suasana hati yang berlangsung agak lama, lebih tenang, berkesinambungan dan ditandai dengan ciri – ciri perasaan senang atau tidak senang. Sebab – sebab suasana hati ini pada umumnya ada dalam bawah sadar, namun ada kalanya disebabkan oleh faktor jasaniah. Jika suasana ini konstan sifatnya, maka peristiwa ini disebut humeur.
F. Simpati dan empati
Simpati adalah perasaan terhadap orang lain, yaitu kecendrungan untuk ikut serta merasakan segala sesuatu yang sedang dirasakan oleh orang lain ( Feeling with another person ).
Empati adalah suatu kecendrungan untuk merasakan sesuatu yang dilakukan orang lain, andaikata dia dalam situasi orang lain tersebut ( Feeling into a person or thing ).
III. GEJALA KEMAUAN ( KONASI )
A. Pengertihan Kemauan
Kemauan merupakan aktifitas psikis yang mengandung usaha aktif dan berhubungan dengan pelaksanaan suatu tujuan. Misal : Seseorang yang mempunyai tujuan untuk menjadi sarjana, dengan dasar kemauan, ia belajar dengan tekun, walaupun mungkin juga sambil bekerja.
Proses kemauan untuk dapat sampai pada tindakan melalui beberapa tingkat :
1) Motif ( alasan, dasar, pendorong )
2) Perjuangan motif ( berlangsung pemilihan )
3) Keputusan
4) Perbuatan kemauan
B. Hasrat Yang Berpusat Pada Kejasmanian
Gejala hasrat ini berhubungan dengan gerak dan perbuatan yang berpusat pada kejasmanian atau kewiyasaan. Diantara gejala hasrat ini ada yang terdapat pada tumbuh – tumbuhan, hewan, dan juga manusia.
1) Tropisme
Adalah peristiwa yang menyebabkan timbulnya gerak ke suatu arah terentu. Gejala ini terdapat pada barang – barang tignkat vegetatif ( tumbuh – tumbuhan ) dan animal ( hewan ).
Misal : Bunga menghadap mengarah matahari, laron terbang menyongsong sinar.
Tropisme dibedakan menjadi 2 :
a) Foto – tropisme ( Fotos = cahaya )
Yaitu tropisme yang timbul sebab adanya rangsangan cahaya Menurut arah geraknya foto – tropisme dibedakan menjadi 2 :
- Foto – tropisme positif : mengarah cahaya. Seperti Laron
- Foto – tropisme negatif : menjahui cahaya. Seperti ikan laut.
b) Helio – tropisme ( helios = matahari )
Yaitu tropisme yang timbuls sebab rangsangan matahari.
Menurut arah geraknya helio – tropisme dapat dibedakan :
- Helio – tropisme positif : bergerak mengarah matahari. Seperti : bunga matahri
- Helio – tropisme neagtif : bergerak menghindari matahari. Seperti : Kelelawar.
2) Refleks
Adalah gerak reaksi yang tidak disadari terhadap perangsang.
a ) Ciri – ciri gerak refleks :
- terdapat hubungan erat antara perangsang dan reaksi
- berlangsung di luar sadar ( tidak disadari )
- bersifat mekanis ( bergerak dengan sendirinya )
- Sangat terikat oleh perangsang tertentu
- Tidak berhubungan erat dengan pusat susunan urat syaraf
- Cara bertindak tertentu yang dibawa sejak lahir.
b) Proses terjadinya gerak refleks
Perangsang pancaindra sel – sel syaraf ensoris urat syaraf motoris reaksi.
c) Macam – macam refleks :
- Refleks bawaan : refleks yang dibawa sejak lahir ( refleks asli / sewajarnya ). Misal : menutup mata karena menentang sinar yang sangat terang, gemetar karena lapar.
- Refleks latihan : refleks yang diperoleh dari pengalaman. Misal : Kecakapan mengendarai sepeda.
- Refleks bersyarat ( conditioned – reflex ) : refleks yang tidak tergantung pada perangsang alam yang asli, tapi timbul karena rangsang lain yang berasosiasi dengan rangsang alam tersebut. Supaya timbul asosiasi dengan perangsang alam perlu adanya suatu perantara, yang disebut syarat. Misal : orang yang sedang haus, melihat buah asam air liurnya keluar.
3) Insting
Kemampuan berbuat tertentu yang dibawa sejak lahir yang tertuju pada pemuasan dorongan – dorongan nafsu dan dorongan – dorongan lain.
a) Ciri – ciri insting
- Insting lebih majemuk dari refleks.
- Bergerak ke suatu arah tujuan tanpa memerlukan latihan
- Mwrupakan bawaan, kemampuan alami.
- Berjalan secara mekanis ( dengan sendirinya )
- Sedikit banyak dapat dilatih atau diubah
- Berakar pada dorongan nafsu dan dorongan lain
- Gerak pada hewan sejak lahir tidak berubah, sedang pada manusia berubah
b) Macam – macam Instink
Pada garis besarnya instink dapa dibagi menjadi 3 :
- Dorongan instink mempertahankan diri. Seperti makan, bernafas,bermain, melindungi diri,dll
- Dorongan instink mempertahankan jenis. Seperti : Seksual, membela diri, minta tolong, sosial,dll.
- Dorongan instink mengembangkan diri. Seperti : belajar, menyelidiki, ingin tahu, dll.
c ) Perbedaan instink pada hewan dan manusia
- instink pada hewan
yaitu hewan hanya hidup dan bergerak dalam keadaan tertentu dan sukar menyesuaikan diri dengan keadaan yang serba berubah.
- instink pada manusia
yaitu manusia dapat berubah dan dapat menyesuaikan diri.
5) Automatise
Adalah gejala – gejala yang menimbulkan gerak – gerak terselenggara dengan sendirinya. Gerak ini ada 2 macam :
a) Automatisme asli : gerak automatis yang tidak digerakan oleh gejala hasrat. Seperti : gerak jantung, gerak paru – paru,dll
b) Automatisme latihan : gerak automastis yang terjadi karena sering diulang – ulang. Seperti : berjalan, bersepeda, dll.
6) Kebiasaan
Adalah gerak perbuatan yang berjalan dengan lancar dan seolah – olah berjalan dengan sendirinya.
Perbedaan perbuatan kebiasaan dan automatisme :
a) Perbuatan kebiasaan : mulanya dipengaruhi oleh kerja pikir, didahului oeh pertimbangan dan perencanaan.
b) Automatisme : sebelumnya tidak dipengaruhi oleh pekerjaan pikir atau karena banyak diulang / dilatih.
7) Nafsu
Adalah dorongan yang terdapat pada tiap – tiap manusia dan memberi kekuatan bertindak untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan hidup tertentu. Seperti makan, bertindak, merusak.dll
8) Keinginan
Adalah nafsu yang telah mempunyai arah tertentu dan tujuan tertentu. Misal : nafsu makan menimbulkan keinginan untuk makan.
9) Kecendrungan( tendency )
Keinginan - keinginan yang sering muncul atau timbul.misal : gemar makan, tamak, berbuat amal, taat pada tuhan, jujur.dll
10) Hawa nafsu
Adalah kecendrungan atau keinginan yang sangat kuat dan mendesak yang sedikit banyak mempengaruhi jiwa seseorang. Misal : nonton, judi, birahi, minuman keras, judi, dll.
C. Hasrat yang berpusat pada psikologi atau perbuatan kemauan
Kemauan adalah dorongan kehendak yang terarah pada tujuan – tujuan hidup tertentu, dan dikendalikan oleh pertimbangan akal budi.
Ciri – ciri kemauan :
1. Gejala kemauan adalah dorongan dari dalam yang khusus dimiliki oleh manusia.
2. Berhubungan erat dengan satu tujuan.
3. Pendorong timbulnya perbuatan kemauan yang didasarkan atas berbagai pertimbangan.
4. Dalam kemauan seluruh pribadi memberikan pertimbangan kemauan.
Proses munculnya kemauan :
1. Momen rangsang – rangsang : atau saat penerimaan : misal : mengerutkan kening, meleletkan lidah;
2. Momen obyektif : saat individu menyadari akan peristiwa dalam psikisnya, kesadaran mana menimbulkan gambaran akan arah yang akan dituju;
3. Momen aktual : saat individu menyadari benar bahwa dirinya sedang mengarhkan pikiranya terhadap perbuatan yang akan dilakukan;
4. Momen sobyetif : saat individu menyadari benar tentang arah tujuannya, sehingga terbentuk kamauan yang sesungguhnya. Inilah saat pengambilan keputusan.
Hal – hal yang mempengaruh kemauan :
1. Keadaan fisik : pengaruh yang berhubungan dengan dengan kindisi jasani, yakni sanggup tidaknya, mampu tidaknya,dll
2. Kadaan materi : bahan – bahn yang digunakan untuk melaksanakan keputusan kemauan;
3. Keadaan milieu ( lingkungan ) : apakah lingkungan dapat membantu atau tidak;
4. Kata hati ( consciensia )
D. Motif, Perkembangan, dan macamnya
1. Motif
Adalah dorongan yang datang dari dalam dirinya untuk berbuat. Misal : orang berlari disebabkan ada dorongan dari dalm dirinya.
Perbuatan organisme dibedakan menjadi 2 macam :
a) Perbuatan yang refleksif : perbuatan yang etrjadi tanpa disadari oleh individu yang bersangkutan. Perbuatan ini adalah reaksi dari stimulus yang diterima tidak sampai pada otak; gambaran rekasi refleksif:
Stimulus resptor efekto respon
b) Perbuatan yang disadari : perbuatan organisme atas dasar adanya motif dari individu yang bersngkutan. Prosesnya adalh sebagai berikut :
Stimulus reseptor pusat efektor respons
2. Perkembangan motif
Manuusia adalah makluk hidup yang mengalami perkembangan. Perkembangan ini berhubungan dengan masalah kemasakan ( maturation ), latihan dan proses belajar.ini juga mempengaruhi keadaan motif yang ada pada individu. Sejak manusia lahir sudah membawa motif – motif tertentu, terutama motif yang berhubungan dengan kelangsungan hidup individu sebgai organisme, motif ini bersifat alami.tetapi kemudian motif – motif itu sebagai akibat dari perkembangan individu akan mengalami perkembangan juga.
3. Macam – macam motif
Menurut Woodworth dan maquis motif dapat dibedakan menjadi 3 macam :
a) Motif yang berhubungan dengan kejasmanian ( organic needs ) : motif yang berhubungan dengan kelangsungan hidup. Seperti : minum, seks, istirahat, dll.
b) Motif darurat ( emergency motives ) : motif untuk tindakan yang sifatnya segera karena keadaan sekitar menuntutnya. Seperti : motif melepaskan diri dari bahya.
c) Motif obyektif ( obyektive motives ) : Motif untu mengadakan hubungan dengan keadaan sekitarnya, baik terhadap orang – orang atau benda – benda. Seperti : motif minat, motif manipulasi, motif eksplorasi.
IV. GEJALA CAMPURAN
1. PERHATIAN
A. Perhatian dan Kesadaran
Perhatian berhubungan erat dengan kesadaran jiwa terhadap sesuatu obyek yang direaksi pada sesuatu waktu.
Perhatian adalah keaktifan jiwa yang diarahkan kepada sesuatu obyek, baik di dalam maupun di luar dirinya.
B. Syarat – syarat agar perhatian mendapat manfaat sebanyak – banyaknya
1) Inhibisi : pelarangan atau penyingkiran isi kesadaran yang tidak diperlukan, atau menghalang – halngi masuk ke dalam lingkungan kesadaran. Misal : ketika kita akn emnghadapi ujian, maka hendaknya ada inhibisi, yaitu membuang segala apa yang membuat pikiran kita terganggu;
2) Appersepsi : pengerahan denga sengaja semua isi kesadaran, termasuk tanggapan, pengertihan, dan sebagainya yang telah dimiliki dan bersesuaian dengan obyek pengertihan. Misal : kita mempelajari Agama hindu di Indonesia, supaya terjadi peristiwa appersepsi yang sebaik –baiknya, maka kita perlu mempunyai barang – barang peninggalan yang ada hubunganya dengan itu, missal : candi –candi, arca – arca, dll.
3) Adaptasi ( penyesuaian diri ) : penyesuaian diri antara subyek dan obyek.
C. Macam – macam Perhatian
1) Perhatian spontan dan disengaja
Adalah perhatian yang timbul dengan sendirinya oleh karena tertarik pada sesuatu yang tidak didorong oleh kemauan, perhatian, disengaja, yakni kemauan karena adanya tujuan tertentu. Misal : seseorang diberi tugas oleh guru, karena adanya tugas maka seorang siswa tersebut menjadi rajin belajar.
2) Perhatian statsis dan dinamis
Perhatian statis adalah : pehatian yang tetap terhadap sesuatu. Ada seseorang yang dapat mencurajkan kepada sesuatu solah – olah tidak berkurang kekuatanya. Misal : seseorang yang sudah senang sekali dengan musik, maka orang tersebut akan sulit untuk berpindah terhadap obyek lain.
Perhatian dinamis : perhatian yang mudah berubah – rubah, mudah bergerak, mudah berpindah dari obyek satu ke obyek yang lain. Supaya perhatian kita terhadap sesuatu tetap kuat, maka tiap – tiap kali perlu diberi perangsang baru.
3) Perhatian konsentratif dan distributif
Perhatian konsertratif ( perhatian memusat ) : perhatian yang hanya ditunjukkan kepada satu obyek ( masalah ) tertentu. Misal : seseorang sedang memecahkan soal aljabar yang sangat sulit.
Perhatian distributif ( perhatian yang terbagi – bagi ) : dengan sifat ini orang dapat membagi – bagi perhatiannya kepada beberapa arah dengan sekali jalan / dalam waktu yang bersamaan. Misal : guru sedang mengajar, sopir sedang mengemudi mobil.
4) Perhatian sempit dan luas
Perhatian sempit : orang yang mempunyai perhatian sempit dengan mudah dapat memusatkan perhatiannya kepada suatu obyek yang terbatas.
Perhatian luas : orang yang mempunyai perhatian luas mudah sekali tertarik oleh kejadian – kejadian sekelilingnya, perhatiannya tidak mengarah kepada hal –hal tertentu.
5) Perhatian fiktif dan fluktuatif
Perhatian fiktif ( perhatian melekat ) : perhatian yang mudah dipusatkan pada suatu hal yang boleh dikatakan bahwa perhatiannya dapat melekat lama pada obyeknya. Orang demikian biasanya teliti, selektif, dsb.
Perhatian fluktuatif ( bergelombang ) : memperhatikan bermacam – macam hal sekaligus, tetapi kebanyakan tidak seksama.
D. Jenis – jenis perhatian
Perhatian dapat dibeakan menurut bentuk dan sifatnya.
1) Perhatian menurut bentuknya :
a) Perhatian sengaja : perhatian yang terjadi apabila individu ingin menyaring secara kuat dan ingin menangkap kesan penginderaan secara lebih jelas. Misal : seoarnag mahasiswa yang sedang memperhatikan penjelasan seorang Dosen.
b) Perhatian tidak sengaja : perhatian dalam mana tidak ada usaha sadar dari individu, untuk memusatkan perhatiannya pada suatu penginderaan tertentu, tetapi inderanya secara tak sengaja terpusakan pada bagian indera tertentu. Misal : adanya rasa sakit, lapar, haus, dll.
c) Perhatian habitual : kecendrungan individu untuk memusatkan perhatiannya pada hal –hal tertentu dalam setiap keadaan lngkungan dengan meninggalkan perangsang – perangsang lainnya. Misal : ada dua orang berjalan, yang satu ahli biologi dan satunya seorang seniman, maka yang diperhatikan adalah beda.
2) Perhatian menurut sifatnya :
a) perhatian spontan langsung atau direct dan perhatian paksaan : perhatian yang tidak dengan sengaja, individu merasa senang terhadap obyek yang diamati.
b) Perhatian konsentratif dan perhatian distributif yaitu mengacu pada obyek yang diamati.
c) Perhatian sempit dan perhatian perseveratif : manakala terjadi fiksasi dan perhatian kepada satu obyek yang terbatas.
d) Perhatian sembarangan ( random attention ) : perhatian yang tidak tetap, mudah berubah – ubah, berpindah – pindah dari obyek satu ke obyek yang lain, dn tidak tahan lama.
2. KELELAHAN
A. Gejala kelelahan pada manusia
Adalah gejala berurangnya manusia untuk melakukan sesuatu.
B. Sebab – sebab kelelahan
1) Kelelahan disebabkan oleh pekerjaan jasamani. Misal : menyangkul, berolahraga, berjalan jauh, dll.
2) Kelelahan disebabkan oleh pekerjaan jiwa. Misal : memikirkan masalah – masalah yang pelik, mengerjakan soal – soal hitungan, dll.
C. Macam – macam kelelahan
1) kelelahan jasmani : kalau kekuatan jasmani berkurang, maka tidak dapat melakukan sesuatu dengan semestiny.
2) Kelelahan rohani : klau kekuatan jiwa berkurang, maka tidak dapat melakukan pekerjaan psikis dengan semestinya.
D. Hubungan kelelahan jasmani dan rohani
Manusia adalah suatu psiko – somatis, selamanya tidak dapat diadakan pemisahan antara jiwa dan raganya, oleh karena itu kelelahan jasmani tidak dapat dipisahkan dengan kelelahan rohani, dan sebaliknya. Hal – hal yang mungkin terjadi :
1) baik kelesuan jasmani maupun rohani dirasakan oleh seluruh tubuh
2) pekerjaan jasmani dapat menimbulkan kelelahan jasmani pun dapat menimbulkan kelelahan rohani;
3) pekerjaan rohani dapat enimbulkan kelelahan jasmani;
4) kelelahan jasmani dapat mengurangkan kegiatan jiwadan jasmani.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa antara jasmani dan rohani mempunyai hubungan timbal bali dan saling mempengaruhi.
E. Usaha –usaha untuk menghilangkan kelesuan
Cara menghilangkan lesu pada umumnya orang beristrahat, atau menghentikan apa yang dikerjakan. Tentang menghentikan aktifitas sudah barang tentu harus disesuaikan dengan jenis aktifitasnya.
1) menghentikan pekerjaaan jasmani untuk menghilangkan kelesuan jasmani;
2) Menghilangkan pekerjaan rohani untuk menghilangkan kelesuan rohani;
3. SUGESTI
A. Pengertihan Sugesti
Adalah pengaruh atas jiwa atau perbuatan seseorang, sehingga pikiran, perasaan, dan kemauannya terpengaruh, dan dengan begitu orang mengakui atau meyakini apa yang dikehendaki dari padanya.
B. Cara – cara untuk menyugesti
1) Dengan membujuk.;
2) Dengan memuji;
3) Denagn menakut – nakuti;
4) Dengan menunjukan kekurangan atau kelebihan.
C. Alat – alat sugesti
Sehubungan dengan cara – cara menyugesti, kita ,engenal alat – alat utuk menamakan pengaruh sugesti kepada pihak lain, antara lain :
1) Mata ( pandangan tajam, lemah lembut, dll )
2) Roan muka ( manis, kasih sayang, dll )
3) Teladan ( tingkah laku yang baik, sopan santun, kejujuran, dll )
4) Gambar ( gambar majalah – majalah, mingguan, buku – buku, dll )
5) Suara ( merdu, sinis, perintah, dll )
6) Warna ( dala reklame, sandiwara )
7) Slogan atau semboyan ( dalam rapat – rapat, pembangunan, dll )
ESENSI PENDIDIKAN AGAMA DALAM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
I. Pendahuluan
Peranan pendidikan sebagai sarana rekayasa dan pengembangan kemanusiaan ke arah yang lebih baik, biasanya terakumulasi ke dalam tujuan yang diinginkan, baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka panjang yang sesuai dengan kebutuhan sesorang atau sekelompok orang yang terlibat di dalam aktivitasnya. Kemudian juga dapat dikatakan, bahwa perubahan ke arah yang lebih baik merupakan esensi dari pendidikan itu sendiri, sehingga jika tanpa ada perubahan, menurut tujuan – tujuan pendidikan yang telah diterapkan sama artinya tidak ada proses kependidikan. Maka disini saya mencoba mengulas secara ringkas tentang esensi pendidikan Agama dalam pengembangan Sumber Daya Manusia, yang di dalamnya membahas tentang : Kosep Agama tentang manusia, arti penting pendidikan Agama, dan pentingnya peranan Agama dalam pembangunan bangsa.
II. Pembahasan
A. Konsep Agama Tentang Manusia
Konsep agama ( islam ) tentang manusia mempunyai hubungan dan kaitan erat dengan masalah pendidikan agama dan pengembangan sumber daya manusia. Menurut islam ( doktrin Qur'aniyyah ) manusia mempunyai atau dibekali dua macam potensi dasar oleh Allah, Tuhan Yang Maha Pencipta, yaitu : Potensi fisik ( Jasad, raga ), dan potensi ruh ( hidup, akal, dan qalbu )
Filsafat Barat umumnya hanya mengakui potensi ruh manusia itu pada sisi kehidupan dan akal ( rasio ) saja, kurang meyakini adanya potensi ( sub potensi ) qalbu. Oleh karena itu peradaban barat hanya bersandar pada pengembangan nalar secara optimal tanpa banyak mengembangkan qalbu. Sebaliknya peradaban timur klasik lebih tertarik mengembangkan qalbu dari pada pengembangan akal atau nalar, akibatnya rasionalitas Barat mengalami perkembngan tanpa kendali moralitas, dan moralitas timur ngelantur tanpa imbangan rasionalitas. Islam menghendaki keterpaduan antara keduanya plus potensi wahyu.
Dalam Al Qur'an, kata – kata Yatlu ( يتلوا ) , yuzakki( يزكّى ) , dan Yu'allimu( يعلّم ) dalam satu paduan, seperti tercantum antara lain :
a) Surat Ali Imran ayat : 164
لَقَدْ مَنَّ اللّهُ عَلَى الْمُؤمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولاً مِّنْ أَنفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُواْ مِن قَبْلُ لَفِي ضَلالٍ مُّبِينٍ ﴿١٦٤﴾
Artinya : " Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang - orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan ( jiwa ) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum ( kedatangan Nabi ) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata ".
b) Surat Al Jum'ah Ayat : 2
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولاً مِّنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ ﴿٢﴾
Artinya : " Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata ".
Disamping paduan tiga kata di atas juga kata – kata As Sam'u( السمع ) , Al Basharu( البصر ) , dan Al Fuad ( الفؤاد ) dirangkai dalam satu – kesatuan yang diulang berkali – kali dalam ayat Al Qur'an, sebagai berikut :
a) Surat Al Isra' ayat : 36
وَلاَ تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولـئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْؤُولاً ﴿٣٦﴾
Artinya : " Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya " .
b) Surat An Nahl ayat : 78
وَاللّهُ أَخْرَجَكُم مِّن بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لاَ تَعْلَمُونَ شَيْئاً وَجَعَلَ لَكُمُ الْسَّمْعَ وَالأَبْصَارَ وَالأَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ ﴿٧٨﴾
Artinya : " Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur ".
c) Surat Al Mukminun ayat : 78
وَهُوَ الَّذِي أَنشَأَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ قَلِيلاً مَّا تَشْكُرُونَ ﴿٧٨﴾
Artinya : " Dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur ".
d) Surat As Sajdah ayat : 9
ثُمَّ سَوَّاهُ وَنَفَخَ فِيهِ مِن رُّوحِهِ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ قَلِيلاً مَّا تَشْكُرُونَ ﴿٩﴾
Artinya : " Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh) nya roh (ciptaan) -Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur ".
e) Surat Al Mulk ayat : 23
قُلْ هُوَ الَّذِي أَنشَأَكُمْ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ قَلِيلاً مَّا تَشْكُرُونَ ﴿٢٣﴾
Artinya : " Katakanlah: "Dia-lah Yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati". (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur ".
B. Arti Pendidikan Agama
Arti pendidikan agama disini mencakup dua dimensi yaitu esensi dan institusi,
1) Dimensi Esensi
Yaitu pendidikan agama perlu diberikan sejak dini, agar peserta didik menjadi manusia beragama sejak awal perkembangan potensi manusiawinya dan anak dapat diexpose dengan agamanya. Pengertian beragama disini ditekankan pada kesediaan dan kemampuan mengamalkan ajaran agama dalam hidup keseharian. Hidup beragama membentuk moral keagamaan yang terwujud sebagai public culture yang bertumpu pada private culture;
2) Dimensi Institusi
Yaitu pendidikan agama membutuhkan lembaga dan pranata yang mampu malayani pengembangan, pemahaman, pendalaman masalah – masalah agama, terutama dalam mengadakan upaya penerapan masalah – masalah agama dalam realitas social dan teknikal yang terus berubah dan berkembang. Pendalaman masalah sejarah agama, filsafat agama, dan hukum agama membutuhkan institusi yang memadai.
C. Pentingnya Peranan Agam dalam Pembangunan Bangsa
Peranan agam dalam pembangunan bangsa merupakan keharusan, mengingat :
1) Esensi agama sebagai pembentuk kekuatan moral dan private culture.
Istilah manusia yang beriman dan bertaqwa dan lain sebagainya dalam idealisasi manusia indinesia seutuhnya itu tidak mungkin terwujud tanpa peran agama;
2) Esensi agama sebagai keyakinan dan pandangan hidup yang memperkuat moral Bangsa
Agar bangsa ini mampu mengendalikan dan meristriksi arus kemajuan sains dan teknologi. Public culture yang kita miliki menghendaki keterpaduan komponen " ke - indonesia – an, ke – intelektual – an, dan keberagamaan.
Kita tidak menginginkan kemajuan sains dan teknologi serta kekayaan pemikiran, tetapi mengalami kemiskinan rohani dan kegersangan batin. Keprihatinan Negara dan masyarakat industri maju seperti eropa dan jepang sudah cukup memberikan pelajaran bagi kita untuk menyongsong tahap industrialisasi masa depan. Al Qur'an berulang kali menyuruh kita melakukan kajian kesejarahan, dengan kata – kata " Siru Fil Ardl " dan " Fanzhuru Kaifa Kana 'Aqibatu….." . hampir semua peradaban yang ditunjuk oleh Al Qur'an sebagai obyek penelitian dan kajian adalah obyek yang mencapai tingkat kemajuan fisik, atau kemajuan keilmuan, namun dalam kehancuran moral keimanan.
III. Kesimpulan
1. Menurut islam ( doktrin Qur'aniyyah ) manusia dibekali dua macam potensi dasar oleh Allah, yaitu : Potensi fisik ( Jasad, raga ), dan potensi ruh ( hidup, akal, dan qalbu )
2. Arti pendidikan agama mencakup dua dimensi yaitu esensi dan institusi :
a. Esensi maksudnya pendidikan agama perlu diberikan sejak dini, agar peserta didik menjadi manusia beragama sejak awal perkembangan potensi manusiawinya dan anak dapat diexpose dengan agamanya;
b. Institusi maksudnya pendidikan agama membutuhkan lembaga dan pranata yang mampu malayani pengembangan, pemahaman, pendalaman masalah – masalah agama.
3. Peranan Agama dalam pembangunan bangsa merupakan keharusan, mengingat : Esensi Agama sebagai pembentuk kekuatan moral dan private culture, dan esensi Agama sebagai keyakinan dan pandangan hidup yang memperkuat moral Bangsa.
IV. Penutup
Demkianlah makalah yang saya susun mengenai esensi pendidikan agama dalam pengembangan manusia, untuk kita pelajari apakah esensi pendidikan agama ( islam ) masa kini sudah sesuai dengan kriteria – kriteria esensi pendidikan agama yang sedikit saya uraikan di atas. Dan pada akhirnya masukan – masukan ataupun kritikan – kritikan yang konstruktif sangatlah penyusun nantikan guna membenahi makalah saya yang selanjunya.
DAFTAR PUSTAKA
Al Qur'an dan terjemahnya, Proyek Penggandaan Kitab Suci Al Qur'an, Departemen Agama Republik Indonesia.
Hasan, Muhammad Tholhah, Islam dan Masalah Sumber Daya Manusia. Jakarta : Lantabora Press, 2004, Cet. Ke- 3.
Muhmidayeli,et.all, Membangun Paradigma Pendidikan Islam. Pekanbaru : Program Pasca Sarjana UIN Suska Riau. 2007, Cet. Ke – 1
Peranan pendidikan sebagai sarana rekayasa dan pengembangan kemanusiaan ke arah yang lebih baik, biasanya terakumulasi ke dalam tujuan yang diinginkan, baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka panjang yang sesuai dengan kebutuhan sesorang atau sekelompok orang yang terlibat di dalam aktivitasnya. Kemudian juga dapat dikatakan, bahwa perubahan ke arah yang lebih baik merupakan esensi dari pendidikan itu sendiri, sehingga jika tanpa ada perubahan, menurut tujuan – tujuan pendidikan yang telah diterapkan sama artinya tidak ada proses kependidikan. Maka disini saya mencoba mengulas secara ringkas tentang esensi pendidikan Agama dalam pengembangan Sumber Daya Manusia, yang di dalamnya membahas tentang : Kosep Agama tentang manusia, arti penting pendidikan Agama, dan pentingnya peranan Agama dalam pembangunan bangsa.
II. Pembahasan
A. Konsep Agama Tentang Manusia
Konsep agama ( islam ) tentang manusia mempunyai hubungan dan kaitan erat dengan masalah pendidikan agama dan pengembangan sumber daya manusia. Menurut islam ( doktrin Qur'aniyyah ) manusia mempunyai atau dibekali dua macam potensi dasar oleh Allah, Tuhan Yang Maha Pencipta, yaitu : Potensi fisik ( Jasad, raga ), dan potensi ruh ( hidup, akal, dan qalbu )
Filsafat Barat umumnya hanya mengakui potensi ruh manusia itu pada sisi kehidupan dan akal ( rasio ) saja, kurang meyakini adanya potensi ( sub potensi ) qalbu. Oleh karena itu peradaban barat hanya bersandar pada pengembangan nalar secara optimal tanpa banyak mengembangkan qalbu. Sebaliknya peradaban timur klasik lebih tertarik mengembangkan qalbu dari pada pengembangan akal atau nalar, akibatnya rasionalitas Barat mengalami perkembngan tanpa kendali moralitas, dan moralitas timur ngelantur tanpa imbangan rasionalitas. Islam menghendaki keterpaduan antara keduanya plus potensi wahyu.
Dalam Al Qur'an, kata – kata Yatlu ( يتلوا ) , yuzakki( يزكّى ) , dan Yu'allimu( يعلّم ) dalam satu paduan, seperti tercantum antara lain :
a) Surat Ali Imran ayat : 164
لَقَدْ مَنَّ اللّهُ عَلَى الْمُؤمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولاً مِّنْ أَنفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُواْ مِن قَبْلُ لَفِي ضَلالٍ مُّبِينٍ ﴿١٦٤﴾
Artinya : " Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang - orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan ( jiwa ) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum ( kedatangan Nabi ) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata ".
b) Surat Al Jum'ah Ayat : 2
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولاً مِّنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ ﴿٢﴾
Artinya : " Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata ".
Disamping paduan tiga kata di atas juga kata – kata As Sam'u( السمع ) , Al Basharu( البصر ) , dan Al Fuad ( الفؤاد ) dirangkai dalam satu – kesatuan yang diulang berkali – kali dalam ayat Al Qur'an, sebagai berikut :
a) Surat Al Isra' ayat : 36
وَلاَ تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولـئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْؤُولاً ﴿٣٦﴾
Artinya : " Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya " .
b) Surat An Nahl ayat : 78
وَاللّهُ أَخْرَجَكُم مِّن بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لاَ تَعْلَمُونَ شَيْئاً وَجَعَلَ لَكُمُ الْسَّمْعَ وَالأَبْصَارَ وَالأَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ ﴿٧٨﴾
Artinya : " Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur ".
c) Surat Al Mukminun ayat : 78
وَهُوَ الَّذِي أَنشَأَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ قَلِيلاً مَّا تَشْكُرُونَ ﴿٧٨﴾
Artinya : " Dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur ".
d) Surat As Sajdah ayat : 9
ثُمَّ سَوَّاهُ وَنَفَخَ فِيهِ مِن رُّوحِهِ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ قَلِيلاً مَّا تَشْكُرُونَ ﴿٩﴾
Artinya : " Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh) nya roh (ciptaan) -Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur ".
e) Surat Al Mulk ayat : 23
قُلْ هُوَ الَّذِي أَنشَأَكُمْ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ قَلِيلاً مَّا تَشْكُرُونَ ﴿٢٣﴾
Artinya : " Katakanlah: "Dia-lah Yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati". (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur ".
B. Arti Pendidikan Agama
Arti pendidikan agama disini mencakup dua dimensi yaitu esensi dan institusi,
1) Dimensi Esensi
Yaitu pendidikan agama perlu diberikan sejak dini, agar peserta didik menjadi manusia beragama sejak awal perkembangan potensi manusiawinya dan anak dapat diexpose dengan agamanya. Pengertian beragama disini ditekankan pada kesediaan dan kemampuan mengamalkan ajaran agama dalam hidup keseharian. Hidup beragama membentuk moral keagamaan yang terwujud sebagai public culture yang bertumpu pada private culture;
2) Dimensi Institusi
Yaitu pendidikan agama membutuhkan lembaga dan pranata yang mampu malayani pengembangan, pemahaman, pendalaman masalah – masalah agama, terutama dalam mengadakan upaya penerapan masalah – masalah agama dalam realitas social dan teknikal yang terus berubah dan berkembang. Pendalaman masalah sejarah agama, filsafat agama, dan hukum agama membutuhkan institusi yang memadai.
C. Pentingnya Peranan Agam dalam Pembangunan Bangsa
Peranan agam dalam pembangunan bangsa merupakan keharusan, mengingat :
1) Esensi agama sebagai pembentuk kekuatan moral dan private culture.
Istilah manusia yang beriman dan bertaqwa dan lain sebagainya dalam idealisasi manusia indinesia seutuhnya itu tidak mungkin terwujud tanpa peran agama;
2) Esensi agama sebagai keyakinan dan pandangan hidup yang memperkuat moral Bangsa
Agar bangsa ini mampu mengendalikan dan meristriksi arus kemajuan sains dan teknologi. Public culture yang kita miliki menghendaki keterpaduan komponen " ke - indonesia – an, ke – intelektual – an, dan keberagamaan.
Kita tidak menginginkan kemajuan sains dan teknologi serta kekayaan pemikiran, tetapi mengalami kemiskinan rohani dan kegersangan batin. Keprihatinan Negara dan masyarakat industri maju seperti eropa dan jepang sudah cukup memberikan pelajaran bagi kita untuk menyongsong tahap industrialisasi masa depan. Al Qur'an berulang kali menyuruh kita melakukan kajian kesejarahan, dengan kata – kata " Siru Fil Ardl " dan " Fanzhuru Kaifa Kana 'Aqibatu….." . hampir semua peradaban yang ditunjuk oleh Al Qur'an sebagai obyek penelitian dan kajian adalah obyek yang mencapai tingkat kemajuan fisik, atau kemajuan keilmuan, namun dalam kehancuran moral keimanan.
III. Kesimpulan
1. Menurut islam ( doktrin Qur'aniyyah ) manusia dibekali dua macam potensi dasar oleh Allah, yaitu : Potensi fisik ( Jasad, raga ), dan potensi ruh ( hidup, akal, dan qalbu )
2. Arti pendidikan agama mencakup dua dimensi yaitu esensi dan institusi :
a. Esensi maksudnya pendidikan agama perlu diberikan sejak dini, agar peserta didik menjadi manusia beragama sejak awal perkembangan potensi manusiawinya dan anak dapat diexpose dengan agamanya;
b. Institusi maksudnya pendidikan agama membutuhkan lembaga dan pranata yang mampu malayani pengembangan, pemahaman, pendalaman masalah – masalah agama.
3. Peranan Agama dalam pembangunan bangsa merupakan keharusan, mengingat : Esensi Agama sebagai pembentuk kekuatan moral dan private culture, dan esensi Agama sebagai keyakinan dan pandangan hidup yang memperkuat moral Bangsa.
IV. Penutup
Demkianlah makalah yang saya susun mengenai esensi pendidikan agama dalam pengembangan manusia, untuk kita pelajari apakah esensi pendidikan agama ( islam ) masa kini sudah sesuai dengan kriteria – kriteria esensi pendidikan agama yang sedikit saya uraikan di atas. Dan pada akhirnya masukan – masukan ataupun kritikan – kritikan yang konstruktif sangatlah penyusun nantikan guna membenahi makalah saya yang selanjunya.
DAFTAR PUSTAKA
Al Qur'an dan terjemahnya, Proyek Penggandaan Kitab Suci Al Qur'an, Departemen Agama Republik Indonesia.
Hasan, Muhammad Tholhah, Islam dan Masalah Sumber Daya Manusia. Jakarta : Lantabora Press, 2004, Cet. Ke- 3.
Muhmidayeli,et.all, Membangun Paradigma Pendidikan Islam. Pekanbaru : Program Pasca Sarjana UIN Suska Riau. 2007, Cet. Ke – 1
MODEL – MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM
I. PENDAHULUAN
Kurikulum dan pembelajaran merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Sebagai suatu rencana atau program, kurikulum tidak akan bermakna manakala tidak diimplementasikan dalam bentuk pembelajaran. Demikian juga sebaliknya, tanpa kurikulum yang jelas sebagai acuan, maka pembelajaran tidak akan berlangsung secara efektif. Sedangkan untuk mengembangkan kurikulum sendiri mempunyai bermacam – macam model.
II. RUMUSAN MASALAH
1. Ada Berapa Macam Model – Model Pengembangan Kurikulum itu Dibagi ?
2. Bagaimana Penjelasan Model – Model Kurikulum tersebut ?
III. PEMBAHASAN
A. Pengertihan Model
Menurut Good ( 1972 ) dan travers ( 1973 ). Model adalah abstraksi dunia nyata atau representasi perisiwa kompleks atau sistem dalam, dalam bentuk naratif, matematis grafis, serta lambang – lambang lainnya . Model bukanlah realitas, akan tetapi merupakan representasi realitas yang dikembangkan dari keadaan. Dengan demikian, model pada dasarnya berkaitan dengan rancangan yang dapat digunakan untuk menerjemahkan sesuatu ke dalam realitas, yang sifatnya lebih praktis .
B. Fungsi Model
Model mempunyai beberapa fungsi :
1. sebagai sarana mempermudah komunikasi;
2. sebagai penunjuk yang bersifat perspektif untuk mengambil keputusan;
3. sabagai petunjuk perencanaan untuk kegiatan pengelolaan.
C. Model – model Pengembangan Kurikulum
Dalam pengembangan kurikulum ada bebrapa model yang dapat digunakan. Setiap model memiliki kekhasan tertentu baik dilihat dari keluasan pengembangan kurikulumnya, maupun dari tahapan pengebangannya sesuai dengan pendekatannya.
1. Model Tyler
Pengembangan kurikulum yang ditemukan dalam buku klasik yang samapi sekarang banyak dijadikan rujukan dalam proses pengembangan kurikulum yang berjudul Basic Prinsiples of Curriculum and Instuktion.
Model pengembangan ini lebih bersifat bagaimana merancang suatu kurikulum, sesuai dengan tujuan dan misi suatu institusi pendidikan . Model ini tidak menguraikan pengembangan kurikulum dalam bentuk langkah – langkah konkrit atau tahapan – tahapan secara rinci, akan tetapi lebih memberikan dasar – dasar pengembangannya saja. Menurut Tyler ada 4 hal yang dianggap fundamental utuk mengembangkan kurikulum, yaitu :
a. Menentukan tujuan
Dalam penyusunan suatu kurikulum, tujuan merupakan langkah pertama dan utam yang harus dikerjakan. Sebab, tujuan merupakan arah atau sasaran pendidikan. Hendak dibawa ke mana anak didik ? kemampuan apa yang harus dimiliki anak didik setelah mengikuti pragram pendidikan?.
Lalu sebenarnya dari mana dan bagaimana kiya menentukan tujuan pendidikan ?
Tyler menjelaskan bahwa sumber perumusan tujuan dapat berasal dari siswa, studi kehidupan masa kini, disiplin ilu, filosofis, dan psikologi belajar.
Merumuskan tujuan kurikulum, sebenarnya sangat tergantung dari teori dan filsafat pendidikan serta model kurikulum apa yang dianut. Macam – macam tujuan kurikulum :
1 ) Tujuan kurikulum bersifat " disipline oriented "
Penguasaan berbagai konsep atau teori seperti yang tergambar dalam disiplin ilmu.
2 ) Tujuan kurikulum bersifat " child centered "
Kurikulum yang lebih berpusat kepada pengembangan pribadi siswa. Maka yang menjadi sumber utama adalah siswa, baik yang berhubungan dengan bakat, minat, serta kebutuhan membekali hidupnya.
3 ) Tujuan kurikulum bersifat " society centered "
Ini lebih memosisikan kurikulum sekolah sebagai alat untuk memperbaiki kehidupan masyarakat.
b. Menentukan Pengalaman Belajar
Pengalaman belajar adalah segala atifitas siswa dalam berinteraksi dengan lingkungan. Pengalaman belajar bukanlah isi atau materi pelajaran dan bukan pula aktivitas guru memberikan pelajaran. Pengalaman belajar lebih menunjuk kepada aktivitas siswa di dalam proses pmebelajaran. Untuk itulah yang harus dipertanyakan dalam pengalaman in adalah " apa yang akan atau telah dilakukan siswa, bukan apa yang akan atau telah diperbuat oleh guru ". untuk itulah guru sebagai pengemban kurikulum mestinya memahami apa minat siswa, serta bagaimana latar belakangnya.
Ada beberapa prinsip dalam menentukan pengalaman belajar siswa :
1) Pengalaman siswa harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai;
2) Setiap pengalaman belajar harus memuaskan siswa;
3) Setiap rancangan pengalaman siswa belajar sebaiknya melibatkan siswa;
4) Mungkin dalam satu pengalaman belajar dapat mencapai tujuan yang berbeda.
c. Mengorganisasi Pengalaman Belaja
Mengorganisasi belajar baik dalam bentuk unit mata pelajaran, maupun dalam bentuk program, pengorganisasian ini sangatlah penting.
Ada 2 jenis pengorganisasian pengalaman beajar :
1) pengorganisasian secara vertikal : yaitu menghubungkan pengalaman belajar dalam satu kajianyang sama dalam tingkat yang berbeda. Misal : pengorganisasian pengalaman belajar yang menghubungkan antara bidang geografi dikelas lima dan kelas enam.
2) Pengorganisasian secara horisntal : yaitu menghubungkan pengalaman belajar dalam bidang geografi dan sejarah dalam tingkat yang sama.
Menurut Tyler ada beberapa prinsip dalam mengorganisasi pengalaman belajar :
1) Kontinuitas bersifat vertikal dan horizontal
bersifat vertikal : bahwa pengalaman belajar yang diberikan harus memiliki kesinambungan yang diperlukan untuk mengembangkan pengalaman belajar selanjutnya.
Bersifat horizontal : bahwa pengalaman yang diberikan kepada siswa harus memiliki fungsi dan bermanfaat untuk memperoleh pengalaman belajar dalam bidang lin.
2) Prinsip urutan isi yaitu setiap pengalaman belajar siswa harus memerhatikan tingkat penrkembangan siswa .
d. Evaluasi
Proses evaluasi merupakan langkah yang sangat penting untuk mendapatkan informasi tentang ketercapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Ada 2 aspek yang perlu diperhatikan sehubungan dengan evaluasi :
1) Evaluasi harus menilai apakah telah terjadi perubahan tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah dirumuskan.
2) Evaluasi sebaiknya menggunakan lebih dari satu alat penilaian dalam suatu waktu tertentu.
Selanjutnya ada fungsi evaluasi :
1) Fungsi sumatif : evaluasi digunakan untuk memperoleh data tentang ketercapaian tujuan oleh peserta didik.
2) Fungsi formatif : untuk melihat efektifitas proses pembelajaran, apakah program yang disusun telah dianggap sempurna atau perlu perbaikan.
2. Model Taba
Berbeda dengan model yang dikembangkan Tyler, model Taba lebih menitikberatkan kepada bagaimana mengembangkan kurikulum sebagai suatu proses perbaikan dan penyempurnaan .
Pengembangan kurikulum biasanya dilakukan secara deduktif yang dimulai dari langkah penetuan prinsip – prinsip dan kebijakan dasar, merumuskna desain kurikulum, menyusun unit – unit kurikulum, dan mengimplementasikan kurikulum di dalam kelas.
Hilda Taba tidak sependapat dengan langkah tersebut. Alasannya, pengembangan kurikulum secara deduktif tidak dapat menciptakan pembaruan kurikulum. Oleh karena itu menurut Hilda Taba, kurikulum dikembangkan secara terbalik yaitu denagn pendekatan induktif. Ada 5 langkah penegmbangan kurikulum secara induktif :
1) Menghasilkan unit –unit percobaan ( pilot unit ) melalui langkah – langkah :
a. Mendiagnosis kebutuhan. Pada langkah ini, pengembangan kurikulum memulai dengan menetukan kebutuhan – kebutuhan siswa.
b. Memformulasikan tujuan. Setelah kebutuhan – kebutuhan siswa didiagnosis, selanjutnya para pengembang kurikulum merumuskan tujuan.
c. Memilih isi. Pemilihan isi kurikulum sesuai denagn tujuan. Pemilihan isi bukan hanya didasarkan pada tujuan saja, tetapi juga harus mempertimbangkan segi validitas dan kebermaknaannya untuk siswa.
d. Mengorganisasi isi. Melalui penyeleksi isi, selanjutnya kurikulum yang telah ditentuan itu disusun urutannya, sehingga tampak pada tingkat atau kelas berapa sebaiknya kurikulum itu diberikan.
e. Memilih pengalaman belajar. Menentukan pengalaman – pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa untuk mencapai tujuan kurikulum.
f. Mengorganisasi pengalaman belajar. Guru selanjutnya menentukan bagaimana mengemas pengalaman – pengalaman belajar yang telah ditentukan itu ke dalam paket – paket kegiatan.
g. Menentukan alat evaluasi serta prosedur yang harus dilakukan siswa. Pada tahap ini guru menyeleksi berbagai teknikyang dapat dilakukan untuk menilai prestasi siswa.
h. Menguji keseimbangan isi kurikulum. Pengujian ini perlu dilakukan untuk melihat kesesuaian antara isi, pengalaman belajar, dan tipe – tipe belajar siswa.
2) Menguji unit eksperimen untuk memperoleh data dalam rangka menemukan validitas dan kelayakan penggunanya;
3) Merevisi dan mengonsolidasikan unit –unit eksperimen berdasarkan data yang diperoleh dalam uji coba;
4) Mengembangkan keseluruhan kerangka kurikulum;
5) Implementasi dan diseminasi kurikulum yang telah teruji. Pada tahap akhir ini perlu dipersiapkan guru – guru melalui penataran- penataran, lokakarya, dan lain sebagainya serta mempersiapkan fasilitas dan alat – alat sesuai dengan tuntutan kurikulum.
3. Model Oliva
Menurut Oliva suatu model kurikulum harus bersifat simpel, komprehensif dan sistematik .
Dalam mengembangkan kurikulum ada 12 komponen yang satu sama lain saling berkaitan :
1) Perumusan filosofis, sasaran, misi, serta visi lembaga pendidikan, yang kesemuanya bersumber dari analisis kebutuhan siswa dan kebutuhan masyarakat;
2) Kebutuhan masyarakat di mana sekolah itu berada, kebutuhan siswa dari urgensi dari disiplin ilmu yang harus diberikan oleh sekolah;
3) Tujuan umum yang didasarkan pada komponen 1 dan 2;
4) Tujuan khusus yang didasarkan pada komponen 1 dan 2;
5) Bagaimana mengorganisasi rancangan dan mengimplementasikan kurikulum;
6) Menjabarkan kurikulum dalam bentuk tujuan umum;
7) Menjabrkan kurikulum dalam bentuk tujun khusus;
8) Menetapkan strategi pembelajaran yang dimungkinkan dapat mencapai tujuan;
9) Teknik penilaian;
10) Pengembangan kurikulum;
11) Evaluasi pembelajaran;
12) Evaluasi kurikulum.
4. Model Beauchamp
Model ini dinamakan sistem Beauchamp, karena memang diciptakan dan dikembangkan oleh Beauchamp seorang ahli kurikulum.
Beauchamp mengemukakan ada lima langkah dalam proses pengembangan kurikulum :
1) Menetapkan wilayah atau arena yang akan melakukan perubahan suatu kurikulum. Wilayah itu bisa terjadi pada hanya satu sekolah, satu kecamatan, atau mungkin tingkat propinsi, dan tingkat nasional.
2) Menetapkan orang-orang yang akan terlibat dalam proses pengembangan kurikulum. Beauchamp, menyarankan untuk melibatkan seluas-luasnya para tokoh di masyarakat. Orang-orang yang harus dilibatkan itu terdiri dari para ahli / spesialis kurikulum, para ahli pendidikan termasuk di dalamnya para guru yang dianggap berpengalaman, para profesional lain dalam bidang pendidikan ( seperti pustakawan, laporan, konsultan pendidikan dan lain sebagainya ), dan para profesional dalam bidang lain beserta para tokoh masyarakat ( para politikus, industriawan, pengusaha, dan lain sebagainya ).
3) Menetapkan prosedur yang akan ditempuh, yaitu dalam hal merumuskan tujuan umum dan tujuan khusus, memilh isi dan pengalaman belajar serta menetapkan evaluasi.
Keseluruhan prosedur itu selanjutnya dapat dibagi dalam lima langkah :
a) Membentuk tim pengembang kurikulum
b) Melakukan penelitian terhadap kurikulum yang sedang berjalan
c) Melakukan studi atau penjajakan tentang penentuan kurikulum baru
d) Merumuskan kriteria dan alternatif pengembangan kurikulum
e) Menyusun dan menulis kurikulum yang dikehendaki.
4) Implementasi kurikulum. Pada tahap ini perlu dipersiapkan secara matang berbagai hal yang dapat berpengaruh baik langsung maupun tidak langsung terhadap efektifitas penggunaan kurikulum, seperti pemahaman guru tentang kurikulum itu sarana atau fasilitas yang tersedia, manajemen sekolah , dan lain sebagainya.
5). Melaksanakan evaluasi kurikulum yang menyangkut :
a) Evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum oleh guru-guru disekolah
b) Evaluasi terhadap desain kurikulum
c) Evaluasi keberhasilan anak didik
d) Evaluasi sistem kurikulum
5. Model Wheeler
Menurut Wheeler, pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang membentuk lingkaran. Proses pengembangan kurikulum terjadi secara terus-menerus . Wheeler berpendapat proses pengembangan kurikulum terdiri dari lima fase ( tahap ). Setiap tahap merupakan pekerjaan yang berlangsung secara sistematis atau berurut. Artinya kita tidak mungkin dapat menyelesaikan tahapan kedua, manakala tahapan pertama belum terselesaikan. Namun demikian, manakala setiap tahap sudah selesai dikerjakan, kita akan kembali pada tahap awal. Demikian proses pengembangan sebuah kurikulum berlangsung tanpa ujung.
Wheeler berpendapat, pengembangan kurikulum terdiri atas lima tahap, yakni :
1) Menentukan tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum bisa merupakan tujuan yang bersifat normatif yang menagandung tujuan filosofis (aim) atau tujuan pembelajaran umum yang bersifat praktis ( goals ). Sedangkan tujuan khusus adalah tujuan yang bersifat spesifik dan observable (objective) yakni tujuan yang mudah diukur ketercapainnya;
2) Menentukan pengalaman belajar yang mungkin dapat dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan yang dirumuskan dalam langkah pertama;
3) Menentukan isi atau materi pembelajaran sesuai dengan pengalaman belajar;
4) Mengorganisasi atau menyatukan pengalaman belajar;
5) Melakukan evaluasi setiap fase pengembangan dan pencapain tujuan.
Dari langkah-langkah pengembangan kurikulum yang dikemukakan Wheeler, maka tampak bahwa pengembanga kurikulum membentuk sebuah siklus (lingkaran). Pada hakekatnya setiap tahapan pada siklus membentuk sebuah sistem yang terdiri dari komponen-komponen pengembangan yang saling bergantung satu sama lainnya.
6. Model Nicholls
Model pengembangan kurikulum Nichools menggunakan pendekatan siklus seperti model Wheeler. Model Nichools digunakan apabila ingin meyusun kurikulum baru yang diakibatkan oleh terjadinya perubahan situasi .
Ada lima langkah pengembanga kurikulum menurut Nichools, yaitu :
1) Analisis situasi;
2) Menentukan tujuan khusus;
3) Menentukan dan mengorganisasi isi pelajaran;
4) Menentukan dan mengorganisasi metode;
5) Evaluasi.
7. Model Dynamic Skilbeck
Menurut Skilbeck, model pengembangan kurikulum yang ia namakan model Dynamic, adalah model pengembangan kurikulum pada level sekolah (school Nased Cuurriculum Development) .
Skilbeck menjelaskan model ini diperuntukkan untuk setiap guru yang ingin mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan sekolah. Agar proses pengembangan berjalan dengan baik, maka setiap pengembangan termasuk guru perlu memahami lima elemen pokok yang dimulai dari menganalisis sesuatu sampai pada melakukan penilaian. Skilbeck menganjurkan model pengembangan kurikulumyang ia susun dapat dijadikan alternaf dalam pengembangan kurikulum tingkat sekolah.
Menurut Skilbeck langkah-langkah pengembangan kurikulum adalah :
1) Menganalisis situasi;
2) Memformulasikan tujuan;
3) Menyusun program;
4) Interpretasi dan implementasi;
5) Monitoring, feedback, penilaian, rekonstruksi.
IV. KESIMPULAN
Model – model pengembangan kurikulum ada 7 macam :
1. Model Tyler
2. Model Taba
3. Model Oliva
4. Model Beauchamp
5. Model Wheeler
6. Model Nicholls
7. Model Dynamic Skilbeck
V. PENUTUP
Demikianlah makalah yang kami susun mengenai Model – Model Pengembangan Kurikulum, untuk itu kita pelajari apakah kurikulum yang di terapkan di madrasah – madrasah atau sekolah – sekolah yang ada di sekitar kita sudah sesuai dengan model – model pengembangan kurikulum tersebut atau belum. Dan pada akhirnya masukan – masukan ataupun kritikan – kritikan yang konstruktif sangatlah kami nantikan guna membenahi makalah kami yang akan datang.
Kurikulum dan pembelajaran merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Sebagai suatu rencana atau program, kurikulum tidak akan bermakna manakala tidak diimplementasikan dalam bentuk pembelajaran. Demikian juga sebaliknya, tanpa kurikulum yang jelas sebagai acuan, maka pembelajaran tidak akan berlangsung secara efektif. Sedangkan untuk mengembangkan kurikulum sendiri mempunyai bermacam – macam model.
II. RUMUSAN MASALAH
1. Ada Berapa Macam Model – Model Pengembangan Kurikulum itu Dibagi ?
2. Bagaimana Penjelasan Model – Model Kurikulum tersebut ?
III. PEMBAHASAN
A. Pengertihan Model
Menurut Good ( 1972 ) dan travers ( 1973 ). Model adalah abstraksi dunia nyata atau representasi perisiwa kompleks atau sistem dalam, dalam bentuk naratif, matematis grafis, serta lambang – lambang lainnya . Model bukanlah realitas, akan tetapi merupakan representasi realitas yang dikembangkan dari keadaan. Dengan demikian, model pada dasarnya berkaitan dengan rancangan yang dapat digunakan untuk menerjemahkan sesuatu ke dalam realitas, yang sifatnya lebih praktis .
B. Fungsi Model
Model mempunyai beberapa fungsi :
1. sebagai sarana mempermudah komunikasi;
2. sebagai penunjuk yang bersifat perspektif untuk mengambil keputusan;
3. sabagai petunjuk perencanaan untuk kegiatan pengelolaan.
C. Model – model Pengembangan Kurikulum
Dalam pengembangan kurikulum ada bebrapa model yang dapat digunakan. Setiap model memiliki kekhasan tertentu baik dilihat dari keluasan pengembangan kurikulumnya, maupun dari tahapan pengebangannya sesuai dengan pendekatannya.
1. Model Tyler
Pengembangan kurikulum yang ditemukan dalam buku klasik yang samapi sekarang banyak dijadikan rujukan dalam proses pengembangan kurikulum yang berjudul Basic Prinsiples of Curriculum and Instuktion.
Model pengembangan ini lebih bersifat bagaimana merancang suatu kurikulum, sesuai dengan tujuan dan misi suatu institusi pendidikan . Model ini tidak menguraikan pengembangan kurikulum dalam bentuk langkah – langkah konkrit atau tahapan – tahapan secara rinci, akan tetapi lebih memberikan dasar – dasar pengembangannya saja. Menurut Tyler ada 4 hal yang dianggap fundamental utuk mengembangkan kurikulum, yaitu :
a. Menentukan tujuan
Dalam penyusunan suatu kurikulum, tujuan merupakan langkah pertama dan utam yang harus dikerjakan. Sebab, tujuan merupakan arah atau sasaran pendidikan. Hendak dibawa ke mana anak didik ? kemampuan apa yang harus dimiliki anak didik setelah mengikuti pragram pendidikan?.
Lalu sebenarnya dari mana dan bagaimana kiya menentukan tujuan pendidikan ?
Tyler menjelaskan bahwa sumber perumusan tujuan dapat berasal dari siswa, studi kehidupan masa kini, disiplin ilu, filosofis, dan psikologi belajar.
Merumuskan tujuan kurikulum, sebenarnya sangat tergantung dari teori dan filsafat pendidikan serta model kurikulum apa yang dianut. Macam – macam tujuan kurikulum :
1 ) Tujuan kurikulum bersifat " disipline oriented "
Penguasaan berbagai konsep atau teori seperti yang tergambar dalam disiplin ilmu.
2 ) Tujuan kurikulum bersifat " child centered "
Kurikulum yang lebih berpusat kepada pengembangan pribadi siswa. Maka yang menjadi sumber utama adalah siswa, baik yang berhubungan dengan bakat, minat, serta kebutuhan membekali hidupnya.
3 ) Tujuan kurikulum bersifat " society centered "
Ini lebih memosisikan kurikulum sekolah sebagai alat untuk memperbaiki kehidupan masyarakat.
b. Menentukan Pengalaman Belajar
Pengalaman belajar adalah segala atifitas siswa dalam berinteraksi dengan lingkungan. Pengalaman belajar bukanlah isi atau materi pelajaran dan bukan pula aktivitas guru memberikan pelajaran. Pengalaman belajar lebih menunjuk kepada aktivitas siswa di dalam proses pmebelajaran. Untuk itulah yang harus dipertanyakan dalam pengalaman in adalah " apa yang akan atau telah dilakukan siswa, bukan apa yang akan atau telah diperbuat oleh guru ". untuk itulah guru sebagai pengemban kurikulum mestinya memahami apa minat siswa, serta bagaimana latar belakangnya.
Ada beberapa prinsip dalam menentukan pengalaman belajar siswa :
1) Pengalaman siswa harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai;
2) Setiap pengalaman belajar harus memuaskan siswa;
3) Setiap rancangan pengalaman siswa belajar sebaiknya melibatkan siswa;
4) Mungkin dalam satu pengalaman belajar dapat mencapai tujuan yang berbeda.
c. Mengorganisasi Pengalaman Belaja
Mengorganisasi belajar baik dalam bentuk unit mata pelajaran, maupun dalam bentuk program, pengorganisasian ini sangatlah penting.
Ada 2 jenis pengorganisasian pengalaman beajar :
1) pengorganisasian secara vertikal : yaitu menghubungkan pengalaman belajar dalam satu kajianyang sama dalam tingkat yang berbeda. Misal : pengorganisasian pengalaman belajar yang menghubungkan antara bidang geografi dikelas lima dan kelas enam.
2) Pengorganisasian secara horisntal : yaitu menghubungkan pengalaman belajar dalam bidang geografi dan sejarah dalam tingkat yang sama.
Menurut Tyler ada beberapa prinsip dalam mengorganisasi pengalaman belajar :
1) Kontinuitas bersifat vertikal dan horizontal
bersifat vertikal : bahwa pengalaman belajar yang diberikan harus memiliki kesinambungan yang diperlukan untuk mengembangkan pengalaman belajar selanjutnya.
Bersifat horizontal : bahwa pengalaman yang diberikan kepada siswa harus memiliki fungsi dan bermanfaat untuk memperoleh pengalaman belajar dalam bidang lin.
2) Prinsip urutan isi yaitu setiap pengalaman belajar siswa harus memerhatikan tingkat penrkembangan siswa .
d. Evaluasi
Proses evaluasi merupakan langkah yang sangat penting untuk mendapatkan informasi tentang ketercapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Ada 2 aspek yang perlu diperhatikan sehubungan dengan evaluasi :
1) Evaluasi harus menilai apakah telah terjadi perubahan tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah dirumuskan.
2) Evaluasi sebaiknya menggunakan lebih dari satu alat penilaian dalam suatu waktu tertentu.
Selanjutnya ada fungsi evaluasi :
1) Fungsi sumatif : evaluasi digunakan untuk memperoleh data tentang ketercapaian tujuan oleh peserta didik.
2) Fungsi formatif : untuk melihat efektifitas proses pembelajaran, apakah program yang disusun telah dianggap sempurna atau perlu perbaikan.
2. Model Taba
Berbeda dengan model yang dikembangkan Tyler, model Taba lebih menitikberatkan kepada bagaimana mengembangkan kurikulum sebagai suatu proses perbaikan dan penyempurnaan .
Pengembangan kurikulum biasanya dilakukan secara deduktif yang dimulai dari langkah penetuan prinsip – prinsip dan kebijakan dasar, merumuskna desain kurikulum, menyusun unit – unit kurikulum, dan mengimplementasikan kurikulum di dalam kelas.
Hilda Taba tidak sependapat dengan langkah tersebut. Alasannya, pengembangan kurikulum secara deduktif tidak dapat menciptakan pembaruan kurikulum. Oleh karena itu menurut Hilda Taba, kurikulum dikembangkan secara terbalik yaitu denagn pendekatan induktif. Ada 5 langkah penegmbangan kurikulum secara induktif :
1) Menghasilkan unit –unit percobaan ( pilot unit ) melalui langkah – langkah :
a. Mendiagnosis kebutuhan. Pada langkah ini, pengembangan kurikulum memulai dengan menetukan kebutuhan – kebutuhan siswa.
b. Memformulasikan tujuan. Setelah kebutuhan – kebutuhan siswa didiagnosis, selanjutnya para pengembang kurikulum merumuskan tujuan.
c. Memilih isi. Pemilihan isi kurikulum sesuai denagn tujuan. Pemilihan isi bukan hanya didasarkan pada tujuan saja, tetapi juga harus mempertimbangkan segi validitas dan kebermaknaannya untuk siswa.
d. Mengorganisasi isi. Melalui penyeleksi isi, selanjutnya kurikulum yang telah ditentuan itu disusun urutannya, sehingga tampak pada tingkat atau kelas berapa sebaiknya kurikulum itu diberikan.
e. Memilih pengalaman belajar. Menentukan pengalaman – pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa untuk mencapai tujuan kurikulum.
f. Mengorganisasi pengalaman belajar. Guru selanjutnya menentukan bagaimana mengemas pengalaman – pengalaman belajar yang telah ditentukan itu ke dalam paket – paket kegiatan.
g. Menentukan alat evaluasi serta prosedur yang harus dilakukan siswa. Pada tahap ini guru menyeleksi berbagai teknikyang dapat dilakukan untuk menilai prestasi siswa.
h. Menguji keseimbangan isi kurikulum. Pengujian ini perlu dilakukan untuk melihat kesesuaian antara isi, pengalaman belajar, dan tipe – tipe belajar siswa.
2) Menguji unit eksperimen untuk memperoleh data dalam rangka menemukan validitas dan kelayakan penggunanya;
3) Merevisi dan mengonsolidasikan unit –unit eksperimen berdasarkan data yang diperoleh dalam uji coba;
4) Mengembangkan keseluruhan kerangka kurikulum;
5) Implementasi dan diseminasi kurikulum yang telah teruji. Pada tahap akhir ini perlu dipersiapkan guru – guru melalui penataran- penataran, lokakarya, dan lain sebagainya serta mempersiapkan fasilitas dan alat – alat sesuai dengan tuntutan kurikulum.
3. Model Oliva
Menurut Oliva suatu model kurikulum harus bersifat simpel, komprehensif dan sistematik .
Dalam mengembangkan kurikulum ada 12 komponen yang satu sama lain saling berkaitan :
1) Perumusan filosofis, sasaran, misi, serta visi lembaga pendidikan, yang kesemuanya bersumber dari analisis kebutuhan siswa dan kebutuhan masyarakat;
2) Kebutuhan masyarakat di mana sekolah itu berada, kebutuhan siswa dari urgensi dari disiplin ilmu yang harus diberikan oleh sekolah;
3) Tujuan umum yang didasarkan pada komponen 1 dan 2;
4) Tujuan khusus yang didasarkan pada komponen 1 dan 2;
5) Bagaimana mengorganisasi rancangan dan mengimplementasikan kurikulum;
6) Menjabarkan kurikulum dalam bentuk tujuan umum;
7) Menjabrkan kurikulum dalam bentuk tujun khusus;
8) Menetapkan strategi pembelajaran yang dimungkinkan dapat mencapai tujuan;
9) Teknik penilaian;
10) Pengembangan kurikulum;
11) Evaluasi pembelajaran;
12) Evaluasi kurikulum.
4. Model Beauchamp
Model ini dinamakan sistem Beauchamp, karena memang diciptakan dan dikembangkan oleh Beauchamp seorang ahli kurikulum.
Beauchamp mengemukakan ada lima langkah dalam proses pengembangan kurikulum :
1) Menetapkan wilayah atau arena yang akan melakukan perubahan suatu kurikulum. Wilayah itu bisa terjadi pada hanya satu sekolah, satu kecamatan, atau mungkin tingkat propinsi, dan tingkat nasional.
2) Menetapkan orang-orang yang akan terlibat dalam proses pengembangan kurikulum. Beauchamp, menyarankan untuk melibatkan seluas-luasnya para tokoh di masyarakat. Orang-orang yang harus dilibatkan itu terdiri dari para ahli / spesialis kurikulum, para ahli pendidikan termasuk di dalamnya para guru yang dianggap berpengalaman, para profesional lain dalam bidang pendidikan ( seperti pustakawan, laporan, konsultan pendidikan dan lain sebagainya ), dan para profesional dalam bidang lain beserta para tokoh masyarakat ( para politikus, industriawan, pengusaha, dan lain sebagainya ).
3) Menetapkan prosedur yang akan ditempuh, yaitu dalam hal merumuskan tujuan umum dan tujuan khusus, memilh isi dan pengalaman belajar serta menetapkan evaluasi.
Keseluruhan prosedur itu selanjutnya dapat dibagi dalam lima langkah :
a) Membentuk tim pengembang kurikulum
b) Melakukan penelitian terhadap kurikulum yang sedang berjalan
c) Melakukan studi atau penjajakan tentang penentuan kurikulum baru
d) Merumuskan kriteria dan alternatif pengembangan kurikulum
e) Menyusun dan menulis kurikulum yang dikehendaki.
4) Implementasi kurikulum. Pada tahap ini perlu dipersiapkan secara matang berbagai hal yang dapat berpengaruh baik langsung maupun tidak langsung terhadap efektifitas penggunaan kurikulum, seperti pemahaman guru tentang kurikulum itu sarana atau fasilitas yang tersedia, manajemen sekolah , dan lain sebagainya.
5). Melaksanakan evaluasi kurikulum yang menyangkut :
a) Evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum oleh guru-guru disekolah
b) Evaluasi terhadap desain kurikulum
c) Evaluasi keberhasilan anak didik
d) Evaluasi sistem kurikulum
5. Model Wheeler
Menurut Wheeler, pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang membentuk lingkaran. Proses pengembangan kurikulum terjadi secara terus-menerus . Wheeler berpendapat proses pengembangan kurikulum terdiri dari lima fase ( tahap ). Setiap tahap merupakan pekerjaan yang berlangsung secara sistematis atau berurut. Artinya kita tidak mungkin dapat menyelesaikan tahapan kedua, manakala tahapan pertama belum terselesaikan. Namun demikian, manakala setiap tahap sudah selesai dikerjakan, kita akan kembali pada tahap awal. Demikian proses pengembangan sebuah kurikulum berlangsung tanpa ujung.
Wheeler berpendapat, pengembangan kurikulum terdiri atas lima tahap, yakni :
1) Menentukan tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum bisa merupakan tujuan yang bersifat normatif yang menagandung tujuan filosofis (aim) atau tujuan pembelajaran umum yang bersifat praktis ( goals ). Sedangkan tujuan khusus adalah tujuan yang bersifat spesifik dan observable (objective) yakni tujuan yang mudah diukur ketercapainnya;
2) Menentukan pengalaman belajar yang mungkin dapat dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan yang dirumuskan dalam langkah pertama;
3) Menentukan isi atau materi pembelajaran sesuai dengan pengalaman belajar;
4) Mengorganisasi atau menyatukan pengalaman belajar;
5) Melakukan evaluasi setiap fase pengembangan dan pencapain tujuan.
Dari langkah-langkah pengembangan kurikulum yang dikemukakan Wheeler, maka tampak bahwa pengembanga kurikulum membentuk sebuah siklus (lingkaran). Pada hakekatnya setiap tahapan pada siklus membentuk sebuah sistem yang terdiri dari komponen-komponen pengembangan yang saling bergantung satu sama lainnya.
6. Model Nicholls
Model pengembangan kurikulum Nichools menggunakan pendekatan siklus seperti model Wheeler. Model Nichools digunakan apabila ingin meyusun kurikulum baru yang diakibatkan oleh terjadinya perubahan situasi .
Ada lima langkah pengembanga kurikulum menurut Nichools, yaitu :
1) Analisis situasi;
2) Menentukan tujuan khusus;
3) Menentukan dan mengorganisasi isi pelajaran;
4) Menentukan dan mengorganisasi metode;
5) Evaluasi.
7. Model Dynamic Skilbeck
Menurut Skilbeck, model pengembangan kurikulum yang ia namakan model Dynamic, adalah model pengembangan kurikulum pada level sekolah (school Nased Cuurriculum Development) .
Skilbeck menjelaskan model ini diperuntukkan untuk setiap guru yang ingin mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan sekolah. Agar proses pengembangan berjalan dengan baik, maka setiap pengembangan termasuk guru perlu memahami lima elemen pokok yang dimulai dari menganalisis sesuatu sampai pada melakukan penilaian. Skilbeck menganjurkan model pengembangan kurikulumyang ia susun dapat dijadikan alternaf dalam pengembangan kurikulum tingkat sekolah.
Menurut Skilbeck langkah-langkah pengembangan kurikulum adalah :
1) Menganalisis situasi;
2) Memformulasikan tujuan;
3) Menyusun program;
4) Interpretasi dan implementasi;
5) Monitoring, feedback, penilaian, rekonstruksi.
IV. KESIMPULAN
Model – model pengembangan kurikulum ada 7 macam :
1. Model Tyler
2. Model Taba
3. Model Oliva
4. Model Beauchamp
5. Model Wheeler
6. Model Nicholls
7. Model Dynamic Skilbeck
V. PENUTUP
Demikianlah makalah yang kami susun mengenai Model – Model Pengembangan Kurikulum, untuk itu kita pelajari apakah kurikulum yang di terapkan di madrasah – madrasah atau sekolah – sekolah yang ada di sekitar kita sudah sesuai dengan model – model pengembangan kurikulum tersebut atau belum. Dan pada akhirnya masukan – masukan ataupun kritikan – kritikan yang konstruktif sangatlah kami nantikan guna membenahi makalah kami yang akan datang.
Langganan:
Postingan (Atom)